Jakarta (ANTARA) - Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19 dr Reisa Broto Asmoro mengatakan angka kesembuhan dari COVID-19 per 1 November 2020 di Indonesia kembali meningkat bila dibandingkan dengan pekan sebelumnya.
"Angka kesembuhan per 1 November 2020 mencapai 82,84 persen, meningkat bila dibandingkan dengan seminggu sebelumnya, yaitu 82,51 persen," kata Reisa dalam jumpa pers secara virtual yang ditayangkan akun Youtube FMB9ID_IKP dan diikuti dari Jakarta, Senin.
Reisa mengatakan aspek penelusuran dan pemeriksaan COVID-19 juga terus meningkat. Sudah ada lebih dari 4,5 juta spesimen diperiksa dan banyak di antaranya negatif.
Menurut Reisa, strategi 3M, yaitu memakai masker dengan benar, menjaga jarak, dan mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir tetap menjadi upaya terbaik untuk mencegah penularan COVID-19.
"Menurut survei yang dilakukan Unicef dan Nielsen di Jabodetabek, Medan, Bandung, Semarang, Surabaya, dan Makassar; baru 32 persen responden yang melakukan ketiganya bersamaan. Sebagian besar baru mempraktikkan salah satu atau hanya dua dari 3M," tuturnya.
Survei tersebut menemukan sebagian kecil responden menganggap mencuci tangan sebagai langkah pencegahan penularan COVID-19 yang terbaik, kemudian disusul dengan menggunakan masker.
"Menjaga jarak menjadi langkah yang paling jarang dilakukan. Padahal, 3M itu sepaket, harus dilakukan bersamaan," katanya.
Dalam rangka menguatkan pelindungan rakyat Indonesia dari COVID-19 tanpa kecuali, Reisa mengatakan pemerintah terus berupaya mengembangkan, menyediakan, dan menyiapkan vaksin yang aman dan efektif yang bisa disetujui Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), dan Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Menurut Reisa, vaksin bertujuan untuk mengakhiri penularan COVID-19 dan menyelesaikan pandemi. Indonesia sudah puluhan tahun mengenal vaksin, bahkan menjadi salah satu produsen vaksin.
"Kita doakan upaya yang dilakukan, baik upaya sendiri, melalui kerja sama bilateral, maupun unilateral; akan lancar dan sukses untuk kepentingan kita bersama," ucapnya.
"Angka kesembuhan per 1 November 2020 mencapai 82,84 persen, meningkat bila dibandingkan dengan seminggu sebelumnya, yaitu 82,51 persen," kata Reisa dalam jumpa pers secara virtual yang ditayangkan akun Youtube FMB9ID_IKP dan diikuti dari Jakarta, Senin.
Reisa mengatakan aspek penelusuran dan pemeriksaan COVID-19 juga terus meningkat. Sudah ada lebih dari 4,5 juta spesimen diperiksa dan banyak di antaranya negatif.
Menurut Reisa, strategi 3M, yaitu memakai masker dengan benar, menjaga jarak, dan mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir tetap menjadi upaya terbaik untuk mencegah penularan COVID-19.
"Menurut survei yang dilakukan Unicef dan Nielsen di Jabodetabek, Medan, Bandung, Semarang, Surabaya, dan Makassar; baru 32 persen responden yang melakukan ketiganya bersamaan. Sebagian besar baru mempraktikkan salah satu atau hanya dua dari 3M," tuturnya.
Survei tersebut menemukan sebagian kecil responden menganggap mencuci tangan sebagai langkah pencegahan penularan COVID-19 yang terbaik, kemudian disusul dengan menggunakan masker.
"Menjaga jarak menjadi langkah yang paling jarang dilakukan. Padahal, 3M itu sepaket, harus dilakukan bersamaan," katanya.
Dalam rangka menguatkan pelindungan rakyat Indonesia dari COVID-19 tanpa kecuali, Reisa mengatakan pemerintah terus berupaya mengembangkan, menyediakan, dan menyiapkan vaksin yang aman dan efektif yang bisa disetujui Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), dan Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Menurut Reisa, vaksin bertujuan untuk mengakhiri penularan COVID-19 dan menyelesaikan pandemi. Indonesia sudah puluhan tahun mengenal vaksin, bahkan menjadi salah satu produsen vaksin.
"Kita doakan upaya yang dilakukan, baik upaya sendiri, melalui kerja sama bilateral, maupun unilateral; akan lancar dan sukses untuk kepentingan kita bersama," ucapnya.