Timika (ANTARA) - Manajemen PT Freeport Indonesia dilaporkan telah memesan sebanyak 70 ribu dosis Vaksin Sinovam dari Republik Rakyat Tiongkok (RRT) untuk karyawan dan keluarga agar bisa terhindar dari paparan COVID-19.
Vice President PT Freeport Indonesia Bidang Hubungan Pemerintahan Jonny Lingga di Timika, Selasa, mengatakan Vaksin Sinovam diproduksi oleh perusahaan yang sama yang memproduksi Vaksin Sinovac yang digunakan oleh Pemerintah RI untuk melakukan vaksinasi massal rakyat Indonesia.
"Vaksin jenis Sinovam itu masih satu pabrikan dengan Vaksin Sinovac yang sementara ini digunakan oleh pemerintah. Kami terus berusaha untuk mendatangkan sebanyak 70 ribu dosis agar bisa melakukan vaksinasi seluruh karyawan PT Freeport maupun subkontraktor dan keluarga," kata Jonny Lingga.
Jonny mengatakan Freeport juga berencana menambah lagi jumlah vaksin yang akan didatangkan untuk melakukan vaksinasi masyarakat atau penduduk yang bermukim di sekitar Kota Tembagapura, kota pertambangan Freeport yang berada di dataran tinggi Kabupaten Mimika.
Sejauh ini manajemen Freeport telah berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan RI untuk bisa mendatangkan Vaksin Sinovam dari Tiongkok tersebut dengan mendaftar melalui Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) pusat.
Selain itu, manajemen Freeport telah berkirim surat ke PT Bio Farma serta berkoordinasi dengan BUMN terkait dan Internasional SOS.
"Sampai sekarang kami masih menunggu jawaban dari Pemerintah Pusat. Sebab Vaksin jenis Sinovam baru akan didatangkan pada kuartal kedua tahun ini atau sekitar bulan April 2021," katanya.
Manajemen Freeport berharap rencana untuk mendatangkan Vaksin Sinovam dari Tiongkok tersebut mendapat dukungan penuh dari Pemerintah Pusat melalui Kemenkes sekaligus membantu upaya pemerintah dalam mempercepat program vaksinasi massal seluruh warga Indonesia agar terbentuk kekebalan kelompok atau komunitas.
"Intinya Freeport siap, tinggal menunggu barangnya ada, namun sampai sekarang pun harganya belum ditentukan oleh pemerintah," kata Jonny.
Sambil menunggu tibanya Vaksin Sinovam dari Tiongkok tersebut, Freeport kini tengah mempersiapkan berbagai hal, diantaranya tempat penyimpanan vaksin, petugas vaksinasi yang rencananya didatangkan dari Internasional SOS, perusahaan yang selama ini mengelola RS Tembagapura dan Klinik Kuala Kencana milik PT Freeport.
Sesuai petunjuk Pemerintah Pusat, program vaksinasi gotong-royong atau vaksinasi mandiri oleh berbagai perusahaan dan lembaga tidak boleh dicampur-adukan dengan program vaksinasi gratis yang disediakan oleh pemerintah.
Pelaksanaan vaksinasi gotong-royong pun harus disiapkan sendiri oleh pihak perusahaan tersebut baik tenaga vaksinasi, maupun tempat pelaksanaan pemberian vaksinnya.
Sehubungan dengan rencana itu, manajemen Freeport telah melakukan sosialisasi di kalangan karyawan. Para karyawan, katanya, cukup antusias menyambut program vaksinasi COVID-19 di lingkungan PT Freeport Indonesia agar bisa lebih terjamin kesehatannya sekaligus mengurangi risiko terpapar COVID-19.
Sejak awal pandemi COVID-19 melanda Kabupaten Mimika pada 25 Maret 2020, hingga saat ini tercatat lebih dari 1.000 karyawan PT Freeport Indonesia dan perusahaan subkontraktornya telah terpapar virus corona baru itu.*
Vice President PT Freeport Indonesia Bidang Hubungan Pemerintahan Jonny Lingga di Timika, Selasa, mengatakan Vaksin Sinovam diproduksi oleh perusahaan yang sama yang memproduksi Vaksin Sinovac yang digunakan oleh Pemerintah RI untuk melakukan vaksinasi massal rakyat Indonesia.
"Vaksin jenis Sinovam itu masih satu pabrikan dengan Vaksin Sinovac yang sementara ini digunakan oleh pemerintah. Kami terus berusaha untuk mendatangkan sebanyak 70 ribu dosis agar bisa melakukan vaksinasi seluruh karyawan PT Freeport maupun subkontraktor dan keluarga," kata Jonny Lingga.
Jonny mengatakan Freeport juga berencana menambah lagi jumlah vaksin yang akan didatangkan untuk melakukan vaksinasi masyarakat atau penduduk yang bermukim di sekitar Kota Tembagapura, kota pertambangan Freeport yang berada di dataran tinggi Kabupaten Mimika.
Sejauh ini manajemen Freeport telah berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan RI untuk bisa mendatangkan Vaksin Sinovam dari Tiongkok tersebut dengan mendaftar melalui Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) pusat.
Selain itu, manajemen Freeport telah berkirim surat ke PT Bio Farma serta berkoordinasi dengan BUMN terkait dan Internasional SOS.
"Sampai sekarang kami masih menunggu jawaban dari Pemerintah Pusat. Sebab Vaksin jenis Sinovam baru akan didatangkan pada kuartal kedua tahun ini atau sekitar bulan April 2021," katanya.
Manajemen Freeport berharap rencana untuk mendatangkan Vaksin Sinovam dari Tiongkok tersebut mendapat dukungan penuh dari Pemerintah Pusat melalui Kemenkes sekaligus membantu upaya pemerintah dalam mempercepat program vaksinasi massal seluruh warga Indonesia agar terbentuk kekebalan kelompok atau komunitas.
"Intinya Freeport siap, tinggal menunggu barangnya ada, namun sampai sekarang pun harganya belum ditentukan oleh pemerintah," kata Jonny.
Sambil menunggu tibanya Vaksin Sinovam dari Tiongkok tersebut, Freeport kini tengah mempersiapkan berbagai hal, diantaranya tempat penyimpanan vaksin, petugas vaksinasi yang rencananya didatangkan dari Internasional SOS, perusahaan yang selama ini mengelola RS Tembagapura dan Klinik Kuala Kencana milik PT Freeport.
Sesuai petunjuk Pemerintah Pusat, program vaksinasi gotong-royong atau vaksinasi mandiri oleh berbagai perusahaan dan lembaga tidak boleh dicampur-adukan dengan program vaksinasi gratis yang disediakan oleh pemerintah.
Pelaksanaan vaksinasi gotong-royong pun harus disiapkan sendiri oleh pihak perusahaan tersebut baik tenaga vaksinasi, maupun tempat pelaksanaan pemberian vaksinnya.
Sehubungan dengan rencana itu, manajemen Freeport telah melakukan sosialisasi di kalangan karyawan. Para karyawan, katanya, cukup antusias menyambut program vaksinasi COVID-19 di lingkungan PT Freeport Indonesia agar bisa lebih terjamin kesehatannya sekaligus mengurangi risiko terpapar COVID-19.
Sejak awal pandemi COVID-19 melanda Kabupaten Mimika pada 25 Maret 2020, hingga saat ini tercatat lebih dari 1.000 karyawan PT Freeport Indonesia dan perusahaan subkontraktornya telah terpapar virus corona baru itu.*