Jayapura (ANTARA) - Sebanyak 12 orang calon Taruna Akademi Angkatan Udara (AAU) tahun anggaran 2020 menjalani sidang di depan Panitia Penentuan Akhir Daerah di Pangkalan Udara TNI AU Silas Papare.
Komandan Pangkalan TNI AU Silas Papare, Marsekal Pertama TNI Budhi Achmadi, di Jayapura, Kamis, mengatakan, dari 62 pendaftar, tersisa 12 orang calon taruna AAU yang mengikuti sidang itu dan selanjutnya akan mengikuti sidang Panitia Penentuan Akhir Gabungan di Markas Besar TNI AU, untuk kemudian mengikuti seleksi tingkat pusat.
"Setelah lulus tes tingkat pusat, para calon taruna AAU akan menjalani pendidikan selama empat tahun di Ksatrian Akademi Angkatan Udara di Yogyakarta, dan nanti akan dilantik dengan pangkat letnan dua," katanya.
Menurut dia, pelaksanaan sidang Panitia Penentuan Akhir Daerah merupakan tahap yang harus dilaksanakan untuk menentukan calon taruna terbaik AAU Pangkalan Udara TNI AU Silas Papare yang akan dikirimkan ke Markas Besar TNI AU untuk dilaksanakan Panitia Penentuan Akhir Gabungan, kemudian dilanjutkan seleksi tingkat pusat.
"Proses penerimaan yang selama ini telah berjalan sesuai dengan aturan yang ada, tidak ada biaya dalam penerimaan calon taruna," ujarnya.
Ia menjelaskan, mereka menerima pengaduan apabila ada oknum yang “bermain” dalam proses seleksi penerimaan calon prajurit TNI AU.
"TNI AU dalam penerimaan calon taruna 2020 memprioritaskan putra-putri asli Papua, hal itu sesuai dengan arahan dari pimpinan di Jakarta yang terus memberikan perhatian khusus pada warga asli di semua wilayah untuk menjadi anggota TNI AU," katanya.
Ia menambahkan sidang Panitia Penentuan Akhir ini dilaksanakan secara seksama dan melihat lagi keseluruhan hasil seleksi yang telah dilaksanakan, meliputi administrasi, kesehatan, kesamaptaan jasmani dan mental idiologi para calon yang telah lolos sampai tahap terakhir itu.
Komandan Pangkalan TNI AU Silas Papare, Marsekal Pertama TNI Budhi Achmadi, di Jayapura, Kamis, mengatakan, dari 62 pendaftar, tersisa 12 orang calon taruna AAU yang mengikuti sidang itu dan selanjutnya akan mengikuti sidang Panitia Penentuan Akhir Gabungan di Markas Besar TNI AU, untuk kemudian mengikuti seleksi tingkat pusat.
"Setelah lulus tes tingkat pusat, para calon taruna AAU akan menjalani pendidikan selama empat tahun di Ksatrian Akademi Angkatan Udara di Yogyakarta, dan nanti akan dilantik dengan pangkat letnan dua," katanya.
Menurut dia, pelaksanaan sidang Panitia Penentuan Akhir Daerah merupakan tahap yang harus dilaksanakan untuk menentukan calon taruna terbaik AAU Pangkalan Udara TNI AU Silas Papare yang akan dikirimkan ke Markas Besar TNI AU untuk dilaksanakan Panitia Penentuan Akhir Gabungan, kemudian dilanjutkan seleksi tingkat pusat.
"Proses penerimaan yang selama ini telah berjalan sesuai dengan aturan yang ada, tidak ada biaya dalam penerimaan calon taruna," ujarnya.
Ia menjelaskan, mereka menerima pengaduan apabila ada oknum yang “bermain” dalam proses seleksi penerimaan calon prajurit TNI AU.
"TNI AU dalam penerimaan calon taruna 2020 memprioritaskan putra-putri asli Papua, hal itu sesuai dengan arahan dari pimpinan di Jakarta yang terus memberikan perhatian khusus pada warga asli di semua wilayah untuk menjadi anggota TNI AU," katanya.
Ia menambahkan sidang Panitia Penentuan Akhir ini dilaksanakan secara seksama dan melihat lagi keseluruhan hasil seleksi yang telah dilaksanakan, meliputi administrasi, kesehatan, kesamaptaan jasmani dan mental idiologi para calon yang telah lolos sampai tahap terakhir itu.