Jayapura, Papua (ANTARA) - Peneliti dari Balai Arkeologi Papua Hari Suroto mengusulkan kepada pemangku kepentingan terkait agar melaksanakan simulasi penerapan tatanan normal baru sebelum membuka kembali situs megalitik Tutari di Kampung Doyo Lama, Distrik Waibu, Kabupaten Jayapura.
"Situs megalitik Tutari dalam era new normal (normal baru) bisa dibuka untuk pengunjung dengan menerapkan pedoman new normal yang ditetapkan oleh pemerintah," kata katanya di Jayapura, Kamis.
"Operasional situs megalitik Tutari sebagai destinasi wisata saat new normal harus diperhatikan dengan cermat," ia menambahkan.
Menurut dia, sebelum situs megalitik Tutari dibuka kembali untuk pengunjung ada baiknya pemerintah melihat kesiapan pengelola tempat wisata menjalankan protokol pencegahan COVID-19.
Pengelola tempat wisata sejarah tersebut, menurut dia, mesti memeriksa suhu tubuh pengunjung, mewajibkan pengunjung mengenakan masker, serta menyediakan tempat cuci tangan untuk pengunjung.
"Pengelola situs wajib menyediakan tempat cuci tangan, sabun, dan hand sanitizer di pintu masuk situs," katanya.
Menurut dia, pengelola harus membatasi pengunjung maksimal 30 persen dari jumlah pengunjung pada kondisi normal serta memantau pergerakan pengunjung untuk memastikan tidak terjadi kerumunan.
"Penjaga situs harus mengawasi pergerakan pengunjung dan memandu pengunjung guna mencegah terjadinya kerumunan," katanya.
"Situs megalitik Tutari dalam era new normal (normal baru) bisa dibuka untuk pengunjung dengan menerapkan pedoman new normal yang ditetapkan oleh pemerintah," kata katanya di Jayapura, Kamis.
"Operasional situs megalitik Tutari sebagai destinasi wisata saat new normal harus diperhatikan dengan cermat," ia menambahkan.
Menurut dia, sebelum situs megalitik Tutari dibuka kembali untuk pengunjung ada baiknya pemerintah melihat kesiapan pengelola tempat wisata menjalankan protokol pencegahan COVID-19.
Pengelola tempat wisata sejarah tersebut, menurut dia, mesti memeriksa suhu tubuh pengunjung, mewajibkan pengunjung mengenakan masker, serta menyediakan tempat cuci tangan untuk pengunjung.
"Pengelola situs wajib menyediakan tempat cuci tangan, sabun, dan hand sanitizer di pintu masuk situs," katanya.
Menurut dia, pengelola harus membatasi pengunjung maksimal 30 persen dari jumlah pengunjung pada kondisi normal serta memantau pergerakan pengunjung untuk memastikan tidak terjadi kerumunan.
"Penjaga situs harus mengawasi pergerakan pengunjung dan memandu pengunjung guna mencegah terjadinya kerumunan," katanya.