Jakarta (ANTARA) - Ketua DPD RI La Nyalla Mattalitti memperingatkan PSSI soal wacana naturalisasi lima pemain muda asal Brazil yang harus memenuhi syarat-syarat administrasi untuk bisa menjadi seorang warga negara Indonesia (WNI).
Dalam keterangan tertulis yang diterima wartawan di Jakarta, Rabu, mantan Ketum PSSI tersebut mengatakan bahwa untuk bisa menjadi WNI, salah satunya harus ada relevansi. Artinya, pemain tersebut memiliki garis keturunan Indonesia.
"Nasionalisme itu sekarang sudah bergaul dengan humanisme. Jadi sebenarnya naturalisasi itu bukan lagi soal halal atau haram di dunia olahraga. Sehingga seharusnya tidak menjadi kontroversi," kata dia.
"Hanya, memang harus ada relevansinya. Artinya naturalisasi yang datang dari inisiatif federasi, hanya relevan jika pemain tersebut ada hubungan sejarah atau darah keturunan," kata dia menambahkan.
Garis keturunan yang dimaksud yakni pemain lahir di negara bersangkutan, atau salah satu orang tua kandung pemain lahir di negara tersebut, atau kakek/nenek sang pemain lahir di negara tersebut, dan atau pemain telah menetap di negara tersebut selama lima tahun, terhitung saat usianya mencapai 18 tahun.
Aturan itu pun mengacu pada statuta FIFA terkait FIFA Eligibility Rules di pasal 7. Sementara lima pemain muda Brazil tersebut tak ada sama sekali garis keturunan Indonesia.
Di sisi lain, kata La Nyalla apabila ingin menjadi WNI minimal harus ada inisiatif dari yang bersangkutan, bukan hanya mempertimbangkan ambisi federasi semata.
"Sebab, yang saya dengar, lima pemain muda asal Brazil yang sekarang dititipkan untuk main di sejumlah klub di Indonesia, itu inisiatif PSSI. Maka, wajib mempertimbangkan faktor relevansi tadi," kata dia.
Sebelumnya, lima pemain muda asal Brazil bergabung dengan sejumlah klub di Liga 1 Indonesia. Kelimanya adalah Thiago Pereira dan Maike Henrique de Lima (seleksi di Persija), Robert Junior Rodrigues Santos (seleksi Madura United), dan Hugo Guilherme dan Pedro Hendrique (direkrut di Arema FC).
Kadatangannya terkesan mendadak bahkan dihubung-hubungkan dengan persiapan Piala Dunia U-20. Bahkan manajemen Arema FC dan Madura United secara terang-terangan menyatakan pemain tersebut berpeluang dinaturalisasi. Meski alasannya, agar persaingan di antara pemain muda semakin ketat.
Hal tersebut juga diperkuat pernyataan Ketum PSSI Mochammad Iriawan dalam sebuah webinar. Dalam kesempatan itu, ia menyatakan akan melakukan "cara-cara luar biasa" dalam menghadapi Piala Dunia U-20.
Meski belakangan melalui Dirtek timnas Indonesia Indra Sjafri membantah wacana naturalisasi lima pemain Brazil itu untuk Piala Dunia U-20. Ia mengatakan bahwa kedatangan mereka murni atas inisiatif klub.
Dalam keterangan tertulis yang diterima wartawan di Jakarta, Rabu, mantan Ketum PSSI tersebut mengatakan bahwa untuk bisa menjadi WNI, salah satunya harus ada relevansi. Artinya, pemain tersebut memiliki garis keturunan Indonesia.
"Nasionalisme itu sekarang sudah bergaul dengan humanisme. Jadi sebenarnya naturalisasi itu bukan lagi soal halal atau haram di dunia olahraga. Sehingga seharusnya tidak menjadi kontroversi," kata dia.
"Hanya, memang harus ada relevansinya. Artinya naturalisasi yang datang dari inisiatif federasi, hanya relevan jika pemain tersebut ada hubungan sejarah atau darah keturunan," kata dia menambahkan.
Garis keturunan yang dimaksud yakni pemain lahir di negara bersangkutan, atau salah satu orang tua kandung pemain lahir di negara tersebut, atau kakek/nenek sang pemain lahir di negara tersebut, dan atau pemain telah menetap di negara tersebut selama lima tahun, terhitung saat usianya mencapai 18 tahun.
Aturan itu pun mengacu pada statuta FIFA terkait FIFA Eligibility Rules di pasal 7. Sementara lima pemain muda Brazil tersebut tak ada sama sekali garis keturunan Indonesia.
Di sisi lain, kata La Nyalla apabila ingin menjadi WNI minimal harus ada inisiatif dari yang bersangkutan, bukan hanya mempertimbangkan ambisi federasi semata.
"Sebab, yang saya dengar, lima pemain muda asal Brazil yang sekarang dititipkan untuk main di sejumlah klub di Indonesia, itu inisiatif PSSI. Maka, wajib mempertimbangkan faktor relevansi tadi," kata dia.
Sebelumnya, lima pemain muda asal Brazil bergabung dengan sejumlah klub di Liga 1 Indonesia. Kelimanya adalah Thiago Pereira dan Maike Henrique de Lima (seleksi di Persija), Robert Junior Rodrigues Santos (seleksi Madura United), dan Hugo Guilherme dan Pedro Hendrique (direkrut di Arema FC).
Kadatangannya terkesan mendadak bahkan dihubung-hubungkan dengan persiapan Piala Dunia U-20. Bahkan manajemen Arema FC dan Madura United secara terang-terangan menyatakan pemain tersebut berpeluang dinaturalisasi. Meski alasannya, agar persaingan di antara pemain muda semakin ketat.
Hal tersebut juga diperkuat pernyataan Ketum PSSI Mochammad Iriawan dalam sebuah webinar. Dalam kesempatan itu, ia menyatakan akan melakukan "cara-cara luar biasa" dalam menghadapi Piala Dunia U-20.
Meski belakangan melalui Dirtek timnas Indonesia Indra Sjafri membantah wacana naturalisasi lima pemain Brazil itu untuk Piala Dunia U-20. Ia mengatakan bahwa kedatangan mereka murni atas inisiatif klub.