Jakarta (ANTARA) - Proses peradilan ekstradisi Meng Wanzhou memasuki minggu-minggu terakhir di Kanada, dan pengacara putri pendiri Huawei itu mengatakan bahwa pengadilan gagal membuktikan adanya keterkaitan tindakan yang dituduhkan kepada Meng dengan adanya kerugian yang diderita HSBC.
Mark Sandler, sebagaimana dilaporkan CBC Kanada dikutip Senin, menohok langsung pada hal paling mendasar pada kasus ekstradisi ini dan mengklaim jaksa tidak punya cukup bukti untuk mengaitkan Meng dengan penipuan: dianggap tidak adanya kerugian maupun potensi kerugian ke seorang yang dianggap sebagai korban maupun tidak adanya kaitan antara yang dianggap kerugian itu dengan tertuduh.
"Anda tidak bisa memutuskan apa pun atas kasus Meng ini tanpa adanya bukti yang mengaitkan bahwa presentasi yang ia lakukan dianggap telah menyebabkan kerugian bagi HSBC. "Adanya hubungan kausatif adalah hal mutlak untuk pengajuan kasus peradilan ke negara," kata Sandler.
Proses peradilan kasus ekstradisi ini memasuki minggu-minggu terakhir di pengadilan, setelah lebih dari dua setengah tahun bergulir sejak Meng ditangkap dan tinggal di fasilitas milik pengadilan setempat. Meng adalah putri pendiri Huawei, Ren Zhengfei, sekaligus chief financial officer di Huawei.
Meng didakwa dengan tuduhan penipuan dan konspirasi di New York terkait dengan tuduhan bahwa ia telah berbohong kepada eksekutif HSBC di Hong Kong pada bulan Agustus 2013 terkait adanya kontrol Huawei terhadap anak perusahaannya dan apa yang dilakukannya ini dianggap melanggar hukum sanksi ekonomi AS terhadap Iran.
Jaksa mengklaim Meng membawakan presentasi dalam PowerPoint yang menyebutkan bahwa hubungan antara Huawei dan sebuah perusahaan sebagai kemitraan bisnis yang “controllable.” Hal ini dianggap telah mengaburkan fakta bahwa perusahaan tersebut sejatinya adalah satu dan merupakan entitas yang sama.
HSBC diduga menjadikan pernyataan Meng dalam presentasi tersebut sebagai dasar memutuskan dalam menangani keuangan Huawei. Ini dianggap menempatkan bank pada potensi tanggung jawab perdata dan pidana atas dilakukannya proses pemindahan uang yang dianggap telah melanggar penerapan sanksi (AS kepada Iran) melalui sistem perbankan AS.
Robert Frater, pengacara di Departemen Kehakiman setempat mengatakan satu-satunya hal yang membuat proses peradilan kali ini ganjil adalah konteks sanksi luar negeri.
Sandler menyampaikan di depan Hakim Heather Holmes bahwa HSBC tidak mengalami kerugian apa pun, bahkan tidak pernah sama sekali mengalami tuntutan oleh karenanya.
Dia menambahkan, transaksi pembayaran dari Skycom ke pihak ketiga oleh HSBC yang dahulu dituduhkan akan berdampak membawa masalah dengan regulasi keuangan, saat itu telah di-clear-kan melalui sistem AS.
Sandler juga menyampaikan bahwa tidak ada bukti bahwa Meng mengetahui adanya transaksi tersebut dan tidak ada bukti pula bahwa kesalahan pihak bank sendiri dalam menginterpretasi (penyampaian Meng) seperti yang dituduhkan itu ternyata bisa berpengaruh terhadap mereka sendiri.
Pihak kejaksaan berpendapat bahwa dugaan adanya potensi akan kerugian bagi HSBC mestinya cukup untuk menetapkan tuduhan untuk kasus penipuan, tak peduli apakah pihak bank tersebut benar-benar menderita kerugian atau tidak.
Tim pembela menggunakan surat pernyataan dari John Bellinger, mantan penasihat asosiasi senior untuk Gedung Putih George W. Bush sebagai jawaban atas argumen tersebut.
"Setelah melalui serangkaian pengamatan mendalam atas cara AS dalam menjatuhkan sanksi, Bellinger tidak melihat adanya satu kasus pun di mana pemerintah AS menjatuhkan sanksi kepada sipil ataupun pertanggungjawaban pidana di sebuah bank atau pihak lain karena terlibat dalam transaksi terlarang sebagai akibat dari sengaja ditipu oleh pihak ketiga,” demikian ia menyampaikan kutipan tersebut dalam pengajuan tertulisnya.
Dalam memutuskan apakah Holmes akhirnya akan mengekstradisi Meng atau tidak untuk kasus dugaan tindak penipuan ini, ia harus mempertimbangkan dasar putusannya apakah proses pengadilan Meng yang berlangsung di Kanada ini cukup bukti atau tidak, sedangkan hal yang dituduhkan kepada Meng terjadi di negara lain.
