Wamena (ANTARA) - Wahana Visi Indonesia (WVI) bekerja sama dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua, menyiapkan penggunaan bahasa ibu atau bahasa Baliem di satuan pendidikan, sebab survei menunjukkan  anak-anak lebih cepat paham jika diajarkan dengan bahasa ibu.

"Literasi paling cepat dipahami oleh anak kalau diajarkan dalam bahasa ibunya. Jadi misalnya anak Baliem, bicara bahasa Baliem akan lebih cepat paham daripada bahasa Indonesia yang mungkin dari luar," kata Marthen Sattu Sambo, Spesialis Pendidikan WVI Area Papua, di Wamena, Kamis.

Marthen mengatakan gerakan yang sedang didorong itu, melibatkan tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh agama yang berada di wilayah adat Baliem atau Jayawijaya.

"Harapan kedua kami, setelah ini dilakukan maka budaya tetap lestari. Dari sisi bahasa, tradisi dan kearifan lokal di budaya lembah Baliem sendiri," katanya.

WVI mengharapkan dengan langkah itu, pendidikan di wilayah Papua tetap maju tanpa meninggalkan budaya dan bahasa lokal setempat.

"Teknisnya, ide utama adalah anak harus belajar literasi di sekolah tetapi juga di rumah. Kalau di sekolah berarti gurunya dilatih menggunakan modul kontekstual yang menggunakan bahasa ibu. Kalau di rumah itu juga ada misalnya poster-poster huruf yang bukan hanya A,B,C tetapi ada juga ilustrasi dalam Bahasa Baliem," katanya.

Kepala Dinas Pendidikan Jayawijaya Walden Hood Sinaga mengatakan penggunaan bahasa ibu merupakan satu inovasi untuk memudahkan anak-anak memahami materi atau isi pembelajaran.

Ia mengatakan penggunaan bahasa ibu di sekolah juga merupakan program bupati untuk melestarikan budaya wilayah itu.

"Ini juga termasuk inisiasi WVI yang ketemu dengan kebijakan bupati, dan kita di dinas pendidikan sebagai penyelenggara, tentu bagian yang berperan menindaklanjutinya. Nanti tidaklanjutnya kepada regulasi payung hukumnya, yang kedua materinya," kata Walden.

Dinas pendidikan maupun WVI sendiri mengharapkan program ini bisa cepat direalisasikan di satuan pendidikan.

"Kami mengharapkan kalau bisa mulus, tahun ajaran baru, 2021 itu sudah mulai. tentu harus ada payung hukumnya," kata Walden Hood Sinaga.

Pewarta : Marius Frisson Yewun
Editor : Muhsidin
Copyright © ANTARA 2024