Wamena (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Tolikara, Papua, meminta 50 penyuluh pertanian di daerah itu mengajak petani melakukan konservasi lahan agar tidak terjadi tanah longsor.
Kepala Dinas Pertanian Tolikara Ir Palangsong Latucosina di Karubaga, Selasa, mengatakan sebagian besar wilayah itu rawan longsor sehingga perlu konservasi, terutama lahan setelah digarap menjadi perkebunan.
"Konservasi lahan untuk penghijauan kembali menjadi perhatian utama kita selama ini. Jadi sebelum buka lahan, kita selalu minta warga lihat lahan apakah layak berkebun atau rawan longsor," katanya melalui rilis Diskominfo Tolikara.
Puluhan penyuluh yang sudah dibekali pengetahuan tentang pertanian, peternakan dan konservasi ini ditempatkan di 46 distrik.
"Lahan kita rata-rata memiliki kemiringan cukup terjal sehingga apabila pepohonan di sekitarnya ditebang dan lahan menjadi gundul, tentu akan erosi dan bisa longsor. Daerah kita sangat rawan longsor," katanya.
Pemerintah mengapresiasi kinerja penyuluh sebab di masa pandemi COVID-19 mereka tetap turun ke kampung-kampung dan mengajak warga meningkatkan ketahanan pangan lokal melalui kegiatan bertani.
"Penyuluh kita sangat luar biasa sebab walaupun dalam kondisi pandemi tetapi mereka semangat mengarahkan warga usaha tani, hasilnya kita lihat sudah ada yang mulai panen," katanya.
Sebelumnya dinas pertanian setempat juga memastikan pangan lokal seperti ubi jalar, singkong maupun sayur-mayur sangat tersedia selama pandemi corona mewabah di Tanah Air.
Kepala Dinas Pertanian Tolikara Ir Palangsong Latucosina di Karubaga, Selasa, mengatakan sebagian besar wilayah itu rawan longsor sehingga perlu konservasi, terutama lahan setelah digarap menjadi perkebunan.
"Konservasi lahan untuk penghijauan kembali menjadi perhatian utama kita selama ini. Jadi sebelum buka lahan, kita selalu minta warga lihat lahan apakah layak berkebun atau rawan longsor," katanya melalui rilis Diskominfo Tolikara.
Puluhan penyuluh yang sudah dibekali pengetahuan tentang pertanian, peternakan dan konservasi ini ditempatkan di 46 distrik.
"Lahan kita rata-rata memiliki kemiringan cukup terjal sehingga apabila pepohonan di sekitarnya ditebang dan lahan menjadi gundul, tentu akan erosi dan bisa longsor. Daerah kita sangat rawan longsor," katanya.
Pemerintah mengapresiasi kinerja penyuluh sebab di masa pandemi COVID-19 mereka tetap turun ke kampung-kampung dan mengajak warga meningkatkan ketahanan pangan lokal melalui kegiatan bertani.
"Penyuluh kita sangat luar biasa sebab walaupun dalam kondisi pandemi tetapi mereka semangat mengarahkan warga usaha tani, hasilnya kita lihat sudah ada yang mulai panen," katanya.
Sebelumnya dinas pertanian setempat juga memastikan pangan lokal seperti ubi jalar, singkong maupun sayur-mayur sangat tersedia selama pandemi corona mewabah di Tanah Air.