Semarang (ANTARA) - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengunjungi pondok pesantren dan memberikan bantuan sembako kepada santri yang tidak bisa mudik Lebaran akibat pandemi COVID-19.
"Saya hanya memastikan kondisi para santri yang tidak mudik ini sebab menurut informasi dari Biro Kesra saya, dari Kemenag dan Baznas, bahwa ada 400 ponpes di Jateng yang masih aktif saat ini, dengan 23.914 santri yang tidak mudik," katanya di Semarang, Selasa.
"Banyak santri juga kuliah, mereka dari banyak daerah dari luar Jawa ada bahkan tadi ada yang dari luar negeri, dari Somalia dan Thailand. Alhamdulillah mereka semuanya sehat-sehat saja," kata Ganjar, yang mengunjungi Pondok Pesantren Darul Falah Besongo Ngaliyan dan Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin Tugurejo Semarang.
Gubernur mengaku telah mengeluarkan Rp2,3 miliar untuk membantu santri yang tidak mudik.
"Ini cerita kemanusiaan saja, kalau bisa kita bantu, mereka bisa tenang belajar. Mereka juga bisa mengabarkan pada orang tua, bahwa ananda baik-baik saja, bisa sekolah, ngaji dan nyantri dengan tenang. Kalau semua tenang, semua bahagia, maka imunitas akan meningkat," katanya.
Pengasuh Pondok Pesantren Darul Falah Besongo Ngaliyan Prof. Imam Taufiq mengatakan bahwa sejak wabah COVID-19 pengurus pesantren memberikan dua pilihan kepada santri. Santri yang ingin pulang kampung diperbolehkan namun tidak boleh kembali ke pesantren sampai kondisi membaik. Santri yang ingin tetap berada di pondok pesantren bisa mengikuti kegiatan pesantren sebagaimana biasa.
"Alhamdulillah banyak santri yang memutuskan tidak pulang, tetap di pondok dan mengaji," katanya.
"Saya hanya memastikan kondisi para santri yang tidak mudik ini sebab menurut informasi dari Biro Kesra saya, dari Kemenag dan Baznas, bahwa ada 400 ponpes di Jateng yang masih aktif saat ini, dengan 23.914 santri yang tidak mudik," katanya di Semarang, Selasa.
"Banyak santri juga kuliah, mereka dari banyak daerah dari luar Jawa ada bahkan tadi ada yang dari luar negeri, dari Somalia dan Thailand. Alhamdulillah mereka semuanya sehat-sehat saja," kata Ganjar, yang mengunjungi Pondok Pesantren Darul Falah Besongo Ngaliyan dan Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin Tugurejo Semarang.
Gubernur mengaku telah mengeluarkan Rp2,3 miliar untuk membantu santri yang tidak mudik.
"Ini cerita kemanusiaan saja, kalau bisa kita bantu, mereka bisa tenang belajar. Mereka juga bisa mengabarkan pada orang tua, bahwa ananda baik-baik saja, bisa sekolah, ngaji dan nyantri dengan tenang. Kalau semua tenang, semua bahagia, maka imunitas akan meningkat," katanya.
Pengasuh Pondok Pesantren Darul Falah Besongo Ngaliyan Prof. Imam Taufiq mengatakan bahwa sejak wabah COVID-19 pengurus pesantren memberikan dua pilihan kepada santri. Santri yang ingin pulang kampung diperbolehkan namun tidak boleh kembali ke pesantren sampai kondisi membaik. Santri yang ingin tetap berada di pondok pesantren bisa mengikuti kegiatan pesantren sebagaimana biasa.
"Alhamdulillah banyak santri yang memutuskan tidak pulang, tetap di pondok dan mengaji," katanya.