Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny Kusumastuti Lukito mengatakan diharapkan pada awal 2022 vaksin Merah Putih bisa diproduksi massal.
"Harapan kita bahwa pada awal tahun 2022, kita sudah bisa memproduksi vaksin Merah Putih," kata Penny dalam konferensi pers virtual, Jakarta, Jumat.
Penny menuturkan vaksin Merah Putih pertama yang diperkirakan masuk produksi massal, yakni vaksin yang dikembangkan dari bibit vaksin yang dibuat oleh Universitas Airlangga.
Bibit vaksin tersebut akan dilanjutkan prosesnya dan diproduksi oleh PT Biotis.
Saat ini, kandidat vaksin Merah Putih yang dikembangkan dengan platform inactivated virus itu sedang dalam tahap uji pra klinik.
Jika lolos uji pra klinik, maka akan lanjut ke uji klinik fase 1.
"Kira-kira uji klinik selesai di kuartal ke-4 tahun 2021. Jadi awal-awal bulan dari 2022 harapannya sudah bisa diproduksi secara massal. Itu vaksin inactivated virus yang bekerja sama dengan PT Biotis," ujarnya.
Selain mendampingi tim peneliti Universitas Airlangga dalam meneliti dan mengembangkan bibit vaksin itu, BPOM juga sedang mendampingi PT Biotis untuk bisa memenuhi Cara Pembuatan Obat yang Baik (Good Manufacturing Practice).
"Saya kira akan dipenuhi (Good Manufacturing Practice) dalam beberapa bulan ke depan," tutur Penny.*
"Harapan kita bahwa pada awal tahun 2022, kita sudah bisa memproduksi vaksin Merah Putih," kata Penny dalam konferensi pers virtual, Jakarta, Jumat.
Penny menuturkan vaksin Merah Putih pertama yang diperkirakan masuk produksi massal, yakni vaksin yang dikembangkan dari bibit vaksin yang dibuat oleh Universitas Airlangga.
Bibit vaksin tersebut akan dilanjutkan prosesnya dan diproduksi oleh PT Biotis.
Saat ini, kandidat vaksin Merah Putih yang dikembangkan dengan platform inactivated virus itu sedang dalam tahap uji pra klinik.
Jika lolos uji pra klinik, maka akan lanjut ke uji klinik fase 1.
"Kira-kira uji klinik selesai di kuartal ke-4 tahun 2021. Jadi awal-awal bulan dari 2022 harapannya sudah bisa diproduksi secara massal. Itu vaksin inactivated virus yang bekerja sama dengan PT Biotis," ujarnya.
Selain mendampingi tim peneliti Universitas Airlangga dalam meneliti dan mengembangkan bibit vaksin itu, BPOM juga sedang mendampingi PT Biotis untuk bisa memenuhi Cara Pembuatan Obat yang Baik (Good Manufacturing Practice).
"Saya kira akan dipenuhi (Good Manufacturing Practice) dalam beberapa bulan ke depan," tutur Penny.*