Wamena (ANTARA) - Pihak sekolah bersama Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Yalimo, Provinsi Papua sulit melarang siswa  terlibat kampanye politik dalam rangka pemilihan bupati dan wakil bupati  pada 9 Desember 2020.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Yalimo Nahor Nekwek di Elelim, Sabtu, mengatakan situasi ini berkaitan erat dengan budaya dimana jika adanya acara maka semua warga ikut terlibat, termasuk anak usia sekolah.

"Kalau ada acara di mana saja, anak-anak ikut dan sekolah itu kosong. Ya ini sering terjadi, bukan saja kita di Yalimo tetapi hampir di sebagian besar kabupaten di pegunungan Papua, jadi satu acara itu wajib masyarakat hadir di situ. Jadi bapak-ibu guru larang sampai bagaimana pun susah," katanya.

Ia mengatakan situasi ini yang menyebabkan proses pendidikan sedikit melambat setelah sebelumnya dihadapkan pada penyebaran wabah COVID-19.

"Jadi kita hadapi setelah COVID, kami di Yalimo sudah masuk pilkada, orang mulai ikut kegiatan di mana-mana, anak-anak mulai ikut. Kondisi kedua yang saya sampaikan ini, kami dinas melalui guru-guru sudah sampaikan tetapi itu sangat sulit dilakukan," katanya.

Ia memastikan dinas pendidikan juga menerapkan pencegahan penyebaran wabah COVID-19 seperti jaga jarak, terutama di wilayah pusat kota. 

Khusus untuk sekolah di wilayah pinggiran pusat kota yang jauh dari keramaian, lanjutnya, tetap melaksanakan proses pendidikan tatap muka karena tidak dijangkau layanan internet.

"Kalau untuk pencegahan COVID-19 kami sudah jalankan sesuai peraturan protokol kesehatan pencegahan COVID-19, jadi tidak ada masalah," katanya.

Pewarta : Marius Frisson Yewun
Editor : Muhsidin
Copyright © ANTARA 2024