Wamena (ANTARA) - Universitas Amal Ilmiah (UNAIM) Yapis Wamena, yang merupakan universitas pertama di wilayah pedalaman Papua melaksanakan wisuda sebanyak 199 orang pada 1 Oktober 2020.
Rektor UNAIM Yapis Rudi Hartono di Wamena, Kamis mengatakan universitas pertama di Pegunungan Tengah Papua itu terdiri dari empat program studi dan dua fakultas.
"Kami meluluskan kurang lebih 199 orang dalam wisuda perdana UNAIM hari ini. Setelah kita meluluskan alumni yang pertama di universitas ini, kita berharap terus terjadi peningkatan-peningkatan mutu dan kualitas sebab itu yang menjadi tujuan utama kita di dalam mengembangkan universitas," katanya.
Ia memastikan pihaknya akan selalu siap mewujudkan mutu lulusan terbaik sebagaimana harapan masyarakat dan juga pemangku kepentingan dalam mendorong majunya pembangunan di wilayah ini.
"Dengan berakhirnya perkuliahan dari mahasiswa, kita harapkan seluruh alumni yang ada di universitas ini akan memberikan kemampuannya di tengah masyarakat di dalam mengembangkan pembangunan SDM di pegunungan tengah Papua dan Indonesia pada umumnya," katanya.
Awalnya direncanakan sekitar 246 orang yang diwisuda pada peridoe ini namun hanya 199 orang yang mengikuti wisuda sebab sebagian belum memenuhi beberapa persyaratan untuk mengikuti wisuda.
"Pada usia perdana universitas ini, kita juga memperingati milad Ke-21, semoga ini menjadi momen terbaik dalam pengembangan kami ke depan," katanya.
Setelah Stisip Yapis Wamena itu berubah menjadi universitas, jumlah mahasiswa yang mendaftar pada tahun akademik 2020 mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2019 lalu, dan hal itu menandakan animo masyarakat di delapan Kabupaten Pegunungan Tengah Papua untuk mendaftar di kampus tersebut cukup tinggi.
"Untuk mahasiswa baru di tahun 2019 jumlah yang terdaftar kurang lebih 375 orang. Namun setelah menjadi universitas di tahun akademik 2020, mengalami peningkatan yang signifikan berjumlah 675 orang yang tersebar di sejumlah program studi yang ada," katanya.
Penasehat UNAIM Yapis Wamena Haji Maskur Adam mengharapkan keberadaan universitas itu dapat mengantarkan anak-anak di pedalaman Papua untuk mendapatkan pendidikan yang layak seperti di luar Papua.
"Sekarang kualitas pendidikan itu dituntut bahwa mulai dari pusat sampai ke daerah terpencil harus sama, oleh karena itu kita harapkan lulusan kita ini tidak hanya bisa berpartisipasi di Jayawijaya atau di Pegunungan Tengah, tetapi mereka bisa berpartisipasi sampai di provinsi maupun di luar Papua," katanya.
Dengan adanya Otonomi Daerah, kata dia, putra-putri asli Papua yang memiliki pendidikan baik, berpeluang bekerja hingga ke luar Papua, misalnya di Pusat.
Rektor UNAIM Yapis Rudi Hartono di Wamena, Kamis mengatakan universitas pertama di Pegunungan Tengah Papua itu terdiri dari empat program studi dan dua fakultas.
"Kami meluluskan kurang lebih 199 orang dalam wisuda perdana UNAIM hari ini. Setelah kita meluluskan alumni yang pertama di universitas ini, kita berharap terus terjadi peningkatan-peningkatan mutu dan kualitas sebab itu yang menjadi tujuan utama kita di dalam mengembangkan universitas," katanya.
Ia memastikan pihaknya akan selalu siap mewujudkan mutu lulusan terbaik sebagaimana harapan masyarakat dan juga pemangku kepentingan dalam mendorong majunya pembangunan di wilayah ini.
"Dengan berakhirnya perkuliahan dari mahasiswa, kita harapkan seluruh alumni yang ada di universitas ini akan memberikan kemampuannya di tengah masyarakat di dalam mengembangkan pembangunan SDM di pegunungan tengah Papua dan Indonesia pada umumnya," katanya.
Awalnya direncanakan sekitar 246 orang yang diwisuda pada peridoe ini namun hanya 199 orang yang mengikuti wisuda sebab sebagian belum memenuhi beberapa persyaratan untuk mengikuti wisuda.
"Pada usia perdana universitas ini, kita juga memperingati milad Ke-21, semoga ini menjadi momen terbaik dalam pengembangan kami ke depan," katanya.
Setelah Stisip Yapis Wamena itu berubah menjadi universitas, jumlah mahasiswa yang mendaftar pada tahun akademik 2020 mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2019 lalu, dan hal itu menandakan animo masyarakat di delapan Kabupaten Pegunungan Tengah Papua untuk mendaftar di kampus tersebut cukup tinggi.
"Untuk mahasiswa baru di tahun 2019 jumlah yang terdaftar kurang lebih 375 orang. Namun setelah menjadi universitas di tahun akademik 2020, mengalami peningkatan yang signifikan berjumlah 675 orang yang tersebar di sejumlah program studi yang ada," katanya.
Penasehat UNAIM Yapis Wamena Haji Maskur Adam mengharapkan keberadaan universitas itu dapat mengantarkan anak-anak di pedalaman Papua untuk mendapatkan pendidikan yang layak seperti di luar Papua.
"Sekarang kualitas pendidikan itu dituntut bahwa mulai dari pusat sampai ke daerah terpencil harus sama, oleh karena itu kita harapkan lulusan kita ini tidak hanya bisa berpartisipasi di Jayawijaya atau di Pegunungan Tengah, tetapi mereka bisa berpartisipasi sampai di provinsi maupun di luar Papua," katanya.
Dengan adanya Otonomi Daerah, kata dia, putra-putri asli Papua yang memiliki pendidikan baik, berpeluang bekerja hingga ke luar Papua, misalnya di Pusat.