Sorong (ANTARA) - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Papua menyampaikan kinerja positif sektor perbankan di wilayah ini sepanjang 2025 dengan mencatat aset perbankan tumbuh 5,25 persen sehingga nilainya mencapai Rp106 triliun.
"Pertumbuhan ini menunjukkan perbankan mampu menjaga fondasi internalnya tetap sehat meski berada dalam tekanan kondisi ekonomi daerah," kata Kepala Bagian Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan OJK Provinsi Papua Yosua Rinaldy pada media gathering di Sorong, Papua Barat Daya, Rabu.
Yosua juga menyebutkan dana pihak ketiga meningkat 3,28 persen menjadi Rp53,99 triliun.
Menurut dia, peningkatan tersebut dinilai sebagai sinyal kuat bahwa kepercayaan masyarakat terhadap perbankan tetap terjaga, tercermin dari naiknya jumlah simpanan di berbagai instrumen perbankan.
"Kepercayaan publik ini penting karena simpanan masyarakat merupakan darah bagi sistem perbankan untuk terus beroperasi secara sehat dan aman," ujarnya.
Dia menjelaskan, penyaluran kredit yang menjadi penggerak utama perekonomian daerah juga tumbuh 5,01 persen hingga mencapai Rp41, 72 triliun. Peningkatan ini menunjukkan keberlanjutan fungsi intermediasi perbankan, sekaligus memperluas dukungan kepada sektor-sektor produktif.
"Tiga sektor utama yang menopang pertumbuhan kredit yakni pertanian, kehutanan dan perikanan. Sektor administrasi pemerintahan serta perdagangan dan reparasi turut memberikan kontribusi signifikan terhadap penguatan aktivitas jasa keuangan," katanya lagi.
Dia menambahkan, OJK Provinsi Papua mencatat ekonomi daerah saat ini berada di angka 4,21 persen, lebih rendah dari pencapaian nasional 5,4 persen.
"Kami akan terus meningkatkan pengawasan, literasi, dan inklusif keuangan agar masyarakat semakin mudah mengakses layanan keuangan yang aman," ujarnya lagi.

