Jakarta (ANTARA) - Sebagai bagian dari usaha penanganan bencana di Tanah Air, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mendatangkan dua armada helikopter tipe Chinook dan Black Hawk buatan Amerika Serikat.
Penyewaan kedua armada helikopter itu dilakukan untuk mendukung usaha penanggulangan bencana seperti seperti kebakaran hutan dan lahan (karhutla), distribusi logistik dan penanganan COVID-19, demikian menurut pernyataan resmi BNPB yang diterima di Jakarta pada Selasa.
Khusus dalam kaitannya dengan penanggulangan karhutla, armada Chinook dengan kode CH-47D dapat mengoptimalkan operasi udara pengeboman air (water bombing) karena memiliki kapasitas mencapai 10.000 liter.
Selain itu helikopter multiguna itu dapat juga dipakai untuk operasi pengiriman logistik ke wilayah bencana. Interior yang luas akan mendukung jika harus membawa warga saat evakuasi atau ketika melakukan operasi pencarian dan pertolongan (search and rescue/SAR).
BNPB sendiri sudah melakukan uji coba selama sebulan untuk penggunaan helikopter Chinook yang rencananya akan dioperasikan di enam provinsi prioritas rentan karhutla.
Selain itu, helikopter tersebut rencananya akan dioptimalkan juga untuk memberikan pelayanan laboratorium udara COVID-19 bagi daerah kepulauan yang sulit dijangkau selama ini.
Sesuai dengan ketentuan yang berlaku, dalam upaya penanganan darurat BNPB dapat memanfaatkan helikopter Chinook tersebut. Setelah selesai melakukan uji coba untuk berbagai operasi penanganan darurat, pemanfaatannya akan dievaluasi.
Satu armada lagi yaitu Helikopter Sikorsky UH-60 Black Hawk adalah armada serbaguna yang dapat mengangkut sebelas personel dan enam tandu. Rencananya, helikopter itu akan digunakan untuk mendukung operasi pengeboman air dalam penanganan kebakaran hutan.
Kedua jenis armada tersebut akan melengkapi armada yang selalu digunakan dalam operasi karhutla, yakni helikopter jenis Kamov dan Mi-8. Kapasitas kedua helikopter ini lebih sedikit dibandingkan kemampuan Chinook, sekitar 4.000 liter.
BNPB dalam pernyataannya mengatakan telah mempersiapkan operasi teknologi modifikasi cuaca serta pengerahan personel untuk mendukung Satuan Tugas (satgas) Darat yang terdiri dari unsur gabungan, seperti BNPB, TNI, Polri, KLHK, pemerintah daerah, dunia usaha dan unsur masyarakat di enam provinsi yang sering dilanda karhutla.*
Penyewaan kedua armada helikopter itu dilakukan untuk mendukung usaha penanggulangan bencana seperti seperti kebakaran hutan dan lahan (karhutla), distribusi logistik dan penanganan COVID-19, demikian menurut pernyataan resmi BNPB yang diterima di Jakarta pada Selasa.
Khusus dalam kaitannya dengan penanggulangan karhutla, armada Chinook dengan kode CH-47D dapat mengoptimalkan operasi udara pengeboman air (water bombing) karena memiliki kapasitas mencapai 10.000 liter.
Selain itu helikopter multiguna itu dapat juga dipakai untuk operasi pengiriman logistik ke wilayah bencana. Interior yang luas akan mendukung jika harus membawa warga saat evakuasi atau ketika melakukan operasi pencarian dan pertolongan (search and rescue/SAR).
BNPB sendiri sudah melakukan uji coba selama sebulan untuk penggunaan helikopter Chinook yang rencananya akan dioperasikan di enam provinsi prioritas rentan karhutla.
Selain itu, helikopter tersebut rencananya akan dioptimalkan juga untuk memberikan pelayanan laboratorium udara COVID-19 bagi daerah kepulauan yang sulit dijangkau selama ini.
Sesuai dengan ketentuan yang berlaku, dalam upaya penanganan darurat BNPB dapat memanfaatkan helikopter Chinook tersebut. Setelah selesai melakukan uji coba untuk berbagai operasi penanganan darurat, pemanfaatannya akan dievaluasi.
Satu armada lagi yaitu Helikopter Sikorsky UH-60 Black Hawk adalah armada serbaguna yang dapat mengangkut sebelas personel dan enam tandu. Rencananya, helikopter itu akan digunakan untuk mendukung operasi pengeboman air dalam penanganan kebakaran hutan.
Kedua jenis armada tersebut akan melengkapi armada yang selalu digunakan dalam operasi karhutla, yakni helikopter jenis Kamov dan Mi-8. Kapasitas kedua helikopter ini lebih sedikit dibandingkan kemampuan Chinook, sekitar 4.000 liter.
BNPB dalam pernyataannya mengatakan telah mempersiapkan operasi teknologi modifikasi cuaca serta pengerahan personel untuk mendukung Satuan Tugas (satgas) Darat yang terdiri dari unsur gabungan, seperti BNPB, TNI, Polri, KLHK, pemerintah daerah, dunia usaha dan unsur masyarakat di enam provinsi yang sering dilanda karhutla.*