Kendari (ANTARA) - Sebanyak dua orang meninggal dunia dan 12 lainnya selamat dalam kecelakaan kapal rombongan kunjungan Bupati Buton Selatan, Provinsi Sulawesi Tenggara La Ode Arusani ke Desa Lakadao, Kecamatan Lapandewa di perairan setempat, Minggu.
"Kecelakaan kapal redi (sebutan kapal nelayan setempat, red.) di sekitar perairan Teluk Laboke Kecamatan Lapandewa, Buton selatan. Penumpang 14 orang, status korban selamat 12 orang dan meninggal dunia dua orang," kata pimpinan Humas Basarnas Kendari Wahyudi melalui rilisnya diterima di Kendari, Minggu malam.
Ia menyampaikan perkiraan koordinat lokasi kejadian sekitar Teluk Laboke dengan jarak lokasi kejadian kecelakaan (LKK) dengan Pos SAR Baubau sekitar 15,18 mil laut.
"Kapal yang kecelakaan tersebut bernama Alfatar merupakan kapal ikan dengan nama pemilik La Saremani, usia 40 tahun, asal Desa Gerek Maju, Buton Selatan," ujarnya.
Ia mengatakan korban meninggal merupakan adalah istri La Saremani bernama Wa Naya berusia 35 tahun dan anaknya bernama La Ode Aflian usia lima tahun, sedangkan 12 orang yang selamat, La Saremani (40), La Budi (35), Erfa (17), Warina (30), Dubi-lebi (14), La Rifal (14), Andika (13), Noval Ablila (11), Sarpia (35), Kelfin (13), Wa Nesi (13) dan Afatar (5), keduanya anak La Saremani.
Berdasarkan informasi yang dihimpun pihaknya, kronologi kecelakaan tersebut, pada Minggu para korban menghadiri peresmian tempat wisata di Pantai Lakadeo oleh bupati setempat. Setelah acara selesai, rombongan bupati dan masyarakat yang ikut menyaksikan peresmian pantai tersebut kembali ke desa mereka.
"Sekitar pukul 16.30 Wita, berdasarkan informasi dari masyarakat Desa Gerak Makmur, Kecamatan Sampolawa, Buton Selatan, telah terjadi kecelakaan laut yang menyebabkan sebuah kapal redi terbalik dan tenggelam menjelang sore sekitar pukul 13.30 Wita," kata Wahyudi.
Kecelakaan laut tersebut terjadi akibat cuaca buruk, berupa angin kencang dan gelombang tinggi di sekitar perairan Lapandewa.
Berita ini sekaligus meralat waktu kejadian yang sebelumnya diberitakan bahwa kapal mengalami kecelakaan sekitar pukul 18.00 Wita.
"Iya ada kecelakaan kapal. Itu kapal warga yang turut meramaikan saat bupati meresmikan Pantai Lakadao, Desa Lakadao, Kecamatan Lapandewa saat menuju Pelabuhan Bandar Batauga, Kecamatan Batauga. Kapal itu yang kecelakaan," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buton Selatan Zamaludin dihubungi dari Kendari, Minggu malam.
Saat kejadian, dirinya tidak berada di lokasi namun mendapatkan informasi tersebut dari sekretaris daerah (sekda) setempat.
"Tadi itu ditelepon Pak Sekda, sekitar jam 18.00 Wita. Kan sebenarnya saya mau ke pulau tapi keras angin, saya tidak jadi. Nah dikasih tahu sama Pak Sekda, katanya ada kecelakaan itu kapal. Setelah saya cari informasi ternyata itu kapal nelayan," tutur dia.
Ia juga mengaku mendapat informasi bahwa Bupati Buton Selatan La Ode Arusani tidak menumpang kapal tersebut, namun menggunakan jalur darat.
"Untuk sementara saya telepon tadi bahwa Pak Bupati itu pada saat kemarin itu diperintahkan semua mobil-mobil dinas lewat jalur darat, karena kan banyak yang lewat jalur laut," ujar dia.
"Kecelakaan kapal redi (sebutan kapal nelayan setempat, red.) di sekitar perairan Teluk Laboke Kecamatan Lapandewa, Buton selatan. Penumpang 14 orang, status korban selamat 12 orang dan meninggal dunia dua orang," kata pimpinan Humas Basarnas Kendari Wahyudi melalui rilisnya diterima di Kendari, Minggu malam.
Ia menyampaikan perkiraan koordinat lokasi kejadian sekitar Teluk Laboke dengan jarak lokasi kejadian kecelakaan (LKK) dengan Pos SAR Baubau sekitar 15,18 mil laut.
"Kapal yang kecelakaan tersebut bernama Alfatar merupakan kapal ikan dengan nama pemilik La Saremani, usia 40 tahun, asal Desa Gerek Maju, Buton Selatan," ujarnya.
Ia mengatakan korban meninggal merupakan adalah istri La Saremani bernama Wa Naya berusia 35 tahun dan anaknya bernama La Ode Aflian usia lima tahun, sedangkan 12 orang yang selamat, La Saremani (40), La Budi (35), Erfa (17), Warina (30), Dubi-lebi (14), La Rifal (14), Andika (13), Noval Ablila (11), Sarpia (35), Kelfin (13), Wa Nesi (13) dan Afatar (5), keduanya anak La Saremani.
Berdasarkan informasi yang dihimpun pihaknya, kronologi kecelakaan tersebut, pada Minggu para korban menghadiri peresmian tempat wisata di Pantai Lakadeo oleh bupati setempat. Setelah acara selesai, rombongan bupati dan masyarakat yang ikut menyaksikan peresmian pantai tersebut kembali ke desa mereka.
"Sekitar pukul 16.30 Wita, berdasarkan informasi dari masyarakat Desa Gerak Makmur, Kecamatan Sampolawa, Buton Selatan, telah terjadi kecelakaan laut yang menyebabkan sebuah kapal redi terbalik dan tenggelam menjelang sore sekitar pukul 13.30 Wita," kata Wahyudi.
Kecelakaan laut tersebut terjadi akibat cuaca buruk, berupa angin kencang dan gelombang tinggi di sekitar perairan Lapandewa.
Berita ini sekaligus meralat waktu kejadian yang sebelumnya diberitakan bahwa kapal mengalami kecelakaan sekitar pukul 18.00 Wita.
"Iya ada kecelakaan kapal. Itu kapal warga yang turut meramaikan saat bupati meresmikan Pantai Lakadao, Desa Lakadao, Kecamatan Lapandewa saat menuju Pelabuhan Bandar Batauga, Kecamatan Batauga. Kapal itu yang kecelakaan," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buton Selatan Zamaludin dihubungi dari Kendari, Minggu malam.
Saat kejadian, dirinya tidak berada di lokasi namun mendapatkan informasi tersebut dari sekretaris daerah (sekda) setempat.
"Tadi itu ditelepon Pak Sekda, sekitar jam 18.00 Wita. Kan sebenarnya saya mau ke pulau tapi keras angin, saya tidak jadi. Nah dikasih tahu sama Pak Sekda, katanya ada kecelakaan itu kapal. Setelah saya cari informasi ternyata itu kapal nelayan," tutur dia.
Ia juga mengaku mendapat informasi bahwa Bupati Buton Selatan La Ode Arusani tidak menumpang kapal tersebut, namun menggunakan jalur darat.
"Untuk sementara saya telepon tadi bahwa Pak Bupati itu pada saat kemarin itu diperintahkan semua mobil-mobil dinas lewat jalur darat, karena kan banyak yang lewat jalur laut," ujar dia.