Makassar (ANTARA) - Wakil Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman mendukung dan mendorong pihak perguruan tinggi melakukan rapid test massal di lingkungan kampus masing-masing sebagai upaya pencegahan penularan COVID-19 di daerah tersebut.
Wagub Andi Sudirman Sulaiman mengatakan, apa yang dilakukan Universitas Hasanuddin yakni melakukan rapid test massal akan memudahkan dalam upaya perlambatan kasus COVID-19.
"Semua perlu melakukan (rapid test massal) karena solusi kita itu adalah bagaimana dapat mengetahui yang terpapar agar tidak semakin luas (dilakukan karatina)," katanya usai melakukan sosialisasi pencegahan COVID-19 bersama KPID secara virtual di Kantor Gubernur, Jumat.
Ia menjelaskan, salah satu upaya pencegahan yang lebih efektif adalah dapat mengetahui kondisi masyarakat, apakah terpapar atau tidak. Jika ada informasi, kata dia, maka tentu bisa dilakukan tindakan nyata untuk memutus mata rantai penyebarannya.
Pemprov juga siap membantu dengan memberikan peralatan rapid test kepada pihak kampus yang ingin melakukan rapid test massal.
"Kita sudah lakukan yakni permintaan STPP Gowa, kita berikan sekitar 300 rapid test. Begitupun di masyarakat, kita turun juga di kabupaten dan kota," ujarnya.
Universitas Hasanuddin menggelar rapid test massal untuk melakukan pra deteksi dini COVID-19 yang dilakukan selama dua hari, yaitu 16 dan 17 Juni 2020 di enam titik di lingkungan Kampus Unhas.
Kebijakan rapid Test ini merupakan instruksi rektor kepada Tim Satgas Covid-19 Unhas, dengan tujuan untuk membantu pemerintah daerah dalam penanganan dan pencegahan penyebaran COVID-19.
Ia menjelaskan, untuk keperluan tes massal ini, Unhas meminta sebanyak 1.870 alat rapid test kepada Dinas Kesehatan.
“Jika kita mengetahui bahwa ada orang yang mempunyai gejala, maka kita bisa mengambil tindakan memutus rantai sebaran. Jangan takut dan jangan khawatir dengan berita-berita hoaks," kata Ketua Tim Satgas COVID-19 Unhas, yang juga merupakan Dekan FK Unhas, Prof dr Budu SpM(K) M MedEd PhD.
Wagub Andi Sudirman Sulaiman mengatakan, apa yang dilakukan Universitas Hasanuddin yakni melakukan rapid test massal akan memudahkan dalam upaya perlambatan kasus COVID-19.
"Semua perlu melakukan (rapid test massal) karena solusi kita itu adalah bagaimana dapat mengetahui yang terpapar agar tidak semakin luas (dilakukan karatina)," katanya usai melakukan sosialisasi pencegahan COVID-19 bersama KPID secara virtual di Kantor Gubernur, Jumat.
Ia menjelaskan, salah satu upaya pencegahan yang lebih efektif adalah dapat mengetahui kondisi masyarakat, apakah terpapar atau tidak. Jika ada informasi, kata dia, maka tentu bisa dilakukan tindakan nyata untuk memutus mata rantai penyebarannya.
Pemprov juga siap membantu dengan memberikan peralatan rapid test kepada pihak kampus yang ingin melakukan rapid test massal.
"Kita sudah lakukan yakni permintaan STPP Gowa, kita berikan sekitar 300 rapid test. Begitupun di masyarakat, kita turun juga di kabupaten dan kota," ujarnya.
Universitas Hasanuddin menggelar rapid test massal untuk melakukan pra deteksi dini COVID-19 yang dilakukan selama dua hari, yaitu 16 dan 17 Juni 2020 di enam titik di lingkungan Kampus Unhas.
Kebijakan rapid Test ini merupakan instruksi rektor kepada Tim Satgas Covid-19 Unhas, dengan tujuan untuk membantu pemerintah daerah dalam penanganan dan pencegahan penyebaran COVID-19.
Ia menjelaskan, untuk keperluan tes massal ini, Unhas meminta sebanyak 1.870 alat rapid test kepada Dinas Kesehatan.
“Jika kita mengetahui bahwa ada orang yang mempunyai gejala, maka kita bisa mengambil tindakan memutus rantai sebaran. Jangan takut dan jangan khawatir dengan berita-berita hoaks," kata Ketua Tim Satgas COVID-19 Unhas, yang juga merupakan Dekan FK Unhas, Prof dr Budu SpM(K) M MedEd PhD.