Jakarta (ANTARA) - Nurdiansyah, seorang perawat di Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Prof. Dr. Sulianti Saroso Jakarta, menuturkan pengalamannya menangani pasien infeksi COVID-19.
Saat menyampaikan kisahnya dalam jumpa pers di Graha BNPB Jakarta, Minggu, yang disiarkan daring ia mengungkapkan bahwa sekarang para perawat harus menangani lebih banyak pasien COVID-19 karena semakin banyak orang terinfeksi virus corona yang menjalani perawatan di rumah sakit.
Ia mengatakan, sebelumnya ada dua sampai tiga perawat yang bertugas di satu ruang perawatan pasien positif COVID-19 tapi sekarang satu perawat harus menangani dua sampai tiga pasien.
"Ketika kita sampai ruangan pasien, waktu yang dibutuhkan menangani pasien tergantung tindakan. Satu pasien bahkan bisa satu jam. Misalnya ada pemeriksaan jantung atau pemeriksaan elektrokardiogram (EKG), ini perawatan yang kita beri ke pasien paling cepat 30 menit," kata Nurdiansyah.
Ia menceritakan, perawat di RSPI Sulianti Saroso yang saat ini sepenuhnya bertugas menangani pasien COVID-19 tidak hanya melakukan pemeriksaan fisik rutin, tapi juga menemani dan memotivasi pasien.
"Teman saya pernah ada yang sampai empat jam. Karena masih banyak pasien yang takut, tidak berani kita (perawat) keluar ruangan perawatan. Jadi kita bertugas betul-betul memotivasi pasien, mentalitas kita kuatkan agar imunitasnya kuat," kata Nurdiansyah.
Sebagai petugas yang setiap hari rutin berhubungan langsung dengan pasien, para perawat membutuhkan dukungan alat pelindung diri untuk tenaga medis guna menghindari penularan COVID-19.
Menurut Nurdiansyah, saat ini sudah banyak perawat yang tertular virus corona.
"Saat ini teman-teman kami sudah banyak yang terinfeksi. Sudah banyak yang positif dan mulai dirawat. Jadi ini memang bulan yang sangat sedih. Mungkin tertular karena ketidakjujuran (pasien), mungkin tertular saat beraktivitas di luar. Jadi memang angka-angka yang bertambah semakin banyak dan ini menjadi bulan yang penuh duka," katanya.
Nurdiansyah berharap seluruh lapisan masyarakat membantu meringankan beban petugas kesehatan dengan ikut aktif mencegah penularan COVID-19 serta menaati anjuran serta aturan pemerintah.
"Tolong lakukan pencegahan. Satu-satunya solusi COVID-19 adalah pencegahan. Jadilah garda terdepan, karena garda terdepan adalah masyarakat yang artinya kita semua," katanya.
Saat menyampaikan kisahnya dalam jumpa pers di Graha BNPB Jakarta, Minggu, yang disiarkan daring ia mengungkapkan bahwa sekarang para perawat harus menangani lebih banyak pasien COVID-19 karena semakin banyak orang terinfeksi virus corona yang menjalani perawatan di rumah sakit.
Ia mengatakan, sebelumnya ada dua sampai tiga perawat yang bertugas di satu ruang perawatan pasien positif COVID-19 tapi sekarang satu perawat harus menangani dua sampai tiga pasien.
"Ketika kita sampai ruangan pasien, waktu yang dibutuhkan menangani pasien tergantung tindakan. Satu pasien bahkan bisa satu jam. Misalnya ada pemeriksaan jantung atau pemeriksaan elektrokardiogram (EKG), ini perawatan yang kita beri ke pasien paling cepat 30 menit," kata Nurdiansyah.
Ia menceritakan, perawat di RSPI Sulianti Saroso yang saat ini sepenuhnya bertugas menangani pasien COVID-19 tidak hanya melakukan pemeriksaan fisik rutin, tapi juga menemani dan memotivasi pasien.
"Teman saya pernah ada yang sampai empat jam. Karena masih banyak pasien yang takut, tidak berani kita (perawat) keluar ruangan perawatan. Jadi kita bertugas betul-betul memotivasi pasien, mentalitas kita kuatkan agar imunitasnya kuat," kata Nurdiansyah.
Sebagai petugas yang setiap hari rutin berhubungan langsung dengan pasien, para perawat membutuhkan dukungan alat pelindung diri untuk tenaga medis guna menghindari penularan COVID-19.
Menurut Nurdiansyah, saat ini sudah banyak perawat yang tertular virus corona.
"Saat ini teman-teman kami sudah banyak yang terinfeksi. Sudah banyak yang positif dan mulai dirawat. Jadi ini memang bulan yang sangat sedih. Mungkin tertular karena ketidakjujuran (pasien), mungkin tertular saat beraktivitas di luar. Jadi memang angka-angka yang bertambah semakin banyak dan ini menjadi bulan yang penuh duka," katanya.
Nurdiansyah berharap seluruh lapisan masyarakat membantu meringankan beban petugas kesehatan dengan ikut aktif mencegah penularan COVID-19 serta menaati anjuran serta aturan pemerintah.
"Tolong lakukan pencegahan. Satu-satunya solusi COVID-19 adalah pencegahan. Jadilah garda terdepan, karena garda terdepan adalah masyarakat yang artinya kita semua," katanya.