Mark Sandler, sebagaimana dilaporkan CBC Kanada dikutip Senin, menohok langsung pada hal paling mendasar pada kasus ekstradisi ini dan mengklaim jaksa tidak punya cukup bukti untuk mengaitkan Meng dengan penipuan: dianggap tidak adanya kerugian maupun potensi kerugian ke seorang yang dianggap sebagai korban maupun tidak adanya kaitan antara yang dianggap kerugian itu dengan tertuduh.
"Anda tidak bisa memutuskan apa pun atas kasus Meng ini tanpa adanya bukti yang mengaitkan bahwa presentasi yang ia lakukan dianggap telah menyebabkan kerugian bagi HSBC. "Adanya hubungan kausatif adalah hal mutlak untuk pengajuan kasus peradilan ke negara," kata Sandler.
Proses peradilan kasus ekstradisi ini memasuki minggu-minggu terakhir di pengadilan, setelah lebih dari dua setengah tahun bergulir sejak Meng ditangkap dan tinggal di fasilitas milik pengadilan setempat. Meng adalah putri pendiri Huawei, Ren Zhengfei, sekaligus chief financial officer di Huawei.
Meng didakwa dengan tuduhan penipuan dan konspirasi di New York terkait dengan tuduhan bahwa ia telah berbohong kepada eksekutif HSBC di Hong Kong pada bulan Agustus 2013 terkait adanya kontrol Huawei terhadap anak perusahaannya dan apa yang dilakukannya ini dianggap melanggar hukum sanksi ekonomi AS terhadap Iran.
Jaksa mengklaim Meng membawakan presentasi dalam PowerPoint yang menyebutkan bahwa hubungan antara Huawei dan sebuah perusahaan sebagai kemitraan bisnis yang “controllable.” Hal ini dianggap telah mengaburkan fakta bahwa perusahaan tersebut sejatinya adalah satu dan merupakan entitas yang sama.
HSBC diduga menjadikan pernyataan Meng dalam presentasi tersebut sebagai dasar memutuskan dalam menangani keuangan Huawei. Ini dianggap menempatkan bank pada potensi tanggung jawab perdata dan pidana atas dilakukannya proses pemindahan uang yang dianggap telah melanggar penerapan sanksi (AS kepada Iran) melalui sistem perbankan AS.
Robert Frater, pengacara di Departemen Kehakiman setempat mengatakan satu-satunya hal yang membuat proses peradilan kali ini ganjil adalah konteks sanksi luar negeri.
Sandler menyampaikan di depan Hakim Heather Holmes bahwa HSBC tidak mengalami kerugian apa pun, bahkan tidak pernah sama sekali mengalami tuntutan oleh karenanya.
Dia menambahkan, transaksi pembayaran dari Skycom ke pihak ketiga oleh HSBC yang dahulu dituduhkan akan berdampak membawa masalah dengan regulasi keuangan, saat itu telah di-clear-kan melalui sistem AS.
Sandler juga menyampaikan bahwa tidak ada bukti bahwa Meng mengetahui adanya transaksi tersebut dan tidak ada bukti pula bahwa kesalahan pihak bank sendiri dalam menginterpretasi (penyampaian Meng) seperti yang dituduhkan itu ternyata bisa berpengaruh terhadap mereka sendiri.
Pihak kejaksaan berpendapat bahwa dugaan adanya potensi akan kerugian bagi HSBC mestinya cukup untuk menetapkan tuduhan untuk kasus penipuan, tak peduli apakah pihak bank tersebut benar-benar menderita kerugian atau tidak.
Tim pembela menggunakan surat pernyataan dari John Bellinger, mantan penasihat asosiasi senior untuk Gedung Putih George W. Bush sebagai jawaban atas argumen tersebut.
"Setelah melalui serangkaian pengamatan mendalam atas cara AS dalam menjatuhkan sanksi, Bellinger tidak melihat adanya satu kasus pun di mana pemerintah AS menjatuhkan sanksi kepada sipil ataupun pertanggungjawaban pidana di sebuah bank atau pihak lain karena terlibat dalam transaksi terlarang sebagai akibat dari sengaja ditipu oleh pihak ketiga,” demikian ia menyampaikan kutipan tersebut dalam pengajuan tertulisnya.
Dalam memutuskan apakah Holmes akhirnya akan mengekstradisi Meng atau tidak untuk kasus dugaan tindak penipuan ini, ia harus mempertimbangkan dasar putusannya apakah proses pengadilan Meng yang berlangsung di Kanada ini cukup bukti atau tidak, sedangkan hal yang dituduhkan kepada Meng terjadi di negara lain.