Wamena, Papua (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jayawijaya Provinsi Papua mencatat ribuan kepala keluarga yang terkena banjir, telah mengungsi ke dataran tinggi karena rumah mereka tergenang air.
Kepala BPBD Jayawijaya Amsal Wamo di Wamena, Selasa, mengatakan pihaknya masih melakukan pendataan terhadap kerugian yang dialami masyarakat akibat hujan yang terjadi sepanjang akhir Februari hingga Maret.
"Distrik yang berdampak longsor itu Wollo dan Melagalome. Sementara distrik yang terendam banjir itu Assolokobal, Walelagama , Libarek, Kurulu, witawaya, Pisugi, siepkosi, Hubikiak, Wesaput, Maima, Assotipo, Yalengga, Asologaima, Silokarno Doga, Muliama, Musatfak, Hubikosi, Usil Ombo, Bolakme, Pyramid," katanya.
Data sementara yang diperoleh juga menyebutkan sebanyak 1.289 rumah warga, 169 hektare kebun, 6.064 bedeng serta145 kolam ikan ikut terendam air.
BPBD mencatat sebanyak 163 ternak babi ikut hanyut terbawa banjir.
"Sesuai arahan pimpinan, kami masih melakukan pendataan lebih dahulu agar kebutuhan masyarakat bisa dihitung. Setelah pendataan selesai kita menunggu instruksi selanjutnya dari pimpinan," katanya.
Hujan juga mengakibatkan 17 jembatan kayu yang menghubungkan beberapa kampung dan dan distrik terputus.
"Akibat banjir yang terlalu lama hampir sebulan, akhirnya tanaman masyarakat mati semua. Masyarakat mengira banjir ini hanya berlangsung cepat 2 - 3 hari, namun terlalu lama tergenang air sehingga tidak ada hipere (ubi) yang bisa diselamatkan," katanya.
Kepala BPBD Jayawijaya Amsal Wamo di Wamena, Selasa, mengatakan pihaknya masih melakukan pendataan terhadap kerugian yang dialami masyarakat akibat hujan yang terjadi sepanjang akhir Februari hingga Maret.
"Distrik yang berdampak longsor itu Wollo dan Melagalome. Sementara distrik yang terendam banjir itu Assolokobal, Walelagama , Libarek, Kurulu, witawaya, Pisugi, siepkosi, Hubikiak, Wesaput, Maima, Assotipo, Yalengga, Asologaima, Silokarno Doga, Muliama, Musatfak, Hubikosi, Usil Ombo, Bolakme, Pyramid," katanya.
Data sementara yang diperoleh juga menyebutkan sebanyak 1.289 rumah warga, 169 hektare kebun, 6.064 bedeng serta145 kolam ikan ikut terendam air.
BPBD mencatat sebanyak 163 ternak babi ikut hanyut terbawa banjir.
"Sesuai arahan pimpinan, kami masih melakukan pendataan lebih dahulu agar kebutuhan masyarakat bisa dihitung. Setelah pendataan selesai kita menunggu instruksi selanjutnya dari pimpinan," katanya.
Hujan juga mengakibatkan 17 jembatan kayu yang menghubungkan beberapa kampung dan dan distrik terputus.
"Akibat banjir yang terlalu lama hampir sebulan, akhirnya tanaman masyarakat mati semua. Masyarakat mengira banjir ini hanya berlangsung cepat 2 - 3 hari, namun terlalu lama tergenang air sehingga tidak ada hipere (ubi) yang bisa diselamatkan," katanya.