Jayapura (ANTARA) - Kepala Unit Pengelola Bandar Udara (UPBU) Oksibil, Papua Pegunungan Agus Hadi mengakui kondisi sebagian besar lapangan terbang yang berada di wilayah Kabupaten Pegunungan Bintang masih ada yang berumput.
Selain berumput, lapangan terbang yang ada di pedalaman juga minim fasilitas penerbangan, termasuk untuk keselamatan penerbangan.
"Memang benar, sebagian besar lapangan terbang yang dilayani menggunakan pesawat berbadan kecil seperti karavan berumput dan minim fasilitas penerbangan," kata Agus Hadi dihubungi di Jayapura, Jumat.
Agus mengakui walaupun memiliki berbagai keterbatasan, penerbangan ke wilayah itu tetap dilakukan, termasuk pelayanan penerbangan perintis yang mendapat subsidi dari pemerintah.
Untuk layanan perintis angkutan udara yang ditangani Koordinator Wilayah Oksibil mendapat alokasi rute perintis sebanyak 14 rute kargo dan enam rute perintis penumpang.
Perusahaan penerbangan yang melayani angkutan bersubsidi itu adalah PT Trigana Air Service untuk angkutan kargo atau barang dan penumpang dilayani PT Nasional Global Aviasi.
PT Trigana mengerahkan pesawat jenis ATR-72, sedangkan PT Nasional Global Aviasi mengerahkan pesawat jenis karavan (C-208) yang dapat mengangkut penumpang sembilan orang. "Harga tiket penerbangan perintis berkisar Rp200.000 hingga Rp 450.000 per penumpang," kata Agus Hadi.
Berita Terkait
UPBU Oksibil: Enam distrik Pegubin dapat subsidi angkut penumpang
Senin, 28 Oktober 2024 14:27
Kepala UPBU Oksibil: Trigana Air melayani lagi rute Jayapura-Oksibil
Rabu, 27 September 2023 20:26
Kepala UPBU Agus Hadi: Belum ada pesawat komersil ke Oksibil pasca-serangan KKB
Jumat, 13 Januari 2023 12:23
Polres Tolikara patroli antisipasi gangguan keamanan saat pleno di KPU
Selasa, 10 Desember 2024 17:58
PLN gencar hadirkan SPKLU Papua Pegunungan
Senin, 9 Desember 2024 1:48
Kasatgas Opswil: 217 personel Polri amankan pleno pilkada KPU Papua Pegunungan
Jumat, 6 Desember 2024 17:50
BPH Migas dan Pemprov Papua salurkan BBM daerah Pegunungan
Selasa, 3 Desember 2024 18:40
BPS: Tiga provinsi di Tanah Papua alami inflasi November 2024
Senin, 2 Desember 2024 19:18