Jakarta (ANTARA) - Tim SAR berhasil mengevakuasi jenazah M Fariz (5) dari Sungai Ciliwung, di kawasan Cililitan Kecil, Kramat Jati, Jakarta Timur, Rabu, setelah dilakukan pencarian sejak Senin (11/1) sore.
"Jenazah korban berada pada radius sekitar 1 kilometer dari titik jatuh," kata Ketua Tim SAR Jabodetabek, Septian, di Jakarta.
Sekitar pukul 09.21 WIB, petugas berhasil mengevakuasi jenazah korban yang tersangkut di antara serpihan ranting di permukaan air.
Proses pencarian korban sempat terkendala dengan situasi debit sungai yang mengalami peningkatan akibat curah hujan yang mengguyur bagian hulu di daerah Bogor, Jawa Barat.
"Kita lakukan pencarian di hari pertama tapi nihil. Pencarian kedua pada 12 Januari 2021 berlangsung pukul 08.00-17.00 WIB di posisi titik nol sampai 250 meter ke arah hilir," katanya.
Pada pencarian hari ketiga, kata Septian, terjadi kendala akibat peningkatan debit air sungai, membuat arus semakin deras serta mengganggu jarak pandang petugas di lapangan.
"Kendala adalah curah hujan gerimis dan di Bogor hujan juga jadi debit air naik. Pencarian kita perpanjang sampai Kalibata dan korban ditemukan di daerah Kramat Jati dalam kondisi sudah meninggal dunia," katanya.
Usai mengevakuasi jasad korban ke dataran untuk proses pemeriksaan, petugas langsung mengantar jenazah ke rumah duka di kawasan Kramat Jati untuk disemayamkan.
"Keluarga sudah mencocokkan bahwa benar jasad itu adalah M Fariz," katanya.
Peristiwa itu berawal saat korban sedang bermain sepak bola di bantaran sungai. Lantaran bola terjatuh ke sungai, korban berusaha mengambil namun terjatuh dan hanyut.
Saat itu korban terjatuh bersama seorang rekannya, namun berhasil diselamatkan oleh warga, sementara Fariz tidak ditemukan dan hilang terbawa arus.
Peristiwa bocah hanyut di aliran sungai di Jakarta Timur merupakan yang kesekian kalinya terjadi. Peristiwa terakhir berlangsung pada 6 November 2020 saat dua bocah yang sedang asik berenang tiba-tiba hanyut dan dilaporkan hilang selama dua hari.
Jasad korban berhasil ditemukan dalam kondisi tewas setelah tim evakuasi melakukan pencarian selama dua hari sejak mereka dinyatakan hilang di aliran Banjir Kanal Timur (BKT).
"Jenazah korban berada pada radius sekitar 1 kilometer dari titik jatuh," kata Ketua Tim SAR Jabodetabek, Septian, di Jakarta.
Sekitar pukul 09.21 WIB, petugas berhasil mengevakuasi jenazah korban yang tersangkut di antara serpihan ranting di permukaan air.
Proses pencarian korban sempat terkendala dengan situasi debit sungai yang mengalami peningkatan akibat curah hujan yang mengguyur bagian hulu di daerah Bogor, Jawa Barat.
"Kita lakukan pencarian di hari pertama tapi nihil. Pencarian kedua pada 12 Januari 2021 berlangsung pukul 08.00-17.00 WIB di posisi titik nol sampai 250 meter ke arah hilir," katanya.
Pada pencarian hari ketiga, kata Septian, terjadi kendala akibat peningkatan debit air sungai, membuat arus semakin deras serta mengganggu jarak pandang petugas di lapangan.
"Kendala adalah curah hujan gerimis dan di Bogor hujan juga jadi debit air naik. Pencarian kita perpanjang sampai Kalibata dan korban ditemukan di daerah Kramat Jati dalam kondisi sudah meninggal dunia," katanya.
Usai mengevakuasi jasad korban ke dataran untuk proses pemeriksaan, petugas langsung mengantar jenazah ke rumah duka di kawasan Kramat Jati untuk disemayamkan.
"Keluarga sudah mencocokkan bahwa benar jasad itu adalah M Fariz," katanya.
Peristiwa itu berawal saat korban sedang bermain sepak bola di bantaran sungai. Lantaran bola terjatuh ke sungai, korban berusaha mengambil namun terjatuh dan hanyut.
Saat itu korban terjatuh bersama seorang rekannya, namun berhasil diselamatkan oleh warga, sementara Fariz tidak ditemukan dan hilang terbawa arus.
Peristiwa bocah hanyut di aliran sungai di Jakarta Timur merupakan yang kesekian kalinya terjadi. Peristiwa terakhir berlangsung pada 6 November 2020 saat dua bocah yang sedang asik berenang tiba-tiba hanyut dan dilaporkan hilang selama dua hari.
Jasad korban berhasil ditemukan dalam kondisi tewas setelah tim evakuasi melakukan pencarian selama dua hari sejak mereka dinyatakan hilang di aliran Banjir Kanal Timur (BKT).