Chicago (ANTARA) - Harga emas jatuh akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB) mencatat penurunan untuk hari kedua berturut-turut, tertekan optimisme tentang uji coba vaksin Pfizer yang berhasil melawan kekhawatiran atas meningkatnya infeksi Virus Corona dan spekulasi dukungan ekonomi lebih lanjut.
Kontrak harga emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi COMEX New York Exchange jatuh 11,2 dolar AS atau 0,59 persen menjadi ditutup pada 1.873,90 dolar AS per ounce.
Harga emas berjangka terpangkas 2,7 dolar AS atau 0,14 persen menjadi 1.885,10 dolar AS pada Selasa (17/11/2020), setelah naik 1,6 dolar AS atau 0,08 persen menjadi 1.887,80 dolar AS per pada Senin (16/11/2020), dan melonjak 12,90 dolar AS atau 0,69 persen menjadi 1.886,20 dolar AS pada Jumat (13/11/2020).
"Peluncuran perkembangan vaksin yang positif mengurangi daya tarik emas sebagai tempat berlindung yang aman. (Meskipun) tampaknya masih dalam kisaran perdagangan, kenaikan besar tampaknya akan berakhir untuk saat ini," kata Analis ED&F Man Capital Markets, Edward Meir.
Produsen obat AS Pfizer Inc mengatakan akan mengajukan izin darurat AS setelah hasil akhir dari uji coba vaksinnya menunjukkan tingkat keberhasilan 95 persen dengan data keamanan dua bulan.
"(Vaksin) tampaknya berkembang dengan cepat dan ada beberapa lainnya juga sedang dalam proses ... yang akan membantu pemulihan ekonomi global dan menjadi bearish untuk emas. Tetapi sementara itu fakta bahwa kami tidak keluar dari kesulitan dan membutuhkan lebih banyak stimulus tampaknya menawarkan beberapa dukungan," kata Meir.
Emas yang dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan penurunan nilai mata uang, telah naik 24 persen tahun ini, diuntungkan dari stimulus global besar-besaran dan suku bunga mendekati nol.
"Perlu diingat bahwa pendorong arus investasi ke logam mulia pada akhirnya bersumber dari dorongan kuat yang menurunkan suku bunga riil," kata TD Securities dalam sebuah catatan.
"Upaya lanjutan Federal Reserve AS untuk memicu ekspektasi inflasi yang lebih tinggi akan menekan suku bunga riil lebih dalam ke wilayah negatif. Hal ini akan terus mendorong minat investasi terhadap logam mulia, saat modal berusaha melindungi dirinya dari suku bunga riil yang semakin negatif."
Analis pasar berpendapat bahwa vaksin COVID-19 tidak mungkin menjangkau banyak orang dalam waktu singkat di Amerika Serikat. Mungkin ada lebih banyak kesulitan ekonomi di depan, untuk bisnis yang sudah terpukul oleh gelombang pertama penguncian COVID-19 pada khususnya.
Harga logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember turun 20,3 sen atau 0,82 persen menjadi ditutup pada 24,448 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari naik 13,8 dolar AS atau 1,47 persen menjadi ditutup pada 950,9 dolar AS per ounce.
Kontrak harga emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi COMEX New York Exchange jatuh 11,2 dolar AS atau 0,59 persen menjadi ditutup pada 1.873,90 dolar AS per ounce.
Harga emas berjangka terpangkas 2,7 dolar AS atau 0,14 persen menjadi 1.885,10 dolar AS pada Selasa (17/11/2020), setelah naik 1,6 dolar AS atau 0,08 persen menjadi 1.887,80 dolar AS per pada Senin (16/11/2020), dan melonjak 12,90 dolar AS atau 0,69 persen menjadi 1.886,20 dolar AS pada Jumat (13/11/2020).
"Peluncuran perkembangan vaksin yang positif mengurangi daya tarik emas sebagai tempat berlindung yang aman. (Meskipun) tampaknya masih dalam kisaran perdagangan, kenaikan besar tampaknya akan berakhir untuk saat ini," kata Analis ED&F Man Capital Markets, Edward Meir.
Produsen obat AS Pfizer Inc mengatakan akan mengajukan izin darurat AS setelah hasil akhir dari uji coba vaksinnya menunjukkan tingkat keberhasilan 95 persen dengan data keamanan dua bulan.
"(Vaksin) tampaknya berkembang dengan cepat dan ada beberapa lainnya juga sedang dalam proses ... yang akan membantu pemulihan ekonomi global dan menjadi bearish untuk emas. Tetapi sementara itu fakta bahwa kami tidak keluar dari kesulitan dan membutuhkan lebih banyak stimulus tampaknya menawarkan beberapa dukungan," kata Meir.
Emas yang dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan penurunan nilai mata uang, telah naik 24 persen tahun ini, diuntungkan dari stimulus global besar-besaran dan suku bunga mendekati nol.
"Perlu diingat bahwa pendorong arus investasi ke logam mulia pada akhirnya bersumber dari dorongan kuat yang menurunkan suku bunga riil," kata TD Securities dalam sebuah catatan.
"Upaya lanjutan Federal Reserve AS untuk memicu ekspektasi inflasi yang lebih tinggi akan menekan suku bunga riil lebih dalam ke wilayah negatif. Hal ini akan terus mendorong minat investasi terhadap logam mulia, saat modal berusaha melindungi dirinya dari suku bunga riil yang semakin negatif."
Analis pasar berpendapat bahwa vaksin COVID-19 tidak mungkin menjangkau banyak orang dalam waktu singkat di Amerika Serikat. Mungkin ada lebih banyak kesulitan ekonomi di depan, untuk bisnis yang sudah terpukul oleh gelombang pertama penguncian COVID-19 pada khususnya.
Harga logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember turun 20,3 sen atau 0,82 persen menjadi ditutup pada 24,448 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari naik 13,8 dolar AS atau 1,47 persen menjadi ditutup pada 950,9 dolar AS per ounce.