Merauke (ANTARA) - Prajurit TNI Satgas Pamtas Yonif 611/Awang Long yang berada di bawah Dankolakops Korem 174/ATW membantu warga membuat olahan sagu sebagai makanan berkarbohidrat tinggi menjadi makanan pokok sebagai pengganti nasi dalam rangka mendukung ketahanan pangan serta memiliki nilai ekonomis di perbatasan Kampung Toray, Distrik Sota, Kabupaten Merauke.

Dansatgas Yonif 611/Awang Long Mayor Inf Albert Frantesca Hutagalung dalam keterangan diterima Kamis dini hari di Papua mengatakan, bahan makan yang berdasar sagu ini sangat banyak dan melimpah di Papua sehingga bisa diolah bervariasi.

"Dan juga Satgas Yonif 611/AWL bisa membantu masyarakat memproduksinya menjadi berbagai jenis makanan dan kita juga mendorong masyarakat untuk dijadikan sebagai ladang usaha nantinya ke depan," harap Dansatgas Yonif 611 Mayor Albert Hutagalung

Ia mengakui, pada umumnya orang di Indonesia memilih makanan pokok dari beras yang diolah menjadi nasi sebagai sumber karbohidrat.

Lain halnya yang terjadi di Kampung Toray, Distrik Sota, Kabupaten Merauke, menurut Dansatgas, warga kampung telah memilih sagu sebagai makanan pokok masyarakat lokal.

Anggota Satgas Yonif 611/AWL Pratu Makmur berkolaborasi dengan warga Kampung Toray Mama Lena mengolah makanan sagu sebagai menu makan pokok pengganti beras di keluarga tersebut.

"Hasil endapan sagu ini kita masak dulu beberapa saat hingga menjadi butiran, butiran inilah yang menjadi makanan pokok warga lokal sebagai pengganti nasi,"ungkap Pratu Makmur

Sementara itu, warga kamoung Toray mama Lena mengakui, warga di kampungnya jarang pakai nasi buat sarapan atau makan pagi maupun makan malam namun diganti dengan makan sagu karena sudah berlangsung turun temurun.

"Sagu ini memang menjadi makanan pokok favorit pengganti nasi di wilayah timur Indonesia seperti keluarganya yang masih meminati sagu ini sebagai makanan pokok," ujarnya

Makanan sagu di Papua telah diolah bervariasi seperti Papeda, ongol-ongol sagu, lempeng sagu dan masih banyak lagi.
 

Pewarta : Muhsidin
Editor : Muhsidin
Copyright © ANTARA 2024