Jayapura (ANTARA) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua mengedepankan upaya tanggap darurat dalam penanganan konflik di Kabupaten Intan Jaya yang belakangan sudah menyebabkan 600 warga mengungsi dari tempat tinggalnya.

Wakil Gubernur (Wagub) Papua Klemen Tinal di Jayapura, Selasa, mengatakan upaya tanggap darurat ini sebagai langkah dalam pemulihan situasi di Kabupaten Intan Jaya.

"Setelah Wakil Bupati Intan Jaya secara resmi menyerahkan laporan terkait kondisi terkini, maka hal ini pun dijadikan dasar bagi Pemprov Papua untuk melakukan langkah dalam upaya pemulihan situasi di wilayah tersebut," katanya.

Menurut Klemen, para pengungsi di ibukota Kabupaten Intan Jaya yakni Sugapa, Nabire dan Timika akan menjadi fokus serta perhatian pemerintah untuk segera ditangani.

Senada dengan Klemen Tinal, Wakil Bupati Intan Jaya Yan Kobogoyau mengatakan situasi terakhir di wilayahnya mulai membaik atau kondusif dari informasi disampaikan Bupati Natalis Tabuni yang kini berada di tempat tersebut.

"Para pengungsi secara berangsur sudah ada yang kembali ke kampungnya masing-masing meskipun tidak secara keseluruhan karena masih ada yang mengungsi di gereja Katholik setempat," katanya.

Dia menjelaskan dengan mewakili Pemkab Intan Jaya melakukan pertemuan bersama Pemprov Papua, pihaknya mengharapkan ada langkah-langkah strategis yang dapat dilaksanakan untuk memulihkan situasi di wilayah setempat.

Di tempat yang sama, Kepala Dinas Sosial Provinsi Papua Ribka Haluk menambahkan pihaknya sudah menyiapkan 120 ton beras yang akan dikirimkan ke para pengungsi yang berada di titik-titik atau posko pengungsian seperti Sugapa, Nabire dan Timika.

"Kami sudah berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait, termasuk Kementerian Sosial terkait penanganan pengungsi, di mana akan diserahkan secara simbolis oleh Wakil Gubernur Papua Klemen Tinal, namun karena kebutuhan makanan ini mendesak maka sudah ada yang akan didrop lebih dulu di beberapa posko pengungsian," katanya.

Pewarta : Hendrina Dian Kandipi
Editor : Editor Papua
Copyright © ANTARA 2024