Jayapura (ANTARA) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Papua menyebutkan perkembangan transaksi non tunai di wilayahnya (khususnya alat pembayaran menggunakan kartu-APMK) tercatat mengalami peningkatan yang sangat pesat.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Papua Naek Tigor Sinaga di Jayapura, Jumat, mengatakan hal ini terlihat dari peningkatan transaksi non tunai dibandingkan tunai melalui APMK dari 51,8 persen pada triwulan keempat menjadi 53,1 persen pada periode yang sama 2020.

"Di sisi lain, pangsa transaksi non tunai terhadap konsumsi rumah tangga (PDRB) turut mengalami peningkatan dari 27,5 persen pada triwulan keempat 2019 menjadi 30,1 persen pada 2020," katanya.

Menurut Naek Tigor, tren peningkatan transaksi non tunai ini tidak terlepas dari upaya peningkatan inklusi keuangan serta digitalisasi keuangan yang dilakukan Bank Indonesia bersama pemerintah daerah dan perbankan di Papua.

"Dalam hal ini inovasi sistem pembayaran memiliki peran penting, bertahap tapi pasti, dari awalnya transaksi dilakukan secara tunai menjadi ada alternatif non tunai," ujarnya.

Dia menjelaskan kemudian meningkat lagi transaksi non tunai yang tadinya masih dilakukan secara bersentuhan dan atau tatap muka, kini dengan adanya transaksi daring, e-commerce dan penggunaan QR Code Indonesia Standard (QRIS), transaksi dapat dilakukan secara nirsentuh serta tanpa tatap muka.

"Dalam implementasinya, QRIS mendapat sambutan baik dari masyarakat dan pelaku usaha di Papua, di mana dalam dua tahun terakhir jumlah merchant yang menggunakannya mengalami peningkatan signifikan dari 4.290 merchant di 2019 menjadi 26.689 merchant pada akhir 2020," katanya lagi.

Dia menambahkan tren peningkatan ini akan terus berlanjut seiring dengan meningkatnya awareness masyarakat dan pelaku usaha terhadap kemudahan dari bertransaksi menggunakan QRIS, hal ini terbukti dengan adanya peningkatan merchant menjadi 27.177 pada awal 2021.
 

Pewarta : Hendrina Dian Kandipi
Editor : Muhsidin
Copyright © ANTARA 2024