Jakarta (ANTARA) - Sebanyak 25 Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Hongkong yang merupakan mahasiswa Universitas Terbuka (UT) berhasil menyelesaikan pendidikannya dan diwisuda pada Upacara Penyerahan Ijazah UT Hongkong 2021.
“Ini merupakan prestasi yang membanggakan yang diraih oleh mahasiswa kita di Hongkong. Studi di UT luar biasa tantangannya jika dibandingkan tatap muka, dibutuhkan kemandirian dan kemauan untuk belajar di tengah kesibukan bekerja. Ini tentu tidak mudah,” ujar Rektor UT Profesor Ojat Darojat yang dipantau secara daring di Jakarta, Ahad.
Ia menambahkan bahwa tantangan yang tidak mudah tersebut, berhasil dihadapi mahasiswa UT tersebut dengan berhasil menamatkan studinya di tengah kesibukannya.
"Studi di UT luar biasa jika dibandingkan dengan tatap muka, antara lain karena dibutuhkan kemandirian dengan baik di tengah mereka bekerja. Tidak mudah, tantangan sangat berat. dengan kerja keras, maka seluruh kendala yang dihadapi dengan sangat baik. buah kerja keras. Semoga apa yang diraih pada hari ini, dapat menambah pada kinerja pada masa depan,” kata dia.
UPI dilaksanakan secara luring dan daring untuk mencegah penyebaran pandemi COVID-19. Sebanyak 23 lulusan mengikuti upacara secara langsung di Hongkong dan dua lulusan mengikuti secara daring.
Sebanyak 25 lulusan tersebut terdiri atas lulusan Program Studi Sastra Inggris Bidang Minat Penerjemahan, Manajemen, Akuntasi, Ilmu Komunikasi, dan Administrasi Bisnis.
“Kegigihan para lulusan UT yang telah berhasil menyelesaikan kuliah di Hongkong ini merupakan ikhtiar luar biasa yang tidak bisa dilakukan semua orang. Keberhasilan wisudawan UT-Hongkong akan menjadi motivasi bagi para PMI di Hongkong untuk mengikuti jejak mereka,” kata dia.
Keberhasilan mahasiswa UT tersebut, tambah Ojat, sejalan dengan misi utama UT untuk menyediakan akses dan pemerataan pendidikan tinggi bagi seluruh warga negara Indonesia, termasuk mereka yang berada di luar negeri.
Kepala Pusat Pengelolaan Mahasiswa Luar Negeri (PPMLN) Dr Pardamean Daulay memuji mahasiswa UT di Hongkong yang diwisuda, yang mana sebagian besar para perempuan.
“Semuanya adalah perempuan yang bekerja sebagai PMI yang tidak lupa meningkatkan kompetensinya. Mereka merupakan sosok 'Kartini' pada masa kini, yang membangun Indonesia melalui pendidikan,” katanya.
Konsul Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Hongkong Ricky Suhendar memberi apresiasi pada Universitas Terbuka yang memiliki peran esensial dalam meningkatkan kapasitas sumber daya Indonesia, termasuk masyarakat Indonesia yang berada di luar negeri, melalui program pembelajaran jarak jauh.
Program pembelajaran jarak jauh menjadi relevan dengan kondisi pandemi saat ini, sedangkan UT merupakan pionir dalam dunia digitalisasi pendidikan.
“Kami juga mengapresiasi PMI yang di tengah kesibukan kerja yang demikian padat dan menyita energi, teman-teman memiliki semangat dan kesanggupan yang luar biasa untuk menempuh pendidikan lanjutan. Bekerja sambil belajar berarti dituntut memiliki disiplin diri, inisiatif, dan motivasi yang kuat. Untuk itu apresiasi saya sebesar-besarnya atas kerja keras teman-teman berkomitmen untuk tidak berhenti menuntut ilmu,” kata dia.