Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Prof Dr Jimly Asshiddiqie mengajak seluruh umat Islam dan warga negara Indonesia untuk memulai normal baru berdampingan bersama pandemi COVID-19 dengan menghidupkan kembali aktivitas di tempat ibadah.
"Mari sungguh-sungguh mempersiapkan 'new normal', darimana kita mulai, melalui Jumatan ini kita umumkan kepada seluruh warga Indonesia, dimulai 'new normal' dari masjid, dari rumah ibadah, bukan dari mal," kata Jimly dalam khotbah Shalat Jumat di Masjid Al Azhar, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Shalat Jumat di Masjid Agung Al Azhar diikuti hampir 1.000 orang jamaah di lantai satu dan lantai dua.
Shalat perdana setelah 13 kali Jumat ditiadakan diikuti pula oleh Ketua Umum DMI Jusuf Kalla beserta pengurus masjid.
Pelaksanaan Shalat Jumat perdana di masa transisi PSBB DKI Jakarta dilakukan dengan prosedur ketat protokol kesehatan.
Jimly mengawali khotbahnya dengan membaca dua ayat dari dua surah dalam Al Quran, yakni Surat Al Hajj ayat 40 dan Surah Al Baqarah ayat 251.
Dua ayat dari dua surah ini mempresentasikan kondisi yang dihadapi saat ini, yakni bagaimana menjaga keseimbangan dunia dan spiritual (ketuhanan) di tengah cobaan.
Surah Al Hajj ayat 40 menjelaskan bagaimana Allah memuliakan tempat ibadah, tidak hanya masjid tapi juga rumah ibadah lainnya.
"...Dan sekiranya Allah tiada menolak (keganasan) sebagian manusia dengan sebagian yang lainnya, tentulah telah dirobohkan biara-biara Nasrani, gereja-gereja, rumah-rumah ibadah orang Yahudi dan masjid-masjid yang di.dalamnya banyak disebut nama Allah. Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa".
"Ayat ini secara simbolik bukan hanya untuk kaum muslimin, semua rumah ibadah mengikuti, karena Indonesia adalah negeri yang berketuhanan, maka segala persoalan kita mulai (selesaikan) dengan keagamaan," kata Jimly yang juga Dewan Pembina Yayasan Pesantren Al Azhar.
Selanjutnya Surah Al Baqorah ayat 251 menjelaskan tentang perselisihan antarumat yang akan berimplikasi pada kehancuran bumi.
Di akhir ayat disampaikan "Seandainya Allah tidak menolak (keganasan) sebagian manusia dengan sebagian yang lainnya, pasti rusaklah bumi ini. Tetapi Allah mempunyai karunia (yang dicurahkan) atas semesta alam".
"Bersamaan dengan keseimbangan yang kita perlukan bersama, cara kita menjaga simbol spiritualitas adalah rumah ibadah dan bumi sumber kemakmuran bersama," kata Jimly.
Kedua ayat ini, kata Jimly, penting bagi umat muslim sebagai pegangan dalam keseimbangan hidup di dunia.
Jimly mengajak umat Islam untuk bersyukur karena bisa kembali melaksanakan Shalat Jumat di masjid secara berjamaah.
Hal ini atas inisiasi Dewan Masjid Indonesia (DMI) agar masjid dan tempat ibadah lainnya dibuka lebih dulu dari pada mal dan perkantoran.
Namun, Jimly mengingatkan bahwa kehidupan tatanan normal baru harus dijalankan dengan protokol kesehatan yang ketat, yakni memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, beribadah ke masjid bagi yang sehat dan dibatasi kapasitas orang yang beribadah.
"Semua protokol kesehatan yang kita laksanakan, tapi mulai hari ini dan seterusnya, mudah-mudahan timbul kemenangan melawan COVID-19, dan mudah-mudahan seluruh masjid di Indonesia mengikuti apa yang dilakukan Al Azhar. Istiqlal belum melaksanakan shalat karena renovasi," kata Jimly.
"Mari sungguh-sungguh mempersiapkan 'new normal', darimana kita mulai, melalui Jumatan ini kita umumkan kepada seluruh warga Indonesia, dimulai 'new normal' dari masjid, dari rumah ibadah, bukan dari mal," kata Jimly dalam khotbah Shalat Jumat di Masjid Al Azhar, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Shalat Jumat di Masjid Agung Al Azhar diikuti hampir 1.000 orang jamaah di lantai satu dan lantai dua.
Shalat perdana setelah 13 kali Jumat ditiadakan diikuti pula oleh Ketua Umum DMI Jusuf Kalla beserta pengurus masjid.
Pelaksanaan Shalat Jumat perdana di masa transisi PSBB DKI Jakarta dilakukan dengan prosedur ketat protokol kesehatan.
Jimly mengawali khotbahnya dengan membaca dua ayat dari dua surah dalam Al Quran, yakni Surat Al Hajj ayat 40 dan Surah Al Baqarah ayat 251.
Dua ayat dari dua surah ini mempresentasikan kondisi yang dihadapi saat ini, yakni bagaimana menjaga keseimbangan dunia dan spiritual (ketuhanan) di tengah cobaan.
Surah Al Hajj ayat 40 menjelaskan bagaimana Allah memuliakan tempat ibadah, tidak hanya masjid tapi juga rumah ibadah lainnya.
"...Dan sekiranya Allah tiada menolak (keganasan) sebagian manusia dengan sebagian yang lainnya, tentulah telah dirobohkan biara-biara Nasrani, gereja-gereja, rumah-rumah ibadah orang Yahudi dan masjid-masjid yang di.dalamnya banyak disebut nama Allah. Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa".
"Ayat ini secara simbolik bukan hanya untuk kaum muslimin, semua rumah ibadah mengikuti, karena Indonesia adalah negeri yang berketuhanan, maka segala persoalan kita mulai (selesaikan) dengan keagamaan," kata Jimly yang juga Dewan Pembina Yayasan Pesantren Al Azhar.
Selanjutnya Surah Al Baqorah ayat 251 menjelaskan tentang perselisihan antarumat yang akan berimplikasi pada kehancuran bumi.
Di akhir ayat disampaikan "Seandainya Allah tidak menolak (keganasan) sebagian manusia dengan sebagian yang lainnya, pasti rusaklah bumi ini. Tetapi Allah mempunyai karunia (yang dicurahkan) atas semesta alam".
"Bersamaan dengan keseimbangan yang kita perlukan bersama, cara kita menjaga simbol spiritualitas adalah rumah ibadah dan bumi sumber kemakmuran bersama," kata Jimly.
Kedua ayat ini, kata Jimly, penting bagi umat muslim sebagai pegangan dalam keseimbangan hidup di dunia.
Jimly mengajak umat Islam untuk bersyukur karena bisa kembali melaksanakan Shalat Jumat di masjid secara berjamaah.
Hal ini atas inisiasi Dewan Masjid Indonesia (DMI) agar masjid dan tempat ibadah lainnya dibuka lebih dulu dari pada mal dan perkantoran.
Namun, Jimly mengingatkan bahwa kehidupan tatanan normal baru harus dijalankan dengan protokol kesehatan yang ketat, yakni memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, beribadah ke masjid bagi yang sehat dan dibatasi kapasitas orang yang beribadah.
"Semua protokol kesehatan yang kita laksanakan, tapi mulai hari ini dan seterusnya, mudah-mudahan timbul kemenangan melawan COVID-19, dan mudah-mudahan seluruh masjid di Indonesia mengikuti apa yang dilakukan Al Azhar. Istiqlal belum melaksanakan shalat karena renovasi," kata Jimly.