Jakarta (ANTARA) - Menteri BUMN Erick Thohir menugaskan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk  mengembangkan bisnis ke mancanegara dengan menggarap potensi perantau atau diaspora agar naik kelas menjadi pengusaha di luar negeri.

"Kami kembangkan BNI menjadi bank internasional. Saya sudah minta BNI untuk yang UMKM fokus ke ekspor, jadi UMKM Indonesia, kalau mau ekspor, BNI siap," kata Erick Thohir dalam live Instagramnya yang dipantau di Jakarta, Jumat.

Manajemen BNI yang memiliki kantor cabang di sejumlah negara, seperti London, New York, dan Hong Kong diminta segera memetakan potensi diaspora tersebut.

Erick mengungkapkan sebagian besar perantau Indonesia hanya berprofesi sebagai mahasiswa dan pekerja, jarang ada pengusaha.

Sementara itu, perantau negara lain seperti India dan Thailand justru banyak menjadi pengusaha dengan membuka restoran di Inggris.

"Nah, itu yang saya minta juga BNI untuk mulai menggarap diaspora kita yang ada di luar negeri yang memang tinggal di sana terlepas mereka WNI atau sudah jadi warga negara mana, tapi kan itu Indonesia," ujarnya.

Lebih lanjut, Erick menyakini sinegisitas antara perantau dan BUMN, terkhusus BNI akan memberikan kesempatan mereka untuk naik kelas menjadi pengusaha di luar negeri, seperti membuka restoran ataupun melakukan kegiatan-kegiatan bisnis lainnya yang berkaitan dengan ekspor produk-produk asal Indonesia.

Berdasarkan sejarah, BNI dilahirkan dengan cita-cita menjadi kekuatan moneter di dunia internasional.

Kini, dengan enam kantor cabang di luar negeri, BNI mendapatkan amanah dari Kementerian BUMN agar menjadi bank yang fokus pada pelayanan dan jaringan internasional.

BNI mempunyai jaringan kantor cabang luar negeri (KCLN) di enam pusat keuangan dunia, yaitu Singapura, Hong Kong, Tokyo (Jepang), New York (Amerika Serikat), Seoul (Korea Selatan), dan London (Inggris).

Dengan bank yang mempunyai cabang luar negeri terbanyak di antara bank-bank asal Indonesia lainnya, BNI fokus menjalankan bisnis perbankan internasional seperti trade finance, jasa remittance, international desk, dan financial institution.

Direktur Treasury dan International BNI Henry Panjaitan menuturkan 90 persen aset kredit di kantor cabang luar negeri merupakan bisnis Indonesia-related, baik perusahaan Indonesia yang go international maupun supplier dan buyer dari perusahaan top tier di Indonesia.

Menurut Henry, terdapat tiga strategic value yang dimiliki BNI untuk memacu bisnis internasional, yakni sebagai source of international funding, go global assistance, dan gate to investment.

Demi mengoptimalkan nilai strategis tersebut, BNI terus melakukan sejumlah pengembangan, antara lain pembentukan syndication desk dan pendirian anak perusahaan BNI Sekuritas di Singapura serta pembentukan Foreign Direct Investment Advisory Unit.

BNI juga telah memperkuat desk internasional dengan pembentukan Korea dan China Desk. Selain itu, peran Japan Desk yang sudah ada sejak 2012 akan dioptimalkan untuk mendukung cabang Tokyo yang ditunjuk sebagai salah satu appointed cross currency dealer (ACCD) bank dalam local currency settlement (LCS) antara Indonesia dan Jepang.

Bahkan, BNI ikut bersinergi dengan perusahaan pelat merah lain dalam memfasilitasi BUMN menjadi pemain global dengan rencana mendirikan kantor Indonesia Incorporated di Hong Kong.

Kekuatan internasional BNI itu diharapkan juga berdampak pada pemberdayaan sektor UMKM. Untuk itu, perseroan siap membuka tujuh pusat kegiatan di seluruh Indonesia guna mengakomodasi UMKM berorientasi ekspor.

BNI siap membantu dan memfasilitasi UMKM, mulai dari edukasi untuk menyusun laporan keuangan hingga pemasaran, terutama yang berorientasi ekspor. Di samping itu, BNI terlibat dalam pembiayaan perantau yang memiliki usaha di luar negeri.

Pewarta : Sugiharto Purnama
Editor : Muhsidin
Copyright © ANTARA 2024