Purwokerto (ANTARA) - Bupati Banyumas Achmad Husein hingga saat ini belum mengizinkan seluruh sekolah yang menjadi tanggung jawab Pemerintah Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah menggelar kegiatan belajar mengajar (KBM) secara tatap muka siswa di sekolah.
"Belum boleh (KBM tatap muka, red.) karena angka reproduksi efektifnya (reproduksi efektif COVID-19, red.) hari ini 1,5, masih tinggi, sehingga belum memenuhi syarat untuk tatap muka," kata dia kepada wartawan di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Selasa.
Pihaknya baru berani membuka sekolah untuk KBM tatap muka jika angka reproduksi efektifnya di bawah 1 selama satu-dua minggu berturut-turut dan tetap bertahan dalam satu bulan.
Saat ini, pihaknya hanya menggelar simulasi sesuai dengan standar operasional prosedur sebagai persiapan, tetapi belum bisa dilakukan secara riil karena masih berbahaya terkait dengan penularan virus.
"Hari Senin (24/8) depan akan dirapatkan lagi," katanya.
Oleh karena itu, pihaknya hingga saat sekarang masih memberlakukan KBM secara daring atau jarak jauh guna mengantisipasi penularan COVID-19.
Terkait dengan kasus COVID-19 di Kabupaten Banyumas, ia mengakui saat ini kembali mengalami peningkatan dengan adanya delapan tenaga kesehatan yang terkonfirmasi positif.
Bahkan, dia langsung menelepon Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas Sadiyanto untuk memberikan penjelasan secara langsung kepada wartawan melalui pesawat teleponnya.
Saat memberi keterangan melalui gawai milik Bupati Achmad Husein, Sadiyanto mengatakan delapan tenaga kesehatan tersebut terkonfirmasi positif COVID-19 berdasarkan hasil tes usap massal yang dilakukan Pemkab Banyumas.
"Enam orang di antaranya merupakan tenaga kesehatan dari Puskesmas Purwojati, Ajibarang II, dan Kemranjen II. Untuk sementara, layanan puskesmas-puskesmas tersebut dialihkan karena kami akan melakukan disinfeksi selama tiga hari," katanya.
Berdasarkan data pantauan COVID-19 yang disajikan laman covid19.banyumaskab.go.id hingga Selasa, pukul 16.34 WIB, di Kabupaten Banyumas secara keseluruhan tercatat 253 orang terkonfirmasi positif sejak terjadinya pandemi pada Maret lalu.
Dari jumlah tersebut, tingkat kesembuhan mencapai 75,1 persen atau 190 orang dinyatakan sembuh, sedangkan enam orang atau 2,4 persen meninggal dunia dan 57 orang atau 22,5 persen masih menjalani perawatan.
"Belum boleh (KBM tatap muka, red.) karena angka reproduksi efektifnya (reproduksi efektif COVID-19, red.) hari ini 1,5, masih tinggi, sehingga belum memenuhi syarat untuk tatap muka," kata dia kepada wartawan di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Selasa.
Pihaknya baru berani membuka sekolah untuk KBM tatap muka jika angka reproduksi efektifnya di bawah 1 selama satu-dua minggu berturut-turut dan tetap bertahan dalam satu bulan.
Saat ini, pihaknya hanya menggelar simulasi sesuai dengan standar operasional prosedur sebagai persiapan, tetapi belum bisa dilakukan secara riil karena masih berbahaya terkait dengan penularan virus.
"Hari Senin (24/8) depan akan dirapatkan lagi," katanya.
Oleh karena itu, pihaknya hingga saat sekarang masih memberlakukan KBM secara daring atau jarak jauh guna mengantisipasi penularan COVID-19.
Terkait dengan kasus COVID-19 di Kabupaten Banyumas, ia mengakui saat ini kembali mengalami peningkatan dengan adanya delapan tenaga kesehatan yang terkonfirmasi positif.
Bahkan, dia langsung menelepon Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas Sadiyanto untuk memberikan penjelasan secara langsung kepada wartawan melalui pesawat teleponnya.
Saat memberi keterangan melalui gawai milik Bupati Achmad Husein, Sadiyanto mengatakan delapan tenaga kesehatan tersebut terkonfirmasi positif COVID-19 berdasarkan hasil tes usap massal yang dilakukan Pemkab Banyumas.
"Enam orang di antaranya merupakan tenaga kesehatan dari Puskesmas Purwojati, Ajibarang II, dan Kemranjen II. Untuk sementara, layanan puskesmas-puskesmas tersebut dialihkan karena kami akan melakukan disinfeksi selama tiga hari," katanya.
Berdasarkan data pantauan COVID-19 yang disajikan laman covid19.banyumaskab.go.id hingga Selasa, pukul 16.34 WIB, di Kabupaten Banyumas secara keseluruhan tercatat 253 orang terkonfirmasi positif sejak terjadinya pandemi pada Maret lalu.
Dari jumlah tersebut, tingkat kesembuhan mencapai 75,1 persen atau 190 orang dinyatakan sembuh, sedangkan enam orang atau 2,4 persen meninggal dunia dan 57 orang atau 22,5 persen masih menjalani perawatan.