Jayapura (ANTARA) - Pihak Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Provinsi Papua hingga kini belum bisa meneliti ada atau tidaknya varian Delta COVID-19 karena belum memiliki reagen. 

"Sebetulnya Balitbangkes Papua sudah bisa meneliti varian tersebut karena selain memiliki alat juga petugasnya sudah dilatih, namun hingga kini alat yang dibutuhkan yakni reagen dikirim dari pusat balitbangkes,"kata Kepala Balitbangkes Papua dr. Anton Oktavian kepada Antara di Jayapura, Selasa. 

Dijelaskan, ada empat petugas di litbangkes yang sudah dilatih sehingga bila reagen tiba maka akan dilakukan penyesuaian atau optimasi sebelum dilakukan penelitian. 

"Bila sudah ada reagennya maka kami minta rumah sakit mengirimkan sampel tertentu misalnya pasien yang sudah di vaksin dan terjangkit serta pasien yang sudah dua kali terpapar COVID-19,"ujarnya.

Diakui Anton, hingga saat ini belum bisa dipastikan apakah varian Delta COVID-19 sudah ada atau tidak karena belum diteliti.

Anton mengakui, baru Dinkes Merauke yang mengirim sampel ke Litbangkes Pusat untuk meneliti apakah varian tersebut sudah ada atau belum di Merauke. 

"Belum diketahui dengan pasti kapan hasil pemeriksaan terhadap sampel yang dikirim dari Merauke ke Jakarta selesai diteliti,"aku dr. Anton. 

Sementara itu Jubir Satgas Pencegahan dan Penanganan COVID-19 Merauke dr. Neville Maskita mengaku, sudah mengirim 12 sampel ke Balitbangkes Pusat di Jakarta untuk memastikan ada atau tidaknya varian Delta di Merauke. 

Pengiriman sampel ke Balitbangkes Pusat dilakukan sesuai prosedur termasuk penularan yang cepat dan saat ini sudah dibuka dua lokasi karantina terpusat yakni di hotel Akad dan hotel Ermasu. 

"Kami hingga kini masih menunggu hasil pemeriksaan  genom sequencing nya, "kata dr. Neville yang dihubungi dari Jayapura. 
 

Pewarta : Evarukdijati
Editor : Muhsidin
Copyright © ANTARA 2024