Chicago (ANTARA) - Harga emas berjangka sedikit lebih tinggi pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), saat para investor khawatir tentang lonjakan kasus COVID-19 dan persaingan untuk pemilihan presiden AS bulan depan menghadapi dolar yang lebih kuat terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi COMEX New York Exchange, naik tipis 0,5 dolar AS atau 0,03 persen menjadi ditutup pada 1.905,70 dolar AS per ounce. Akhir pekan lalu (23/10/2020), emas berjangka juga sedikit menguat 0,6 dolar AS atau 0,03 persen menjadi 1.905,20 dolar AS.
 

Pada Kamis (22/10/2020), emas berjangka turun tajam 24,9 dolar AS atau 1,29 persen menjadi 1.904,60 dolar AS, setelah bertambah 14,1 dolar AS atau 0,74 persen menjadi 1.929,50 dolar AS pada Rabu (21/10/2020), dan naik 3,7 dolar AS atau 0,19 persen menjadi 1.915,40 dolar AS pada Selasa (20/10/2020)..

"Emas telah terjebak antara 1.930 - 1.880 dolar AS. Menunggu untuk mengambil isyarat dari pemilihan presiden AS dan ada kebangkitan kembali pandemi ini," kata Phillip Streible, kepala strategi pasar di Blue Line Futures di Chicago.

"Tapi indeks dolar naik hari ini, (dan) memiliki korelasi terbalik yang kuat dengan emas," tambahnya.

Lonjakan infeksi baru membebani sentimen risiko di antara investor karena kasus menyentuh level rekor di Amerika Serikat, dan di Eropa, Italia dan Spanyol memberlakukan pembatasan baru.

Pada Minggu (25/10/2020), Ketua Dewan Perwakilan Rakyat AS Nancy Pelosi mengatakan pemerintahan Presiden Donald Trump sedang meninjau rencana terbaru untuk lebih banyak bantuan COVID-19, dan dia mengharapkan tanggapan pada Senin (26/10/2020) waktu setempat.

"Secara keseluruhan sentimen bullish masih kuat dan dalam, dengan pandangan bahwa lebih banyak stimulus akan datang dan ini benar-benar hanya masalah waktu," kata Tai Wong, kepala perdagangan derivatif logam dasar dan mulia di BMO.

Emas cenderung mendapat keuntungan dari langkah-langkah stimulus yang luas dari bank-bank sentral karena secara luas dipandang sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan penurunan nilai mata uang.

Namun, keuntungan safe-haven dolar AS membatasi daya tarik emas, ketika indeks dolar naik 0,3 persen terhadap para pesaingnya, membuat emas lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember turun 25,5 sen atau 1,03 persen menjadi ditutup pada 24,42 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari turun 29,3 dolar AS atau 3,23 persen menjadi ditutup pada 877,4 dolar AS per ounce.
 

Pewarta : Apep Suhendar
Editor : Muhsidin
Copyright © ANTARA 2024