Timika (ANTARA) - Sebanyak 144 pengungsi Banti dan Opitawak pada Senin siang dipulangkan ke kampung halaman mereka di Distrik Tembagapura setelah berbulan-bulan mengungsi di Kota Timika akibat kondisi keamanan yang tidak kondusif.
Pemulangan seratusan pengungsi terdiri atas 113 orang dewasa dan 31 anak-anak itu merupakan gelombang ketiga setelah sebelumnya lebih dari 200 pengungsi telah kembali ke Banti dan Opitawak pada Rabu (20/1) dan Kamis (21/1).
Komandan Kodim 1710 Mimika Letkol Inf Yoga Cahya Prasetya di Timika mengatakan jajaran TNI dan Polri di Mimika turut serta membantu Pemkab Mimika dan PT Freeport Indonesia untuk memulangkan para pengungsi Banti dan Opitawak.
Para pengungsi itu dipulangkan ke Tembagapura menggunakan tiga armada bus karyawan PT Freeport Indonesia.
"Sebelumnya mereka yang naik ke Tembagapura telah terlebih dahulu mengikuti pemeriksaan kesehatan pada hari Kamis pekan lalu. Setelah dinyatakan sehat baru mereka bisa kembali ke kampung," kata Letkol Yoga.
Aparat TNI dan Polri mengarahkan para pengungsi Banti dan Opitawak untuk menjaga jarak saat hendak masuk ke dalam bus PT Freeport Indonesia. (ANTARA/HO/Kodim Mimika)
Dandim mengatakan jajaran-nya bersama Polres Mimika akan terus membantu dan mengawal pemulangan para pengungsi Banti dan Opitawak.
Sesuai data Pemerintah Distrik Tembagapura, jumlah warga Banti 1, Banti 2 dan Opitawak yang mengungsi ke Timika sebanyak 2.075 jiwa.
Pemulangan pengungsi Banti dan Opitawak itu hanya bisa dilakukan mulai hari Senin hingga Kamis setiap minggu. Sementara untuk hari Jumat hingga Minggu, armada bus PT Freeport Indonesia akan digunakan untuk mengangkut karyawan yang akan melaksanakan istirahat kerja di Timika maupun yang akan berangkat kerja dari Timika ke Tembagapura.
Selain membantu pemulangan pengungsi Banti dan Opitawak, para prajurit TNI dan Polri hingga kini masih terus disiagakan di Kampung Banti, Opitawak dan Tagabra, Distrik Tembagapura untuk menjaga keamanan di wilayah itu dari ancaman pendudukan oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB).
"Untuk pengamanan di atas sudah siap. Sudah ada pasukan TNI dan Polri di sana untuk membantu pengamanan warga yang kembali ke kampungnya," tutur Letkol Yoga.
Pasca-hengkang-nya sejumlah faksi KKB dari wilayah Banti dan sekitarnya pada 2020, aparat membangun empat pos TNI dan Polri di wilayah Banti 1, Banti 2, Tagabra dan Opitawak, Distrik Tembagapura.
Tiga dari empat pos itu kini ditempati pasukan TNI dari Yonif 756/WMS yang tergabung dalam Satgas Pengamanan Daerah Rawan dan pasukan Brimob BKO dari Polda Kepulauan Riau.
Dandim Mimika memastikan situasi keamanan di kawasan Banti dan sekitarnya saat ini cukup aman.
"Intinya dari keamanan sudah ada pos di sana. Sampai sekarang ini situasi di sana cukup aman," ujarnya menjelaskan.
Pemulangan seratusan pengungsi terdiri atas 113 orang dewasa dan 31 anak-anak itu merupakan gelombang ketiga setelah sebelumnya lebih dari 200 pengungsi telah kembali ke Banti dan Opitawak pada Rabu (20/1) dan Kamis (21/1).
Komandan Kodim 1710 Mimika Letkol Inf Yoga Cahya Prasetya di Timika mengatakan jajaran TNI dan Polri di Mimika turut serta membantu Pemkab Mimika dan PT Freeport Indonesia untuk memulangkan para pengungsi Banti dan Opitawak.
Para pengungsi itu dipulangkan ke Tembagapura menggunakan tiga armada bus karyawan PT Freeport Indonesia.
"Sebelumnya mereka yang naik ke Tembagapura telah terlebih dahulu mengikuti pemeriksaan kesehatan pada hari Kamis pekan lalu. Setelah dinyatakan sehat baru mereka bisa kembali ke kampung," kata Letkol Yoga.
Dandim mengatakan jajaran-nya bersama Polres Mimika akan terus membantu dan mengawal pemulangan para pengungsi Banti dan Opitawak.
Sesuai data Pemerintah Distrik Tembagapura, jumlah warga Banti 1, Banti 2 dan Opitawak yang mengungsi ke Timika sebanyak 2.075 jiwa.
Pemulangan pengungsi Banti dan Opitawak itu hanya bisa dilakukan mulai hari Senin hingga Kamis setiap minggu. Sementara untuk hari Jumat hingga Minggu, armada bus PT Freeport Indonesia akan digunakan untuk mengangkut karyawan yang akan melaksanakan istirahat kerja di Timika maupun yang akan berangkat kerja dari Timika ke Tembagapura.
Selain membantu pemulangan pengungsi Banti dan Opitawak, para prajurit TNI dan Polri hingga kini masih terus disiagakan di Kampung Banti, Opitawak dan Tagabra, Distrik Tembagapura untuk menjaga keamanan di wilayah itu dari ancaman pendudukan oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB).
"Untuk pengamanan di atas sudah siap. Sudah ada pasukan TNI dan Polri di sana untuk membantu pengamanan warga yang kembali ke kampungnya," tutur Letkol Yoga.
Pasca-hengkang-nya sejumlah faksi KKB dari wilayah Banti dan sekitarnya pada 2020, aparat membangun empat pos TNI dan Polri di wilayah Banti 1, Banti 2, Tagabra dan Opitawak, Distrik Tembagapura.
Tiga dari empat pos itu kini ditempati pasukan TNI dari Yonif 756/WMS yang tergabung dalam Satgas Pengamanan Daerah Rawan dan pasukan Brimob BKO dari Polda Kepulauan Riau.
Dandim Mimika memastikan situasi keamanan di kawasan Banti dan sekitarnya saat ini cukup aman.
"Intinya dari keamanan sudah ada pos di sana. Sampai sekarang ini situasi di sana cukup aman," ujarnya menjelaskan.