Jayapura (ANTARA) - Manajemen PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Papua dan Papua Barat (UIWP2B) menyebut beban puncak di Kabupaten Paniai mencapai 838 kilo watt (kW).

"Sedangkan beban puncak mesin pembangkit di wilayah Paniai mencapai 1.000 KW,"ungkap General Manajer (GM) PT PLN (Persero) UIWP2B Abdul Farid kepada Antara di Jayapura, Senin,

Farid mengakui, sayangnya, hingga kini masih terjadi pemadaman di wilayah Paniai bukan dari dampak musibah banjir bandang namun karena memang ada gangguan.

Menurut Farid, terjadi peralihan dari masa transisi di mana sebelumnya pemerintah daerah sudah menyediakan bangunan namun memang belum ideal.

"Namun karena harus memenuhi kebutuhan listrik jadi tetap kami operasikan, dan selanjutnya karena tidak ideal dengan kapasitas yang tidak memadai, akhirnya justru terbakar sehingga dampaknya jaringan tidak bisa dioperasikan lalu pembangkit juga terganggu," ujarnya.

Dia menjelaskan meskipun demikian, pembangkit yang terganggu ini sudah dalam proses perbaikan, PLN sudah mengganti jaringan milik pemerintah daerah dengan yang baru dan ukuran yang lebih besar.

"Kami juga masih menunggu komunikasi dengan pihak teknisi, jika sudah fix maka akan mulai memesan alat-alat yang dibutuhkan sehingga sambil menunggu perbaikan, sementara ini listrik dinyalakan secara bergilir," katanya lagi.

Dia menambahkan namun karena masyarakat ingin semua wilayah listriknya menyala bersamaan karena dirasa tidak adil jika hanya satu atau dua wilayah saja yang padam, akhirnya diputuskan untuk dipadamkan secara keseluruhan dan itu sudah berjalan selama satu pekan.

"Sekali lagi, padamnya listrik di Paniai selama seminggu ini dikarenakan adanya gangguan pada mesin pembangkit, bukan dikarenakan musibah banjir bandang, namun hal ini menjadi pekerjaan rumah bagi kami agar masyarakat di wilayah tersebut segera menikmati layanan listrik lagi," ujarnya lagi.
 

Pewarta : Hendrina Dian Kandipi
Editor : Muhsidin
Copyright © ANTARA 2024