Wamena (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Tolikara, Provinsi Papua, merampungkan pembangunan tiga ruang isolasi pasien COVID-19.
Bupati Tolikara Usman G Wanimbo di Tolikara pada Senin, mengatakan ruangan sengaja disiapkan lebih awal untuk mengantisipasi adanya pasien yang perlu diisolasi.
"Langka sosialisasi dan pencegahan terus kami lakukan dan sementara merampungkan tempat untuk isolasi pasien COVID-19. Lokasinya di RSUD Karubaga dan sekarang sudah siap pakai," katanya melalui rilis Diskominfo Tolikara yang diterima, Senin.
Ketua Tim Penanggulangan COVID-19 Kabupaten Tolikara ini mengatakan pemkab berupaya memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat agar tidak muncul ungkapan tiba masa, tiba akal di kemudian hari.
"Untuk itu sebelum dibutuhkan kami sudah siapkan," katanya.
Semenjak mewabahnya virus corona ke wilayah Papua, pemerintah setempat dan pihak terkait di Tolikara intensif melakukan sosialisasi sebagai upaya memutus mata rantai penularan virus itu.
Direktur RSUD Karubaga dokter Delwien Ester Jacop mengatakan tiga ruang isolasi ini dilengkapi tempat tidur, alat monitor rekam jantung, alat pengisap darah dan tabung oksigen.
"Ini sesuai dengan tipe Rumah Sakit yaitu tipe D Pratama. Kami melakukan persiapan ini guna mengantisipasi kalau ada pasien dicurigai terinfeksi virus corona yang datang,kami siap memberikan pelayanan secara maksimal," katanya.
Delwien mengatakan telah disiapkan 20 orang tenaga kesehatan yang siap menangani pasien COVID-19.
"Mereka terdiri dari dokter,perawat dan bidang. Dilengkapi alat pelindung diri (APD) seperti bayu cober hows,helm,kaca mata, masker, sepatu, sarung tagan sebanyak 25 set dan sebagian masih dalam pengiriman," katanya.
Ia menyampaikan terimakasih kepada Bupati Usman yang memberikan dukungan penyediaan fasilitas dan alat-alat kesehatan.
"Pemkab memberikan perhatian besar sehingga kami memiliki fasilitas awal yang cukup memadai," katanya.
Ia menambahkan bahwa pihaknya juga memiliki 200 buah alat pemeriksa cepat atau RDT untuk mengenali pasien corona.
"Dengan alat ini kita bisa menganalisi apakah positif atau negatif sehingga penanganan bisa dilakukan lebih cepat," katanya.
Ia mengimbau masyarakat agar melapor kepada petugas medis jika menemukan adanya keluarga yang memiliki gejala atau dicurigai terjangkit corona. "Sehingga orang itu bisa ditangani lebih cepat," katanya.
Bupati Tolikara Usman G Wanimbo di Tolikara pada Senin, mengatakan ruangan sengaja disiapkan lebih awal untuk mengantisipasi adanya pasien yang perlu diisolasi.
"Langka sosialisasi dan pencegahan terus kami lakukan dan sementara merampungkan tempat untuk isolasi pasien COVID-19. Lokasinya di RSUD Karubaga dan sekarang sudah siap pakai," katanya melalui rilis Diskominfo Tolikara yang diterima, Senin.
Ketua Tim Penanggulangan COVID-19 Kabupaten Tolikara ini mengatakan pemkab berupaya memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat agar tidak muncul ungkapan tiba masa, tiba akal di kemudian hari.
"Untuk itu sebelum dibutuhkan kami sudah siapkan," katanya.
Semenjak mewabahnya virus corona ke wilayah Papua, pemerintah setempat dan pihak terkait di Tolikara intensif melakukan sosialisasi sebagai upaya memutus mata rantai penularan virus itu.
Direktur RSUD Karubaga dokter Delwien Ester Jacop mengatakan tiga ruang isolasi ini dilengkapi tempat tidur, alat monitor rekam jantung, alat pengisap darah dan tabung oksigen.
"Ini sesuai dengan tipe Rumah Sakit yaitu tipe D Pratama. Kami melakukan persiapan ini guna mengantisipasi kalau ada pasien dicurigai terinfeksi virus corona yang datang,kami siap memberikan pelayanan secara maksimal," katanya.
Delwien mengatakan telah disiapkan 20 orang tenaga kesehatan yang siap menangani pasien COVID-19.
"Mereka terdiri dari dokter,perawat dan bidang. Dilengkapi alat pelindung diri (APD) seperti bayu cober hows,helm,kaca mata, masker, sepatu, sarung tagan sebanyak 25 set dan sebagian masih dalam pengiriman," katanya.
Ia menyampaikan terimakasih kepada Bupati Usman yang memberikan dukungan penyediaan fasilitas dan alat-alat kesehatan.
"Pemkab memberikan perhatian besar sehingga kami memiliki fasilitas awal yang cukup memadai," katanya.
Ia menambahkan bahwa pihaknya juga memiliki 200 buah alat pemeriksa cepat atau RDT untuk mengenali pasien corona.
"Dengan alat ini kita bisa menganalisi apakah positif atau negatif sehingga penanganan bisa dilakukan lebih cepat," katanya.
Ia mengimbau masyarakat agar melapor kepada petugas medis jika menemukan adanya keluarga yang memiliki gejala atau dicurigai terjangkit corona. "Sehingga orang itu bisa ditangani lebih cepat," katanya.