Makassar (ANTARA) - Kegiatan halal bihalal tingkat Provinsi Sulawesi Selatan dilakukan secara virtual, Selasa, sebagai upaya pencegahan penularan dan penyebaran COVID-19.

Halal bihalal ini diikuti Gubernur Sulsel Prof HM Nurdin Abdullah dan Wakil Gubernur Andi Sudirman Sulaiman, Sekretaris Provinsi Sulsel Abdul Hayat Gani, jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD), Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP), Kepala Daerah se Sulsel, jajaran perbankan hingga ketua organisasi keagamaan dan kemasyarakatan.

Gubernur Prof HM Nurdin Abdullah menyampaikan suasana halal bihalal secara virtual ini merupakan pengalaman pertama.

"Namun demikian, kondisi ini tidak boleh melemahkan kita," kata Nurdin Abdullah.

Pada ibadah Ramadhan pun dilakukan penuh keterbatasan, dimana kita tidak bisa melakukan itikaf di masjid dan segala keterbatasan lainnya.

Gubernur menjelaskan dalam kondisi pandemi COVID-19 ini, kepala daerah dituntut untuk inovatif.

Dan Pemprov Sulsel siap untuk memberikan support. Pemerintah harus membiasakan masyarakat untuk melakukan pola hidup yang baru. Tetap memakai masker, rajin cuci tangan, dan menjaga jarak.

"Pandemi ini tentu membuat kita prihatin, karena terjadi peningkatan. Karena itu, kita harus saling menguatkan dan menopang. Bersinergi untuk melalui masa-masa sulit ini," ujarnya.

Di akhir sambutannya, Nurdin Abdullah menyampaikan momentum Idul Fitri ini harus dimanfaatkan untuk saling memaafkan.

"Saya bersama keluarga besar menyampaikan mohon maaf lahir dan bathin semoga Allah meridhai perjuangan kita dan pandemi COVID-19 ini segera berakhir," ucapnya.

Sementara, Ustads H Usman Jasad dalam hikmah halal bihalal yang ia bawakan menyampaikan pentingnya mengendalikan amarah.

"Salah satu sifat yang dimiliki setiap manusia adalah sifat marah. Ini manusiawi, tetapi harus dikendalikan. Perjuangan melawan amarah tentu tidak mudah, karena yang dilawan adalah diri sendiri," tuturnya.

Ia membeberkan kebiasaan marah memberikan efek buruk bagi diri sendiri. Pertama, dapat merusak kesehatan tubuh, dimana orang yang punya kebiasaan marah rentan terkena serangan jantung. Kedua, kebiasaan marah bisa merusak pergaulan.

"Jangan marah, balasannya adalah surga. Bukan hanya di akhirat, tapi di dunia," ucapnya.

Pewarta : Abdul Kadir
Editor : Muhsidin
Copyright © ANTARA 2024