Makassar (ANTARA) - Alumni Akabri 1995 dan prajurit TNI-Polri lainnya menyalurkan bantuan berupa 1.000 paket bahan pokok kepada warga terdampak banjir bandang di Masamba, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan.
Asisten Logistik (Aslog) Danlantamal VI Kolonel Laut (T) Dimi Trisakti mengantarkan langsung bantuan bersama prajurit Lantamal VI lainnya sekaligus memantau lokasi bencana alam tersebut di Luwu Utara, Minggu.
"Mewakili Komandan Lantamal VI Laksamana Pertama TNI Hanarko Djodi Pamungkas bersama prajurit lainnya, kami mengucapkan keprihatinannya yang mendalam atas musibah banjir bandang ini," ujarnya di depan warga.
Ia mengatakan bantuan logistik yang diantarkan menggunakan truk itu berupa 1.000 paket kebutuhan pokok dan puluhan galon air mineral serta lainnya.
Kolonel Dimi Trisakti menyatakan semua bantuan yang disalurkan itu berasal dari sumbangan Lantamal VI, alumni Akabri 1995 dan anggota TNI-Polri lainnya yang peduli dengan korban banjir bandang Masamba.
"Ini wujud perhatian Lantamal VI Makassar dan alumni AKABRI 95, TNI -Polri untuk meringankan beban masyarakat yang terkena dampak banjir bandang Masamba," katanya.
Sebelumnya, laporan BPBD Kabupaten Luwu Utara, banjir dipicu salah satunya hujan dengan intensitas tinggi. Debit air hujan mengakibatkan Sungai Masamba, Rongkang dan Sungai Rada meluap sehingga terjadi banjir bandang.
Melihat potensi ancaman banjir bandang, Kabupaten Luwu Utara termasuk wilayah yang memiliki bahaya kategori sedang hingga tinggi untuk bencana banjir bandang. Sebanyak 11 kecamatan berada pada kategori tersebut. Jumlah populasi terpapar bahaya banjir bandang mencapai 23.402 jiwa.
Pantauan BPBD setempat, cuaca pada Selasa (14/7) masih mendung di hulu sungai. Prakiraan BMKG berdasarkan dasarian II-III Juli dan I Agustus 2020 masih menunjukkan curah hujan pada kategori menengah hingga tinggi.
Banjir bandang yang membawa material lumpur dan merendam Kota Masambatersebut terjadi pada Senin (13/8/2020) malam sekitar pukul 20.15 Wita. Air surut menyisakan tumpukan lumpur setinggi 50-150 centimeter kemudian mengeras di pusat kota sampai ke permukiman warga.
Terputusnya listrik dan saluran telekomunikasi membuat perekonomian di ibu kota Luwu Utara itu lumpuh.
Asisten Logistik (Aslog) Danlantamal VI Kolonel Laut (T) Dimi Trisakti mengantarkan langsung bantuan bersama prajurit Lantamal VI lainnya sekaligus memantau lokasi bencana alam tersebut di Luwu Utara, Minggu.
"Mewakili Komandan Lantamal VI Laksamana Pertama TNI Hanarko Djodi Pamungkas bersama prajurit lainnya, kami mengucapkan keprihatinannya yang mendalam atas musibah banjir bandang ini," ujarnya di depan warga.
Ia mengatakan bantuan logistik yang diantarkan menggunakan truk itu berupa 1.000 paket kebutuhan pokok dan puluhan galon air mineral serta lainnya.
Kolonel Dimi Trisakti menyatakan semua bantuan yang disalurkan itu berasal dari sumbangan Lantamal VI, alumni Akabri 1995 dan anggota TNI-Polri lainnya yang peduli dengan korban banjir bandang Masamba.
"Ini wujud perhatian Lantamal VI Makassar dan alumni AKABRI 95, TNI -Polri untuk meringankan beban masyarakat yang terkena dampak banjir bandang Masamba," katanya.
Sebelumnya, laporan BPBD Kabupaten Luwu Utara, banjir dipicu salah satunya hujan dengan intensitas tinggi. Debit air hujan mengakibatkan Sungai Masamba, Rongkang dan Sungai Rada meluap sehingga terjadi banjir bandang.
Melihat potensi ancaman banjir bandang, Kabupaten Luwu Utara termasuk wilayah yang memiliki bahaya kategori sedang hingga tinggi untuk bencana banjir bandang. Sebanyak 11 kecamatan berada pada kategori tersebut. Jumlah populasi terpapar bahaya banjir bandang mencapai 23.402 jiwa.
Pantauan BPBD setempat, cuaca pada Selasa (14/7) masih mendung di hulu sungai. Prakiraan BMKG berdasarkan dasarian II-III Juli dan I Agustus 2020 masih menunjukkan curah hujan pada kategori menengah hingga tinggi.
Banjir bandang yang membawa material lumpur dan merendam Kota Masambatersebut terjadi pada Senin (13/8/2020) malam sekitar pukul 20.15 Wita. Air surut menyisakan tumpukan lumpur setinggi 50-150 centimeter kemudian mengeras di pusat kota sampai ke permukiman warga.
Terputusnya listrik dan saluran telekomunikasi membuat perekonomian di ibu kota Luwu Utara itu lumpuh.