Boven Digoel (ANTARA) - Fasilitas kesehatan milik perusahaan Tunas Sawa Erma (TSE) Group, Klinik Asiki, terus berupaya menekan tingkat kematian ibu dan bayi di daerah Asiki, Kabupaten Boven Digoel, Papua sebagai implementasi tanggung jawab sosial dengan memberikan layanan kesehatan mumpuni dan penanganan dari tenaga medis profesional hingga ditunjang perlengkapan peralatan medis yang modern.
Klinik modern pratama Asiki dibangun dan dikelola PT TSE Group sejak 2017 melalui program Corporate Social Contribution (CSC) dengan menyediakan layanan kesehatan diberikan secara gratis untuk Orang Asli Papua (OAP), terutama bagi mereka yang tinggal dan bekerja di lingkungan kerja perusahaan TSE Group di Asiki.
Tenaga medis Klinik Asiki (rompi putih) sedang memeriksa kesehatan bayi sebagai salah satu upaya menekan tingkat kematian bayi di Asiki Kabupaten Boven Digoel, Papua..(ANTARA News Papua/HO-Humas TSE group)
Manajer Klinik Asiki Dokter Firman Jayawijaya dalam keterangan tertulis diterima ANTARA, Jumat menjelaskan, ada beberapa program yang sudah dijalankan untuk mengurangi jumlah kematian ibu hamil dan bayi baru lahir di kawasan Asiki. Di antaranya melakukan promosi secara masif ke kampung-kampung mengenai layanan kesehatan Asiki yang cakap dalam menangani persalinan.
"Klinik Asiki juga memberikan bingkisan persalinan yang berisikan kebutuhan utama bagi ibu maupun anak. Hadiah ini diharapkan mampu ‘merangsang’ keinginan para calon ibu yang masih merasa sungkan untuk melahirkan di fasilitas kesehatan,"katanya.
Dokter Firman menceritakan, menurut kepercayaan yang berkembang di masyarakat Asiki, proses persalinan harus dilakukan di bivak atau tenda dan tanpa diiringi tenaga kesehatan.
“Mereka hanya ditemani keluarga, suami yang tidak memiliki pengetahuan dan pengalaman dalam mendampingi proses melahirkan ibu,”tuturnya.
Diakuinya, beberapa di antara mereka mampu melalui proses persalinan dengan sehat dan baik tetapi tidak sedikit juga bayi baru lahir dan ibu yang mengalami infeksi, pendarahan hebat hingga hipotermia hingga harus mendapatkan penanganan lebih lanjut dari klinik.
Kebiasaan yang sudah turun temurun pada masyarakat asli Papua di sekitar wilayah perusahaan ini perlahan coba mulai diubah Klinik modern Asiki Kabupaten Boven Digoel.
Sejak 2017, Klinik Asiki rutin memberikan sosialisasi dan edukasi kepada calon ibu mengenai proses persalinan yang aman hingga mengadakan senam hamil.
“Bersyukur, mereka kini lebih antusias untuk melahirkan di klinik meskipun harus menempuh perjalanan dari kampung yang jauh,”ujar dr. Firman.
Sejak promosi gencar dilakukan pihak tenaga kesehatan klinik Asiki, lanjutnya. telah memberikan penurunan jumlah kematian ibu dan anak secara perlahan.
Menurut catatan dokter Firman, pada 2015, angka kematian untuk bayi baru lahir mencapai empat orang dan tiga bayi meninggal pada 2016.
Jumlah kematian bayi baru lahir,lanjutnya, semakin berkurang menjadi dua orang pada 2017 dan 2018.
“Data terakhir, sejak tahu 2019 hingga saat ini (re: Juni 2021), tidak ada kematian bayi baru lahir di Klinik Asiki,” kata dr. Firman.
Melihat efektivitas ini, Klinik Asiki berkomitmen untuk semakin gencar melakukan sosialisasi dan edukasi ke kampung-kampung setempat. Kegiatan ini turut melibatkan layanan kesehatan sekitar, termasuk tiga Puskesmas yang berbatasan dengan wilayah operasional Klinik Asiki.
Klinik modern pratama Asiki dibangun dan dikelola PT TSE Group sejak 2017 melalui program Corporate Social Contribution (CSC) dengan menyediakan layanan kesehatan diberikan secara gratis untuk Orang Asli Papua (OAP), terutama bagi mereka yang tinggal dan bekerja di lingkungan kerja perusahaan TSE Group di Asiki.
Manajer Klinik Asiki Dokter Firman Jayawijaya dalam keterangan tertulis diterima ANTARA, Jumat menjelaskan, ada beberapa program yang sudah dijalankan untuk mengurangi jumlah kematian ibu hamil dan bayi baru lahir di kawasan Asiki. Di antaranya melakukan promosi secara masif ke kampung-kampung mengenai layanan kesehatan Asiki yang cakap dalam menangani persalinan.
"Klinik Asiki juga memberikan bingkisan persalinan yang berisikan kebutuhan utama bagi ibu maupun anak. Hadiah ini diharapkan mampu ‘merangsang’ keinginan para calon ibu yang masih merasa sungkan untuk melahirkan di fasilitas kesehatan,"katanya.
Dokter Firman menceritakan, menurut kepercayaan yang berkembang di masyarakat Asiki, proses persalinan harus dilakukan di bivak atau tenda dan tanpa diiringi tenaga kesehatan.
“Mereka hanya ditemani keluarga, suami yang tidak memiliki pengetahuan dan pengalaman dalam mendampingi proses melahirkan ibu,”tuturnya.
Diakuinya, beberapa di antara mereka mampu melalui proses persalinan dengan sehat dan baik tetapi tidak sedikit juga bayi baru lahir dan ibu yang mengalami infeksi, pendarahan hebat hingga hipotermia hingga harus mendapatkan penanganan lebih lanjut dari klinik.
Kebiasaan yang sudah turun temurun pada masyarakat asli Papua di sekitar wilayah perusahaan ini perlahan coba mulai diubah Klinik modern Asiki Kabupaten Boven Digoel.
Sejak 2017, Klinik Asiki rutin memberikan sosialisasi dan edukasi kepada calon ibu mengenai proses persalinan yang aman hingga mengadakan senam hamil.
“Bersyukur, mereka kini lebih antusias untuk melahirkan di klinik meskipun harus menempuh perjalanan dari kampung yang jauh,”ujar dr. Firman.
Sejak promosi gencar dilakukan pihak tenaga kesehatan klinik Asiki, lanjutnya. telah memberikan penurunan jumlah kematian ibu dan anak secara perlahan.
Menurut catatan dokter Firman, pada 2015, angka kematian untuk bayi baru lahir mencapai empat orang dan tiga bayi meninggal pada 2016.
Jumlah kematian bayi baru lahir,lanjutnya, semakin berkurang menjadi dua orang pada 2017 dan 2018.
“Data terakhir, sejak tahu 2019 hingga saat ini (re: Juni 2021), tidak ada kematian bayi baru lahir di Klinik Asiki,” kata dr. Firman.
Melihat efektivitas ini, Klinik Asiki berkomitmen untuk semakin gencar melakukan sosialisasi dan edukasi ke kampung-kampung setempat. Kegiatan ini turut melibatkan layanan kesehatan sekitar, termasuk tiga Puskesmas yang berbatasan dengan wilayah operasional Klinik Asiki.