Jakarta (ANTARA) - Universitas Terbuka melakukan wisuda secara daring bagi 19 pekerja migran Indonesia di Korea Selatan, Sabtu.
"Kami mengucapkan selamat kepada wisudawan yang diwisuda pada hari ini. Tidak semua orang mampu mengatur waktu antara pekerjaan dan pendidikan, namun teman-teman sudah membuktikannya," ujar Rektor Universitas Terbuka, Prof Ojat Darojat, dalam sambutannya yang dipantau dari Jakarta.
Ojat mengingatkan bahwa prestasi yang diraih para pekerja migran tersebut bukan semata-mata kerja keras yang dilakukan oleh wisudawan. Namun, ada dukungan maupun doa dari orang-orang tercinta.
Dia berharap para pekerja migran di luar negeri terus meningkatkan kompetensi yang dimilikinya. Meskipun harus meluangkan waktu untuk belajar di tengah kesibukan.
UT, lanjut Ojat, akan terus berupaya mengembangkan dan meningkatkan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam proses pembelajaran, sehingga mahasiswa UT di Indonesia maupun di luar negeri memperoleh layanan yang lebih baik.
"Dalam kaitannya dengan kebijakan Merdeka Belajar: Kampus Merdeka, dalam kurikulum mengalami perubahan pada beberapa mata kuliah. Kegiatan tersebut dapat dilakukan di tempat teman-teman bekerja," tambah dia.
Kepala Pusat Pengelolaan Mahasiswa Luar Negeri UT, Dewi Padmo mengatakan kegiatan wisuda daring tersebut menjadi istimewa karena dihadiri langsung oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.
Dewi mengatakan kegiatan wisuda itu merupakan wujud perhatian tenaga migran dalam meningkatkan kompetensinya.
"Kami berharap semakin banyak pekerja migran di luar negeri yang mengikuti jejak wisudawan," kata Dewi.
Saat ini di Korea Selatan, terdapat 246 mahasiswa UT. Jumlah itu sangat kecil dibandingkan jumlah pekerja migran di Korea Selatan.
"Untuk itu, kami mengajak para pekerja migran meningkatkan investasi pendidikan dengan menempuh pendidikan di UT. Perkuliahan dilakukan secara daring dan dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja," imbuh Dewi.
"Kami mengucapkan selamat kepada wisudawan yang diwisuda pada hari ini. Tidak semua orang mampu mengatur waktu antara pekerjaan dan pendidikan, namun teman-teman sudah membuktikannya," ujar Rektor Universitas Terbuka, Prof Ojat Darojat, dalam sambutannya yang dipantau dari Jakarta.
Ojat mengingatkan bahwa prestasi yang diraih para pekerja migran tersebut bukan semata-mata kerja keras yang dilakukan oleh wisudawan. Namun, ada dukungan maupun doa dari orang-orang tercinta.
Dia berharap para pekerja migran di luar negeri terus meningkatkan kompetensi yang dimilikinya. Meskipun harus meluangkan waktu untuk belajar di tengah kesibukan.
UT, lanjut Ojat, akan terus berupaya mengembangkan dan meningkatkan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam proses pembelajaran, sehingga mahasiswa UT di Indonesia maupun di luar negeri memperoleh layanan yang lebih baik.
"Dalam kaitannya dengan kebijakan Merdeka Belajar: Kampus Merdeka, dalam kurikulum mengalami perubahan pada beberapa mata kuliah. Kegiatan tersebut dapat dilakukan di tempat teman-teman bekerja," tambah dia.
Kepala Pusat Pengelolaan Mahasiswa Luar Negeri UT, Dewi Padmo mengatakan kegiatan wisuda daring tersebut menjadi istimewa karena dihadiri langsung oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.
Dewi mengatakan kegiatan wisuda itu merupakan wujud perhatian tenaga migran dalam meningkatkan kompetensinya.
"Kami berharap semakin banyak pekerja migran di luar negeri yang mengikuti jejak wisudawan," kata Dewi.
Saat ini di Korea Selatan, terdapat 246 mahasiswa UT. Jumlah itu sangat kecil dibandingkan jumlah pekerja migran di Korea Selatan.
"Untuk itu, kami mengajak para pekerja migran meningkatkan investasi pendidikan dengan menempuh pendidikan di UT. Perkuliahan dilakukan secara daring dan dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja," imbuh Dewi.