Jakarta (ANTARA) - Anak-anak perlu diberi tahu dan diberi pemahaman tentang berbagai kebiasaan yang boleh dan tidak boleh saat normal baru agar terbebas dari COVID-19, kata psikolog Dompet Dhuafa Maya Sita Darlina.
"Persiapkan aturan-aturan 'do and don't' (boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan) yang perlu dipatuhi anak," katanya melalui pesan WhatsApp kepada ANTARA di Jakarta, Jumat (12/6).
Dia mengemukakan bahwa anak-anak perlu diberi pengertian bahwa jika mereka melaksanakan kebiasaan-kebiasaan yang perlu dilakukan saat normal baru maka akan terlindungi dari berbagai kemungkinan paparan virus corona jenis baru itu.
"Misalnya kebiasaan memakai masker, rajin mencuci tangan dengan sabun dan menjaga jarak saat berhadapan orang lain," katanya.
Sebaliknya, kata dia, anak-anak juga perlu diberi pengertian bahwa jika mereka melakukan kebiasaan-kebiasaan yang seharusnya tidak boleh dilakukan, maka mereka akan berisiko tertular oleh penyakit berbahaya itu.
"Misalnya tidak boleh menyentuh mata, hidung, dan mulut, atau juga membuka masker saat di luar rumah," ujarnya.
Ia juga mengemukakan bahwa tetangga di lingkungan sekitar anak perlu memberikan dukungan dengan tetap menaati protokol kesehatan saat berinteraksi, sehingga anak-anak tidak berisiko tertular pandemi COVID-19.
Maya juga menyarankan kepada pemerintah agar menyusun batasan-batasan yang jelas untuk mengantisipasi aktivitas masyarakat di fasilitas-fasilitas layanan publik.
"Persiapkan aturan-aturan 'do and don't' (boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan) yang perlu dipatuhi anak," katanya melalui pesan WhatsApp kepada ANTARA di Jakarta, Jumat (12/6).
Dia mengemukakan bahwa anak-anak perlu diberi pengertian bahwa jika mereka melaksanakan kebiasaan-kebiasaan yang perlu dilakukan saat normal baru maka akan terlindungi dari berbagai kemungkinan paparan virus corona jenis baru itu.
"Misalnya kebiasaan memakai masker, rajin mencuci tangan dengan sabun dan menjaga jarak saat berhadapan orang lain," katanya.
Sebaliknya, kata dia, anak-anak juga perlu diberi pengertian bahwa jika mereka melakukan kebiasaan-kebiasaan yang seharusnya tidak boleh dilakukan, maka mereka akan berisiko tertular oleh penyakit berbahaya itu.
"Misalnya tidak boleh menyentuh mata, hidung, dan mulut, atau juga membuka masker saat di luar rumah," ujarnya.
Ia juga mengemukakan bahwa tetangga di lingkungan sekitar anak perlu memberikan dukungan dengan tetap menaati protokol kesehatan saat berinteraksi, sehingga anak-anak tidak berisiko tertular pandemi COVID-19.
Maya juga menyarankan kepada pemerintah agar menyusun batasan-batasan yang jelas untuk mengantisipasi aktivitas masyarakat di fasilitas-fasilitas layanan publik.