Jakarta (ANTARA) - Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo melepas ekspor 53,5 ton rumput laut jenis spinosum senilai hampir Rp700 juta ke Vietnam, di tengah pandemi global COVID-19.

“Alhamdulillah, di tengah pandemi COVID-19 kita tetap semangat berproduksi, bahkan hari ini melepas ekspor 53,5 ton rumput laut spinosum ke Vietnam,” ujar Menteri Edhy dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Sabtu.

Pelepasan ekspor berlangsung di Desa Laban, Kecamatan Tirtayasa, Kabupaten Serang, Banten, tanggal 25 April 2020. Begitu dilepas, dua truk kontainer pembawa rumput laut langsung bergerak menuju Pelabuhan Merak.

Menteri Edhy menjelaskan, permintaan ekspor rumput laut spinosum ke Vietnam sangat tinggi yakni 3.000 ton per bulan.

Namun, lanjutnya, yang baru terpenuhi baru 300 ton per bulan, dan yang diekspor hari ini merupakan termin pertama pengiriman.

Melihat peluang pasar yang begitu besar, Menteri Edhy mengajak pemda bersama pelaku usaha menguatkan sinergi untuk meningkatkan jumlah produksi.

"Dengan sinergi, kita bisa mempercepat, memperbanyak produksi sehingga kebutuhan ekspor 3.000 ton per bulan bisa dipenuhi," ujar Menteri Kelautan dan Perikanan.

Rumput laut spinosum yang diekspor hari ini adalah produksi petambak di Kabupaten Serang dan Kepulauan Seribu. Spinosum sendiri merupakan jenis rumput laut yang jarang di Indonesia.

Sementara itu, Wakil Bupati Serang Pandji Tirtayasa mengaku akan berupaya meningkatkan produksi rumput laut spinosum dengan memberi kemudahan kepada masyarakat agar mau terjun ke sektor tersebut. Saat ini masyarakat pesisir memang lebih banyak memproduksi rumput laut jenis cotoni.

Kabupaten Serang sendiri punya potensi lahan 10 ribu hektare untuk pengembangan budidaya rumput laut. Sejauh ini baru 4.000 hektare di antaranya yang berproduksi.

Sebelumnya, KKP menargetkan produksi hingga sebesar 10,99 juta ton rumput laut pada tahun 2020, dengan menyiapkan berbagai strategi percepatan peningkatan produksi komoditas tersebut.

Berdasarkan data KKP, tercatat angka sementara pada tahun 2019, produksi rumput laut nasional mencapai sebesar 9,9 juta ton.

Untuk mewujudkan target penambahan sekitar 1 juta ton pada tahun 2020 ini, KKP sudah menyiapkan berbagai strategi percepatan peningkatan produksi rumput laut dalam peta jalan industrialisasi rumput laut nasional hingga lima tahun mendatang.

Merujuk pada data FAO (2019), sambungnya, Indonesia merupakan produsen terbesar nomor satu dunia khususnya untuk jenis eucheuma cottoni dan menguasai lebih dari 80 persen pangsa pasar, utamanya untuk tujuan ekspor ke China.

Namun demikian, saat ini ekspor rumput laut Indonesia ke China hampir 80 persen masih didominasi bahan baku mentah.

Pewarta : M Razi Rahman
Editor : Muhsidin
Copyright © ANTARA 2024