Timika (ANTARA) - Kepala Kepolisian Resor Mimika, Papua AKBP IGG Era Adhinata berkomitmen akan segera mengosongkan kawasan Banti, Distrik Tembagapura dari aktivitas penambangan pendulang emas liar.

"Kalau memang benar ada 180 orang pendulang liar ada di Banti, Tembagapura, paling lambat tanggal 18 Desember kawasan itu sudah kami kosongkan. Saya jamin itu," kata Era Adhinata di Timika, Selasa.

Beberapa hari lalu sempat viral beredar di media sosial soal adanya sekitar 180-an orang pendulang liar beraktivitas di Kali Kabur, dekat Kampung Banti, Distrik Tembagapura.

Keberadaan para pendulang liar tersebut menuai protes dari isteri-isteri karyawan PT Freeport Indonesia asal Suku Amungme dari Kampung Banti dan Opitawak, lantaran penduduk di Kampung Banti 1, Banti 2 dan Opitawak kini seluruhnya mengungsi di Timika sejak awal Maret lalu.

Kapolres Mimika mengaku belum mengetahui kebenaran informasi itu dan menugaskan Kapolsek Tembagapura Ipda Eduardus Edison untuk mengecek keberadaan para pendulang liar di sekitaran Kampung Banti, Distrik Tembagapura.

Selain itu, Kapolres Mimika juga berkoordinasi dengan Dandim 1710 Mimika Letkol Inf Yoga Cahya Prasetya untuk bersama-sama menertibkan dan mengosongkan kawasan Kampung Banti, Distrik Tembagapura dari adanya aktivitas pendulangan emas liar.

"Saya sudah perintahkan Kapolsek Tembagapura untuk mengecek informasi tersebut. Kami juga berkoordinasi dengan Dandim Mimika untuk bersama-sama mengosongkan area itu paling lambat sampai 18 Desember 2020 tidak ada lagi aktivitas pendulangan di sekitaran Banti, Tembagapura," ujarnya.

Sebelum maraknya teror penembakan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Banti, Utikini Lama dan Kimbeli, Distrik Tembagapura, pada Oktober 2017, kawasan yang berdekatan dengan Tembagapura yang merupakan Kota Pertambangan Freeport itu menjadi salah satu daya tarik tersendiri bagi ribuan pendulang emas tradisional yang datang dari berbagai daerah tidak saja di wilayah Papua maupun dari luar Papua.

Aktivitas pendulangan emas tradisional seperti itu hingga kini masih terus berlangsung terutama di kawasan dataran rendah Mimika hingga ke Mile 50. 
 

Pewarta : Evarianus Supar
Editor : Muhsidin
Copyright © ANTARA 2024