Tulungagung, Jatim (ANTARA) - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Ahad, melanjutkan kegiatan kunjungan kerjanya dengan acara gowes bareng penyintas COVID-19 di Kabupaten Tulungagung guna mengkampanyekan penggunaan masker di tengah masyarakat.
Memulai aktivitas olahraga paginya dari halaman Pendopo Kabupaten Tulungagung, Khofifah yang mengenakan pakaian olahraga serba gelap dengan sablon tulisan "Pakai Masker" tampak didampingi Sekdaprov Jatim Heru Tjahjono dan Bupati Tulungagung Maryoto Birowo.
Bersama rombongan penyintas, Khofifah mengayuh sepeda lipat miliknya berkeliling jalur kota sambil mengkampanyekan pentingnya penggunaan masker demi memutus rantai penularan COVID-19.
"Hari ini kami bersama kelompok penyintas ingin menyampaikan kepada saudara-saudara kami se-Jawa Timur, bahwa hari ini memang kita semua harus patuh disiplin menggunakan masker secara benar," kata Khofifah dikonfirmasi awak media jelang acara gowes bareng di Pendopo Tulungagung.
Kampanye masker oleh Khofifah bersama penyintas tak hanya digelar di Tulungagung. Namun juga dilakukan bergilir ke sejumlah kabupaten/kota lain di Jatim.
"Kami tiap minggu pindah-pindah kota. Dan berikutnya mereka (penyintas) berharap bahwa kalau ada masyarakat yang terkonfirmasi positif COVID-19, dan kalau ada masyarakat yang sudah sembuh dari COVID-19, tolong jangan ada stigma. Kira-kira seperti itu pesan yang ingin disampaikan," kata Khofifah.
Angka kesembuhan COVID-19 di Jawa Timur sendiri saat ini disebut Khofifah mencapai 79,08 persen per Sabtu (12/9) sore.
Menurut dia, kesembuhan yang sangat tinggi ini adalah berita baik. Namun demikian masyarakat diimbau Khofifah untuk tetap waspada dan disiplin menjalankan protokol kesehatan sebab penyebaran COVID-19 ini belum berhenti.
"Pesan saya, bantu Pak Bupati dan Ibu ketua tim penggerak PKK Tulungagung. Monggo 'sedoyo dulur-dulur' Tulungagung tetap waspada tetap jaga protokol kesehatan gunakan masker dengan benar. Jaga jarak yang aman di tangan dengan baik dan olahraga punya asupan gizi yang baik," katanya.
Terkait kemungkinan munculnya lonjakan kasus baru, Khofifah memastikan pihaknya telah mengantisipasi dengan memberlakukan skenario khusus demi melokalisir wabah agar tidak semakin menyebar dan menular.
"Alhamdulillah posisi Jawa Timur, kita sudah punya pengalaman melakukan pembatasan sosial berskala mikro sehingga hal-hal yang memungkinkan kita harus melakukan isolasi secara terbatas kita sudah lakukan itu," katanya.
Ia lalu mencontohkan kasus lonjakan COVID-19 di Magetan yang kemudian diikuti dengan kebijakan pembatasan sosial berskala mikro.
Hasilnya disebut Khofifah sangat efektif menekan laju persebaran virus corona di tengah masyarakat.
"Alhamdulillah di Sidoarjo, Lapas Porong juga begitu. Kami koordinasi dengan Kakanwil Kumham dan ke Lapas Porong juga sepakat melakukan pembatasan sosial berskala mikro atau karantina lokal atau lockdown lokal," katanya.
Di Banyuwangi, lanjut Khofifah, tadi malam terkonfirmasi dari jumlah cukup signifikan yang terkonfirmasi positif, dimana selama 14 hari Ini mereka sudah selesai karantina per tadi malam semuanya sudah sehat.
"Itu juga formatnya adalah PSBM pembatasan sosial berskala mikro sehingga ini yang kita akan melakukan dari best practice di Jawa Timur maka tentu kita tidak berharap pada terbaru," katanya.
Memulai aktivitas olahraga paginya dari halaman Pendopo Kabupaten Tulungagung, Khofifah yang mengenakan pakaian olahraga serba gelap dengan sablon tulisan "Pakai Masker" tampak didampingi Sekdaprov Jatim Heru Tjahjono dan Bupati Tulungagung Maryoto Birowo.
Bersama rombongan penyintas, Khofifah mengayuh sepeda lipat miliknya berkeliling jalur kota sambil mengkampanyekan pentingnya penggunaan masker demi memutus rantai penularan COVID-19.
"Hari ini kami bersama kelompok penyintas ingin menyampaikan kepada saudara-saudara kami se-Jawa Timur, bahwa hari ini memang kita semua harus patuh disiplin menggunakan masker secara benar," kata Khofifah dikonfirmasi awak media jelang acara gowes bareng di Pendopo Tulungagung.
Kampanye masker oleh Khofifah bersama penyintas tak hanya digelar di Tulungagung. Namun juga dilakukan bergilir ke sejumlah kabupaten/kota lain di Jatim.
"Kami tiap minggu pindah-pindah kota. Dan berikutnya mereka (penyintas) berharap bahwa kalau ada masyarakat yang terkonfirmasi positif COVID-19, dan kalau ada masyarakat yang sudah sembuh dari COVID-19, tolong jangan ada stigma. Kira-kira seperti itu pesan yang ingin disampaikan," kata Khofifah.
Angka kesembuhan COVID-19 di Jawa Timur sendiri saat ini disebut Khofifah mencapai 79,08 persen per Sabtu (12/9) sore.
Menurut dia, kesembuhan yang sangat tinggi ini adalah berita baik. Namun demikian masyarakat diimbau Khofifah untuk tetap waspada dan disiplin menjalankan protokol kesehatan sebab penyebaran COVID-19 ini belum berhenti.
"Pesan saya, bantu Pak Bupati dan Ibu ketua tim penggerak PKK Tulungagung. Monggo 'sedoyo dulur-dulur' Tulungagung tetap waspada tetap jaga protokol kesehatan gunakan masker dengan benar. Jaga jarak yang aman di tangan dengan baik dan olahraga punya asupan gizi yang baik," katanya.
Terkait kemungkinan munculnya lonjakan kasus baru, Khofifah memastikan pihaknya telah mengantisipasi dengan memberlakukan skenario khusus demi melokalisir wabah agar tidak semakin menyebar dan menular.
"Alhamdulillah posisi Jawa Timur, kita sudah punya pengalaman melakukan pembatasan sosial berskala mikro sehingga hal-hal yang memungkinkan kita harus melakukan isolasi secara terbatas kita sudah lakukan itu," katanya.
Ia lalu mencontohkan kasus lonjakan COVID-19 di Magetan yang kemudian diikuti dengan kebijakan pembatasan sosial berskala mikro.
Hasilnya disebut Khofifah sangat efektif menekan laju persebaran virus corona di tengah masyarakat.
"Alhamdulillah di Sidoarjo, Lapas Porong juga begitu. Kami koordinasi dengan Kakanwil Kumham dan ke Lapas Porong juga sepakat melakukan pembatasan sosial berskala mikro atau karantina lokal atau lockdown lokal," katanya.
Di Banyuwangi, lanjut Khofifah, tadi malam terkonfirmasi dari jumlah cukup signifikan yang terkonfirmasi positif, dimana selama 14 hari Ini mereka sudah selesai karantina per tadi malam semuanya sudah sehat.
"Itu juga formatnya adalah PSBM pembatasan sosial berskala mikro sehingga ini yang kita akan melakukan dari best practice di Jawa Timur maka tentu kita tidak berharap pada terbaru," katanya.