Timika (ANTARA) - Berbagai kalangan warga di Kabupaten Mimika, Provinsi Papua mendesak Pemkab setempat segera mengambil langkah serius menyikapi kenaikan jumlah pasien COVID-19 akhir-akhir ini.

Tokoh masyarakat Mimika Semuel Tandiyono di Timika, Kamis, mengatakan, selama periode Agustus-September terjadi kenaikan signifikan pasien terpapar COVID-19 di Mimika, terutama di wilayah Kota Timika dan sekitarnya.

"Temuan kasus positif selama periode Agustus-September ini berbanding terbalik dengan periode sebelum-sebelumnya. Sekarang angkanya naik terus, bahkan kemarin sampai 40 kasus dalam satu hari dan ada tiga pasien yang meninggal dunia. Sementara angka kesembuhannya jauh di bawah itu," kata Semuel.

Pengusaha yang bergerak di bidang perhotelan itu menilai Pemkab Mimika akhir-akhir ini agak longgar dalam mengawasi penerapan protokol kesehatan sehingga jumlah warga setempat yang terpapar virus corona jenis baru itu kian banyak.

"Situasi sekarang ini tempat isolasi di RSUD Mimika sudah hampir penuh. Ada beberapa pasien bahkan harus dibantu dengan ventilator. RSMM yang tadinya sudah tidak lagi merawat pasien COVID-19, sekarang ini sudah kembali merawat pasien COVID-19. Kami menilai selama masa penerapan tatanan hidup baru alias new normal sepertinya pemerintah daerah tidak ada geregetnya lagi. Tindak lanjut dari Inpres Nomor 6 Tahun 2020 (tentang Disiplin dan Penegakan Hukum Protokol Kesehatan Dalam Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus Disease 2019) saja tidak ada, masalahnya apa," tanya Semuel.

Mengingat Bupati Mimika Eltinus Omaleng saat ini sedang melakukan tugas ke luar daerah (Jakarta), Semuel meminta Wabup Mimika Johannes Rettob secepatnya mengumpulkan kembali Tim Gugus Tugas Percepatan Pengendalian (TGTPP) COVID-19 guna mencari solusi untuk penanganan segera agar dapat meminimalisasi penularan COVID-19 yang kian meluas di Mimika.

"Kita tidak boleh main-main, ini bencana nasional, kondisi kita sekarang ini sudah fatal. Kalau dibiarkan, Pemda bisa disalahkan. Tolong Bapak Wabup segera kumpulkan semua elemen, termasuk tokoh-tokoh agama. Harus segera diambil langkah serius untuk mengatasi kondisi dan keadaan saat ini yang semakin parah di Mimika," usul Semuel. Grafis peningkatan kasus COVID-19 di Kabupaten Mimika. (ANTARA/Evarianus Supar)
Berdasarkan data dari Posko Kesehatan Mimika, warga di wilayah Distrik Mimika Baru dan Wania serta Kuala Kencana dan Pelabuhan Portsite Amamapare yang terpapar COVID-19 selama periode September ini saja sudah mencapai lebih dari 200-an orang.

"Setiap hari angka kasus baru tambah banyak. Karyawan BRI saja sudah sekitar 16 orang, belum PLN sudah lebih dari 20-an orang, begitupun Imigrasi dan tukang ojek yang terpapar lebih dari 10 orang, ada juga staf perwakilan Garuda Indonesia. Kantor Dinas Perhubungan juga sekarang ditutup karena ada pegawai yang positif. Kita tidak tahu lagi berapa ASN yang terpapar, guru, siswa. Kalau aktivitas masyarakat tetap dibiarkan sebebas-bebasnya seperti sekarang, tinggal menunggu waktu kita akan memanen masalah yang lebih pelik lagi," ujarnya.

Salah satu praktisi kesehatan di Mimika Hengky Rumbiak juga meminta Pemkab Mimika serius menyikapi kenaikan angka penularan COVID-19 di wilayah itu.

"Apakah mau tunggu dulu sampai rumah sakit penuh, petugas kesehatan sakit semua baru kita mau bertindak? Kita semua membutuhkan aksi nyata dalam situasi ini," ujarnya.

Hengky tidak menampik bahwa tingkat kepatuhan warga Mimika terhadap protokol kesehatan sangat rendah.

"Banyak warga malas tahu. Sudah waktunya bertindak tegas, sebab jika ditunda terus maka bom COVID-19 akan meledak dimana-mana," ucap Hengky.

Mantan anggota DPRD Mimika Johan Ade Matulessy menilai saat ini tidak ada lagi wilayah di Mimika yang benar-benar aman dari penularan COVID-19.

"Pandemi COVID-19 ini sudah ada di tengah-tengah masyarakat, tidak ada lagi zona aman di Mimika. Semua wilayah sudah terindikasi terpapar. Semua elemen masyarakat Mimika harus bersatu padu membantu tim untuk menekan seminimalisasi penuaran COVID-19," pinta Johan.

Hingga Rabu (16/9) malam, kumulatif COVID-19 di Mimika sudah mencapai 1.064 kasus, dengan jumlah kasus aktif yang dirawat di rumah sakit sebanyak 256 pasien dan pasien sembuh mencapai 798 orang.
Pada Rabu (16/9), terdapat penambahan 40 kasus baru positif, terbanyak dari Distrik Mimika Baru yaitu 17 kasus, diikuti Distrik Wania 11 kasus, Distrik Kuala Kencana 10 kasus dan masing-masing satu kasus dari Pelabuhan Portsite Kampung Amamapare Distrik Mimika Timur Jauh dan Distrik Kwamki Narama.

Masih pada hari yang sama, terdapat tiga pasien COVID-19 di Mimika yang dinyatakan meninggal dunia sehingga total keseluruhan warga Mimika yang meninggal akibat terpapar COVID-19 mencapai 10 orang.

Akibat peningkatan jumlah kasus baru COVID-19 di Mimika, kawasan kelurahan dan kampung (desa) yang dinyatakan sebagai zona merah juga bertambah menjadi 11 kelurahan dan kampung.

Sementara Kelurahan dan Distrik Tembagapura yang tadinya merupakan salah satu kawasan konsentrasi kasus COVID-19 tertinggi di Mimika kini sudah berubah menjadi kawasan zona kuning.

Pewarta : Evarianus Supar
Editor : Muhsidin
Copyright © ANTARA 2024