Jakarta (ANTARA) - Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI Bambang Soesatyo bersama Relawan 4 Pilar dan Gerakan Keadilan Bangun Solidaritas (GERAK BS) menyalurkan bantuan sosial kepada mahasiswa asal Nusa Tenggara Timur yang sedang menempuh pendidikan di Jakarta.
"Pandemi COVID-19 juga turut berdampak terhadap kehidupan mahasiswa di perantauan. Ada yang tak lancar kiriman uang dari orang tua, hingga tak bisa lagi menjalani kuliah dengan bekerja sambilan. Sedikit bantuan ini mudah-mudahan bisa membuat pasokan logistik mereka di asrama tetap aman, sehingga bisa tetap tenang dalam menimba ilmu pengetahuan," ujar Bamsoet, usai menyerahkan bantuan di Asrama Mahasiswa Margasiswa Menteng, Jakarta, Kamis.
Bamsoet meminta selama pandemi COVID-19 ini para mahasiswa tak pulang ke kampung halaman demi memutus mata rantai penyebaran COVID-19.
Jangan sampai, kata mantan Ketua DPR RI itu, karena merasa sehat lantas memaksakan diri pulang kampung dan malah menyebarkan virus COVID-19 ke orang tua sehingga akhirnya menyesal.
"Sehat saat ini, bukan berarti terbebas dari virus COVID-19. Tak sedikit dari orang yang terlihat sehat dan tanpa gejala COVID-19, justru menjadi 'carrier' yang menyebarkan virus COVID-19. Besarnya rindu dengan orang tua, masih bisa diobati dengan telepon ataupun 'video call'. Tapi jika memaksakan diri pulang kampung dan terjadi hal tak diinginkan, penyesalan tak ada gunanya. Apalagi, mengakibatkan orang-orang yang kita cintai di kampung tertular oleh kita," tandas Bamsoet.
Kepala Badan Bela Negara FKPPI dan Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila itu menambahkan para mahasiswa sebagai kalangan terdidik harus membantu pemerintah memberikan kesadaran kepada masyarakat tentang pentingnya kewaspadaan menghadapi COVID-19.
Langkah tersebut bisa dimulai dengan mengedukasi keluarga dan lingkungan terdekat, antara lain memastikan orang tua dan keluarga di kampung halaman melakukan "physical distancing" dan memakai masker jika pergi keluar rumah, serta mencuci tangan secara berkala.
"Mahasiswa juga bisa memanfaatkan media sosialnya masing-masing sebagai instrumen mengedukasi masyarakat. Ide dan kreativitas mahasiswa harusnya tak terbatas. Minimal, di sela mengisi waktu perkuliahan, bikinlah konten-konten video maupun selebaran yang kreatif. Mahasiswa tak boleh larut meratapi pandemi COVID-19 dengan keputus asaan, melainkan harus bangkit melawan agar COVID-19 segera hilang dari peredaran," pungkas Bamsoet.
"Pandemi COVID-19 juga turut berdampak terhadap kehidupan mahasiswa di perantauan. Ada yang tak lancar kiriman uang dari orang tua, hingga tak bisa lagi menjalani kuliah dengan bekerja sambilan. Sedikit bantuan ini mudah-mudahan bisa membuat pasokan logistik mereka di asrama tetap aman, sehingga bisa tetap tenang dalam menimba ilmu pengetahuan," ujar Bamsoet, usai menyerahkan bantuan di Asrama Mahasiswa Margasiswa Menteng, Jakarta, Kamis.
Bamsoet meminta selama pandemi COVID-19 ini para mahasiswa tak pulang ke kampung halaman demi memutus mata rantai penyebaran COVID-19.
Jangan sampai, kata mantan Ketua DPR RI itu, karena merasa sehat lantas memaksakan diri pulang kampung dan malah menyebarkan virus COVID-19 ke orang tua sehingga akhirnya menyesal.
"Sehat saat ini, bukan berarti terbebas dari virus COVID-19. Tak sedikit dari orang yang terlihat sehat dan tanpa gejala COVID-19, justru menjadi 'carrier' yang menyebarkan virus COVID-19. Besarnya rindu dengan orang tua, masih bisa diobati dengan telepon ataupun 'video call'. Tapi jika memaksakan diri pulang kampung dan terjadi hal tak diinginkan, penyesalan tak ada gunanya. Apalagi, mengakibatkan orang-orang yang kita cintai di kampung tertular oleh kita," tandas Bamsoet.
Kepala Badan Bela Negara FKPPI dan Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila itu menambahkan para mahasiswa sebagai kalangan terdidik harus membantu pemerintah memberikan kesadaran kepada masyarakat tentang pentingnya kewaspadaan menghadapi COVID-19.
Langkah tersebut bisa dimulai dengan mengedukasi keluarga dan lingkungan terdekat, antara lain memastikan orang tua dan keluarga di kampung halaman melakukan "physical distancing" dan memakai masker jika pergi keluar rumah, serta mencuci tangan secara berkala.
"Mahasiswa juga bisa memanfaatkan media sosialnya masing-masing sebagai instrumen mengedukasi masyarakat. Ide dan kreativitas mahasiswa harusnya tak terbatas. Minimal, di sela mengisi waktu perkuliahan, bikinlah konten-konten video maupun selebaran yang kreatif. Mahasiswa tak boleh larut meratapi pandemi COVID-19 dengan keputus asaan, melainkan harus bangkit melawan agar COVID-19 segera hilang dari peredaran," pungkas Bamsoet.