Jakarta (ANTARA) - Phoenix Suns akan berusaha membangun tembok demi menghentikan performa dominan forward Milwaukee Bucks Giannis Antetokounmpo jelang gim ketiga final NBA di Fiserv Forum, Wisconsin, Rabu waktu setempat (Kamis WIB), demikian diungkapkan point guard Chris Paul.
Kendati Suns masih memimpin 2-1, seri final agaknya masih belum sepenuhnya dalam kendali sebab Antetokounmpo tampil dominan di dua laga terakhir untuk Bucks.
Penampilan di dua gim terakhir membuat pemain berjuluk "Monster Yunani" tersebut bergabung dengan klub eksklusif sebagai dua pemain yang pernah mengemas sedikitnya 40 poin dan 10 rebound dalam dua final beruntun setelah Shaquille O'Neal.
"Kami akan terus berusaha membangun tembok," kata Paul sebagaimana dikutip Reuters pada Selasa.
"Dia terus tancap gas di tiap permainan, seperti running back kelas NFL yang berlari kencang.
"Pelatih bilang, kami hanya perlu mencoba menghalangi jalannya. Tapi dia selalu bisa melakukannya, karena dikelilingi pemain hebat juga," ujarnya menambahkan.
Dominasi Antetokounmpo menerobos paint area, yang dibanding-bandingkan dengan O'Neal, menimbulkan aspek persaingan dari final NBA yang awalnya tampak akan selesai cepat setelah Suns mengemas kemenangan dua gim pertama.
"Terlepas dari caranya, dia mencetak angka. Anda tahu apa artinya? Dia datang, dunk, dan dunk lagi, kemudian menceploskan layup," kata Paul.
"Kami harus mencari cara untuk memperlambat pergerakannya... Saya tidak peduli apa yang terjadi dengan statistik setelah laga, yang penting menang," ujarnya melengkapi.
Suns, yang tak pernah juara NBA, tengah mencoba lagi peruntungan mereka dalam penampilan ketiga di babak final setelah gagal pada 1976 dan 1993.
Kendati Suns masih memimpin 2-1, seri final agaknya masih belum sepenuhnya dalam kendali sebab Antetokounmpo tampil dominan di dua laga terakhir untuk Bucks.
Penampilan di dua gim terakhir membuat pemain berjuluk "Monster Yunani" tersebut bergabung dengan klub eksklusif sebagai dua pemain yang pernah mengemas sedikitnya 40 poin dan 10 rebound dalam dua final beruntun setelah Shaquille O'Neal.
"Kami akan terus berusaha membangun tembok," kata Paul sebagaimana dikutip Reuters pada Selasa.
"Dia terus tancap gas di tiap permainan, seperti running back kelas NFL yang berlari kencang.
"Pelatih bilang, kami hanya perlu mencoba menghalangi jalannya. Tapi dia selalu bisa melakukannya, karena dikelilingi pemain hebat juga," ujarnya menambahkan.
Dominasi Antetokounmpo menerobos paint area, yang dibanding-bandingkan dengan O'Neal, menimbulkan aspek persaingan dari final NBA yang awalnya tampak akan selesai cepat setelah Suns mengemas kemenangan dua gim pertama.
"Terlepas dari caranya, dia mencetak angka. Anda tahu apa artinya? Dia datang, dunk, dan dunk lagi, kemudian menceploskan layup," kata Paul.
"Kami harus mencari cara untuk memperlambat pergerakannya... Saya tidak peduli apa yang terjadi dengan statistik setelah laga, yang penting menang," ujarnya melengkapi.
Suns, yang tak pernah juara NBA, tengah mencoba lagi peruntungan mereka dalam penampilan ketiga di babak final setelah gagal pada 1976 dan 1993.