Jayapura (ANTARA) - Manager pencak silat Provinsi Sumatera Barat Rahmat Wartira mengatakan masih akan menjagokan atau bertumpu pada pesilat Suci Wulandari untuk menyabet medali emas di Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua.

"Suci Wulandari adalah peraih medali emas SEA Games 2019 di Filipina dan kita harapkan ia bisa meraih prestasi terbaik di PON XX," kata dia di Jayapura, Rabu.

Selain di SEA Games 2019, pesilat kelahiran 27 Desember 1994 tersebut juga berhasil mengharumkan nama Indonesia di tingkat internasional usai meraih medali emas pada Kejuaraan Open India 2018 lalu.

"Makanya di PON edisi kali ini kita tetap berharap dan memberi perhatian ke Wulandari," kata Rahmat.

Selain Suci Wulandari, Rahmat Wartira mengatakan Ranah Minang juga masih akan bergantung dan menaruh harapan besar kepada pesilat Anton Yuspermana peraih medali emas PON XIX di Jawa Barat.

Oleh karena itu, sebelum PON edisi Ke-20 dimulai, Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Sumatera Barat telah menyiapkan dengan matang para pesilat yang akan bertanding di Bumi Cenderawasih.

Namun, di satu sisi, Rahmat yang juga merupakan Wakil Ketua Komisi Disiplin Pengurus Besar IPSI tersebut mengaku perhelatan PON XX juga menjadi beban tersendiri bagi Suci dan Anton untuk mempertahankan prestasinya.

Sedangkan untuk pesilat-pesilat lainnya ajang olahraga terbesar di Tanah Air tersebut merupakan kali pertama bagi mereka tampil untuk membela kampung halaman.

"Bagi yang pertama kali tampil di PON ini mentalnya harus kita genjot terus agar mereka bisa percaya diri dan menaikkan jenjang karir ke depannya," ujar Ketua Harian IPSI Sumatera Barat tersebut.

Pada hari pertama pertandingan cabang olahraga pencak silat yang berlangsung di Gedung Olahraga (GOR) Toware, Suci Wulandari salah satu pesilat andalan Ranah Minang melangkah mulus ke babak selanjutnya setelah menyingkirkan Afriani Laurensia pesilat dari Sumatera Utara.

Sebagai tambahan informasi, Afriani Laurensia Barus merupakan pesilat putri Sumut peraih medali perunggu di PON XIX Jawa Barat.
 

Pewarta : Muhammad Zulfikar
Editor : Muhsidin
Copyright © ANTARA 2024