Wamena (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua sementara masih melakukan pemeriksaan rapid test antigen terhadap sekitar 500 sopir dan kondektur yang datang dari zona merah COVID-19 melalui jalan trans Papua wilayah Jayapura-Yalimo- Jayawijaya.
Pelaksana Tugas Sekda Jayawijaya Tinggal Wusono di Wamena, Jumat, mengatakan sopir dan kondektur difasilitasi untuk melakukan pemeriksaan secara gratis.
"Kami berharap meskipun sebenarnya mereka dalam situasi capek terus dari daerah yang dalam zona merah, mereka tetap sehat sehingga harapan kami mereka bisa secepatnya ketemu keluarga dengan kondisi yang sehat," katanya.
Beberapa dari sebagian besar sopir dan kendektur pelintas jalan trans Papua yang diperiksa ini ada yang reaktif sehingga akan dilanjutkan dengan pemeriksaan swab PCR.
Pemerintah mengharapkan mereka yang baru saja masuk ke Jayawijaya pada Kamis, (29/7) malam hingga Jumat, (30/7) menjalani karantina mandiri sebelum dilakukan PCR.
"Pemerintah daerah secepat mungkin melakukan PCR sehingga bisa memastikan apakah yang reaktif itu positif atau tidak," katanya.
Plt Sekda Jayawijaya mengharapkan, mereka yang reaktif bukan karena COVID melainkan karena lelah perjalanan, sehingga mereka bisa segera diizinkan kembali ke keluarga.
Sementara itu, Humas Ikatan Keluarga Toraja (IKT) Provinsi Papua, Marthen Toding menyampaikan terimakasih kepada pihak-pihak yang membantu warga mereka para sopir dan kondektur ini sehingga bisa keluar dari Kabupaten Yalimo usai terjebak kurang lebih 16 hari akibat pemalangan jalan di Elelim.
"Kami sampaikan terimakasih kepada Dandim 1702 Letkol Inf Arif Budi Situmeang yang sudah menjemput warga kami, sopir bahkan bukan cuma dari kalangan IKT, tetapi dari beberapa suku yang berprofesi sebagai sopir," katanya.
Mereka juga menyampaikan terimakasih kepada Pemkab Jayawijaya karena memeriksakan para sopir dan kondektur, guna menghindari penyebaran virus corona.
"Warga kami yang kemarin terdata (para sopir) itu sekitar 200 orang, ditambah kondektur ada yang 2 ada yang 3 jadi kurang lebih warga sekitar 500 orang," katanya.
Menurut dia, ada laporan bahwa beberapa sopir masih berada di Distrik Elelim, Kabupaten Yalimo dan kemungkinan akan terjebak pemalangan yang massa.