Makassar (ANTARA) - Es buah khas berbuka puasa di kota Makassar dengan bahan pencampur "langhong"  langka pada Ramadhan tahun  ini.

Langhong sejenis cincau itu tidak lagi terlihat di pasar tradisional di Makassar seperti pantauan di Pasar Terong, Minggu.

Kalaupun ada harga langhong dijual mahal dari harga biasa potong kecil Rp2 ribu.

Pedagang langhong di Pasar Pannampu, Makassar, Yahya mengaku  hingga hari ke-3 Ramadhan masih menunggu suplai dari produsen industri rumah tangga di Makassar.

"Biasanya dalam kondisi normal, H-1 Ramadhan sudah banyak suplai langhong dan harganya relatif murah, namun dalam kondisi yang tidak normal ini sangat sulit memperoleh persediaan langhong untuk dijual," katanya.

Menanggapi hal tersebut, salah seorang pelaku usaha industri rumah tangga yang membuat langhong di Makassar Hadira mengatakan, pesanan bahan baku berupa daun cincau dari beberapa kabupaten masih terhambat ke Makassar.

"Pesanan daun cincau dari Kabupaten Maros dan Tana Toraja sebelum Ramadhan sudah dilakukan, dan baru dijanji datang hari ini tiba karena kendala transportasi di lapangan, akibatnya ketatnya pengawasan antarkabupaten saat pandemi COIVD-19," katanya.

Akibat kurangnya bahan baku cincau yang dikenal dengan nama "langhong" di Sulsel, Hadira lebih memperbanyak produksi biji mutiara warna-warni yang berbahan dasar tepung beras yang juga menjadi alternatif pencampur bahan es buah. Suasana produksi indutri rumah tangga berupa mutiara sebagai alternatif bahan pencampur es buah karena bahan baku langhong atau cincau masih sulit diperoleh sebagai dampak dari pembatasan sosial berskala bekar (PSBB) masih diberlakukan di Makassar, Minggu (26/4/2020). ANTARA Foto/ Suriani Mappong

Pewarta : Suriani Mappong
Editor : Muhsidin
Copyright © ANTARA 2024