Pontianak (ANTARA) - Sebanyak 18 sampel DNA dari pihak keluarga telah diambil oleh Tim DVI Biddokkes Polda Kalbar, guna proses identifikasi korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182 rute Jakarta-Pontianak, Sabtu (9/1).
"Hingga saat ini kami telah mengambil sebanyak 18 sampel DNA dari 20 orang dari pihak keluarga korban yang telah diwawancarai sebelumnya," kata Kepala Biddokkes Polda Kalbar, Kombes (Pol) dr Trisusilo di Pontianak, Minggu.
Pengambilan sampel DNA itu dilakukan di Posko Media Center Sriwijaya Air di Aula Bandar Udara Supadio Pontianak yang dilakukan oleh Biddokkes Polda Kalbar.
Trisusilo mengatakan dari 20 yang diwawancara itu mewakili 26 korban, kemudian nantinya dari pengambilan DNA itu hasilnya akan dikirim ke Jakarta guna mengindentifikasi korban yang ditemukan di lokasi kejadian.
"Hasil pemeriksaan ini besok pagi akan kami kirim dengan menggunakan pesawat Sriwijaya Air," ucap dia.
Ia menambahkan, pihak Sriwijaya Air terkait hal ini juga telah bersedia akan membawa dari Cengkareng langsung ke laboratorium Biddokkes Mabes Polri di Cipinang.
"Tadi kita sudah mendapat kepastia-nya, besok sampel DNA ini dari pihak Sriwijaya Air akan membawanya ke Jakarta. Dan langsung akan membawa ke Biddokkes Mabes Polri di Cipinang," ujarnya.
Sebelumnya, pesawat Sriwijaya Air nomor register PK-CLC SJ-182 rute Jakarta-Pontianak hilang kontak pada Sabtu (9/1) pukul 14.40 WIB dan jatuh di perairan Kepulauan Seribu di antara Pulau Lancang dan Pulau Laki.
Pesawat jenis Boeing 737-500 itu hilang kontak pada posisi 11 mil laut di utara Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang setelah melewati ketinggian 11.000 kaki dan pada saat menambah ketinggian di 13.000 kaki.
Pesawat tinggal landas dari Bandara Soekarno Hatta pukul 14.36 WIB. Jadwal tersebut mundur dari jadwal penerbangan sebelumnya 13.35 WIB. Penundaan keberangkatan karena faktor cuaca.
Berdasarkan data manifes penerbangan, pesawat yang diproduksi tahun 1994 itu membawa 62 orang terdiri atas 50 penumpang dan 12 orang kru. Dari jumlah tersebut, 40 orang dewasa, tujuh anak-anak, tiga bayi. Sedangkan 12 kru terdiri atas enam kru aktif dan enam kru ekstra.
"Hingga saat ini kami telah mengambil sebanyak 18 sampel DNA dari 20 orang dari pihak keluarga korban yang telah diwawancarai sebelumnya," kata Kepala Biddokkes Polda Kalbar, Kombes (Pol) dr Trisusilo di Pontianak, Minggu.
Pengambilan sampel DNA itu dilakukan di Posko Media Center Sriwijaya Air di Aula Bandar Udara Supadio Pontianak yang dilakukan oleh Biddokkes Polda Kalbar.
Trisusilo mengatakan dari 20 yang diwawancara itu mewakili 26 korban, kemudian nantinya dari pengambilan DNA itu hasilnya akan dikirim ke Jakarta guna mengindentifikasi korban yang ditemukan di lokasi kejadian.
"Hasil pemeriksaan ini besok pagi akan kami kirim dengan menggunakan pesawat Sriwijaya Air," ucap dia.
Ia menambahkan, pihak Sriwijaya Air terkait hal ini juga telah bersedia akan membawa dari Cengkareng langsung ke laboratorium Biddokkes Mabes Polri di Cipinang.
"Tadi kita sudah mendapat kepastia-nya, besok sampel DNA ini dari pihak Sriwijaya Air akan membawanya ke Jakarta. Dan langsung akan membawa ke Biddokkes Mabes Polri di Cipinang," ujarnya.
Sebelumnya, pesawat Sriwijaya Air nomor register PK-CLC SJ-182 rute Jakarta-Pontianak hilang kontak pada Sabtu (9/1) pukul 14.40 WIB dan jatuh di perairan Kepulauan Seribu di antara Pulau Lancang dan Pulau Laki.
Pesawat jenis Boeing 737-500 itu hilang kontak pada posisi 11 mil laut di utara Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang setelah melewati ketinggian 11.000 kaki dan pada saat menambah ketinggian di 13.000 kaki.
Pesawat tinggal landas dari Bandara Soekarno Hatta pukul 14.36 WIB. Jadwal tersebut mundur dari jadwal penerbangan sebelumnya 13.35 WIB. Penundaan keberangkatan karena faktor cuaca.
Berdasarkan data manifes penerbangan, pesawat yang diproduksi tahun 1994 itu membawa 62 orang terdiri atas 50 penumpang dan 12 orang kru. Dari jumlah tersebut, 40 orang dewasa, tujuh anak-anak, tiga bayi. Sedangkan 12 kru terdiri atas enam kru aktif dan enam kru ekstra.