Jakarta (ANTARA) - Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) menyebar formulir kesehatan masyarakat guna mendeteksi penularan virus corona (COVID-19) di pedesaan.
"Kita ingin melihat misalkan mendata tentang dampak sosial tentang kesehatan masyarakat di desa itu," kata Kepala Balilatfo Kemendes PDTT Eko Sri Haryanto saat konferensi pers di Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, Minggu.
Eko mengatakan formulir tentang kesehatan masyarakat itu disebarkan relawan desa kepada warga desa berkaitan dengan gejala penyebaran COVID-19.
Eko menjelaskan formulir itu berbentuk pertanyaan seperti apakah mengidap batuk, pilek, demam, kepala pusing hingga sakit tenggorokan.
Kemudian terdapat beberapa pertanyaan lainnya mengenai penilaian risiko pribadi terhadap COVID-19.
"Jadi ada 21 pertanyaan yang nanti bisa mewakili ketika kita mendeteksi di dalam tes kesehatan masyarakat," ujar Eko.
Eko mengungkapkan terdapat beberapa golongan potensi tertular COVID-19, yakni terjangkit di luar dan di dalam rumah.
Selain itu, pertanyaan berbentuk jawab "ya atau tidak" diarahkan apakah masyarakat perdesaan telah menyiapkan daya tahan tubuh atau imunisasi.
Kemudian, pertanyaan pernah ke luar rumah atau tidak, menggunakan transportasi atau tidak, menyediakan "hand sanitizer" atau tempat cuci tangan di depan rumah hingga menyiapkan tisu basah.
Pertanyaan itu menurut Eko mempermudah bagi relawan desa tanggap darurat COVID-19 menilai kondisi kesehatan masyarakat desa.
"Kita ingin melihat misalkan mendata tentang dampak sosial tentang kesehatan masyarakat di desa itu," kata Kepala Balilatfo Kemendes PDTT Eko Sri Haryanto saat konferensi pers di Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, Minggu.
Eko mengatakan formulir tentang kesehatan masyarakat itu disebarkan relawan desa kepada warga desa berkaitan dengan gejala penyebaran COVID-19.
Eko menjelaskan formulir itu berbentuk pertanyaan seperti apakah mengidap batuk, pilek, demam, kepala pusing hingga sakit tenggorokan.
Kemudian terdapat beberapa pertanyaan lainnya mengenai penilaian risiko pribadi terhadap COVID-19.
"Jadi ada 21 pertanyaan yang nanti bisa mewakili ketika kita mendeteksi di dalam tes kesehatan masyarakat," ujar Eko.
Eko mengungkapkan terdapat beberapa golongan potensi tertular COVID-19, yakni terjangkit di luar dan di dalam rumah.
Selain itu, pertanyaan berbentuk jawab "ya atau tidak" diarahkan apakah masyarakat perdesaan telah menyiapkan daya tahan tubuh atau imunisasi.
Kemudian, pertanyaan pernah ke luar rumah atau tidak, menggunakan transportasi atau tidak, menyediakan "hand sanitizer" atau tempat cuci tangan di depan rumah hingga menyiapkan tisu basah.
Pertanyaan itu menurut Eko mempermudah bagi relawan desa tanggap darurat COVID-19 menilai kondisi kesehatan masyarakat desa.