Timika (ANTARA) - Tim gabungan SAR Timika, Papua terus melakukan upaya pencarian seorang warga bernama Hendrik Magai (20) yang terseret arus sungai di sekitar PT Pusaka Agro Lestari (PAL) Jalan Trans Timika dengan Kabupaten Nabire sejak sejak Minggu (8/8) hingga Selasa petang belum juga ditemukan.
Kepala Kantor SAR Timika George L Mercy Randang di Timika, Selasa, mengatakan pencarian korban telah dilakukan sejak Senin (9/8) melibatkan personel SAR Timika, Polres Mimika, TNI AD, relawan Baznas dibantu masyarakat dan keluarga korban, namun korban belum juga ditemukan.
"Sejak kemarin tanggal 9 Agustus sampai malam hari ini tim sudah melakukan pencarian dengan menyusuri tepian sungai, namun hasilnya masih nihil. Tim dari Basarnas dipimpin Kasubsi Operasi Kantor SAR Timika bersama relawan Baznas dan keluarga korban membuat bivak di sekitar lokasi pencarian dan bermalam di sana," jelas George.
Menurut dia, operasi pencarian akan dilanjutkan pada Rabu pagi.
"Harapannya semoga cuaca bersahabat karena tantangan terbesar di lokasi adalah selain arus sungai yang masih deras dan sangat membahayakan tim pencari juga lokasi pencarian seperti jalur sungai sudah berubah arah karena dampak banjir," jelasnya.
Tidak itu saja, di sungai tersebut juga dipenuhi material pepohonan besar dan bebatuan licin serta arus sungai yang deras sehingga menyulitkan tim untuk melakukan pencarian korban.
Upaya pencarian seorang warga terseret arus sungai di sekitar PT PAL, perusahaan perkebunan kelapa sawit di Jalan Trans Timika-Nabire. (ANTARA/SAR Timika)
Kasus hilangnya Hendrik Magai akibat terseret arus sungai dilaporkan ke Kantor SAR Timika pada Minggu (8/8) siang oleh seorang kerabat korban bernama Ariel.
Hendrik diketahui terseret arus sungai saat hendak menyeberang sungai.
Untuk mencari keberadaan korban, tim dibagi menjadi dua regu. Regu di darat berjalan kaki di pinggiran sungai dan regu di air menggunakan dua unit perahu karet bermesin 15 PK milik Basarnas menyisir dan memeriksa lokasi yang dicurigai.
Kakansar Timika mengimbau masyarakat yang beraktivitas di daerah tepian aliran sungai agar mewaspadai kenaikan volume air sungai secara tiba-tiba karena curah hujan yang tinggi di daerah perbukitan dan pegunungan.
Kepala Kantor SAR Timika George L Mercy Randang di Timika, Selasa, mengatakan pencarian korban telah dilakukan sejak Senin (9/8) melibatkan personel SAR Timika, Polres Mimika, TNI AD, relawan Baznas dibantu masyarakat dan keluarga korban, namun korban belum juga ditemukan.
"Sejak kemarin tanggal 9 Agustus sampai malam hari ini tim sudah melakukan pencarian dengan menyusuri tepian sungai, namun hasilnya masih nihil. Tim dari Basarnas dipimpin Kasubsi Operasi Kantor SAR Timika bersama relawan Baznas dan keluarga korban membuat bivak di sekitar lokasi pencarian dan bermalam di sana," jelas George.
Menurut dia, operasi pencarian akan dilanjutkan pada Rabu pagi.
"Harapannya semoga cuaca bersahabat karena tantangan terbesar di lokasi adalah selain arus sungai yang masih deras dan sangat membahayakan tim pencari juga lokasi pencarian seperti jalur sungai sudah berubah arah karena dampak banjir," jelasnya.
Tidak itu saja, di sungai tersebut juga dipenuhi material pepohonan besar dan bebatuan licin serta arus sungai yang deras sehingga menyulitkan tim untuk melakukan pencarian korban.
Kasus hilangnya Hendrik Magai akibat terseret arus sungai dilaporkan ke Kantor SAR Timika pada Minggu (8/8) siang oleh seorang kerabat korban bernama Ariel.
Hendrik diketahui terseret arus sungai saat hendak menyeberang sungai.
Untuk mencari keberadaan korban, tim dibagi menjadi dua regu. Regu di darat berjalan kaki di pinggiran sungai dan regu di air menggunakan dua unit perahu karet bermesin 15 PK milik Basarnas menyisir dan memeriksa lokasi yang dicurigai.
Kakansar Timika mengimbau masyarakat yang beraktivitas di daerah tepian aliran sungai agar mewaspadai kenaikan volume air sungai secara tiba-tiba karena curah hujan yang tinggi di daerah perbukitan dan pegunungan.